𝐧𝐢𝐠𝐡𝐭𝐬𝐭𝐨𝐫𝐲.

Semenjana Kasih.

donghyuck lelah.

pulang dengan rembulan di atas atap taxi dengan kepalanya yang sudah terasa teler mau mati. beruntunglah dia masih ada taxi online yang mau menerima pesanannya di malam buta seperti ini. apa itu lockdown atau social distance yang diberlakukan negara? donghyuck tetap harus pulang malam, bahkan lembur seperti ini. seminggu penuh sudah ia lembur.

harap-harap ada liburan yang digadang-gadang, hilang sirna semua. pesanan buku masih banyak, bisnis percetakannya, atau bisnis kue kering onlienya. entah harus bersyukur atau malah menestapai, donghyuck lelah, itu saja.

bahkan, hingga tidak sempatlah dia untuk bercengkrama ria bersama sang suami. tak bisa merasakan netflix and chill di minggu-minggu yang lalu. iya, pria dengan rambut coklat madu itu telah menikah. menikah dengan seorang lelaki yang menurut donghyuck cukup tampan jika disandingkan dengan dia. tidak setampan johnny memang -kakak donghyuck- tapi tetap tampan, tenang saja. bule, harus.

tak seperti dia, suaminya itu bekerja dari rumah, tambahkan hashtag yang sedang marak tersebut. donghyuck sudah terlampau iri dengan sang suami. di hari-hari sebelumnya, biasanya dia duluan yang sampai rumah, lalu melakukan kegiatan untuk melanjutkan kebahteraan rumah tangga mereka, apalagi? memasak. perlu diakui, suaminya yang satu itu tak memiliki kemampuan memasak yang cukup baik. hanya memasak ramen, dan juga telur -itupun sebab belajar dahulu 3 minggu secara terus-menerus. jadi, dia yang memegang kedali untuk memasak. hihi, lucukan suaminya itu? memasak sebutir telur saja perlu 3 minggu, sungguh suami yang giat. bisa dibilang juga menjadi salah satu alasan mengapa donghyuck bisa terjatuh dalam lubang cinta.

"aku pulang." sudah-sudah sampai rumah saja. melepas sepatu, dan menatanya rapi. figura fhoto pernikahan mereka terpampang jelas sebagai pembuka. suaranya ia cicitkan, agar tak begitu berisik di hening malam. lampu-lampu jalan sudah terlihat begitu terang, begitu pula pohon-pohon yang semakin gelap.

donghyuck tersenyum sendiri jadinya, rindu akan suami tiba-tiba hadir. sedang apa ya di jam waktunya tidur begini? apa pekerjaannya untuk menulis telah selesai? atau lagu barunya sudah jadi? begitulah kalau punya suami seorang sastrawan. keren ya, bahkan dia tidak akan pernah menyangka bisa menikah dengan seorang sastrawan. mungkin bayangan kalian kata-kata keju akan terus mampir di kehidupan, buktinya tidak. pria itu, dengan rambut hitamnya tidak keju, maupun romantis.

boro-boro romantis, minta diperhatikan saja susah. suaminya kalau sudah fokus, susah di ganggu. mau dia merengek, mau dia tatap tajam, tak mempan. kecuali jika diganggu untuk hal-hal yang bisa menciptakan bayi kecil sih, suaminya yang pertama akan menyaut.

"bagaimana harimu?" itu mark. sedang di dapur, entah sedang apa. donghyuck hanya bisa melihat sepasang mangkok dengan sereal di depannya, mungkin ingin membuat makanan mengganjal perut sebelum tidur.

kebiasaan mark yang terkadang donghyuck ikut irikan. maksudnya, walau makan sebelum tidur juga, perut mark tetap kokoh terpasang enam buah roti yang enak di sentuh. tidak seperti dia, andai mau melakukan hal tersebut mesti olahraga lepasnya untuk menghilangkan kalori yang diciptakan. dia benci olahraga, catat itu. lebih baik menahan lapar dibanding olahraga ekstra (selain olahraga hariannya di pagi hari) bersama mark.

hendak menjawab sembari mengambil duduk, namun ditahan mark dengan kerlingan tajamnya, "mandi dulu sayang."

donghyuck tidak bisa untuk tidak mendesis tidak suka. mark memang benar, tubuhnya lengket sekali semenjak pagi tadi. tetapi, biarkan dirinya duduk dululah, lelah tahu kakinya yang jenjang ini diajak jalan sedari tadi untuk memeriksa pesanan.

mark sadar. oh ayolah, mana ada orang tidak sadar jika diberi tatapan tak suka yang entah mengapa menjadi lucu itu. donghyuck masihlah lucu kendati wajahnya berminyak lelah begitu, "mandi, sayang. nanti ku tunggu di kamar." ujar mark terkekeh diakhir kata. serealnya sudah jadi, ingin dibawa pergi kelantai atas. tetapi terhalang dahulu untuk melihat si bayi beruang masih mencebik tak jelas.