2. Mochaccino

74 14 1
                                    

"Atas nama Cinta..." ucap Wardana cukup lantang setelah membaca nama pemesan dua cangkir mochaccino yang saat ini ia pegang.

Kemudian Wardana melihat tangan yang melambai padanya, membuatnya langsung membawa pesanan itu pada gadis yang memberinya lambaian tangan. Gadis itu duduk bersama satu temannya di meja yang berada tepat disebelah dinding kaca, memperlihatkan kondisi jalanan saat ini.

"Sejak kapan nama lu jadi Cinta?" tanya gadis yang duduk didepannya.

"Pokoknya selama gua ngopi disini, nama gua jadi Cinta, titik, nggak ada tapi-tapian"

"Ganti nama gitu buat apa coba?"

"Biar khas, jadi Kak Wardana bisa inget sama gua"

"Kak Wardana siapa?"

"Mas yang itu tuh.." ucap gadis itu sambil memberi temannya sinyal kalau sang barista aka Wardana sudah berada sangat dekat dengan mereka. Lelaki itu berjalan menuju kedua gadis itu sambil bersenandung.

"Atas nama ciiinnntaaaa...   Eh Cinta, udah kesini lagi kamu"

"Iya Kak, ini lagi ketemuan sama temen" gadis itu mendadak feminim.

"Ini pesanannya ya" ucap Wardana sambil memindahkan cangkir pada meja.

"Makasih Kak"

"Cinta sering banget pesen mochaccino, suka banget ya sama yang manis-manis?"

Seperti itulah Wardana, suka mengobrol 'ramah' dengan pengunjung. Kebanyakan, pengunjung yang sudah pernah mengobrol dengan Wardana tak lama lagi akan menjadi pelanggan di kafe Satria.

"Soalnya aku nggak begitu suka kopi Kak, pahit soalnya"

"Lain kali coba deh pesen americano, soalnya meskipun kamu minum americano pun kayaknya nggak bakal kerasa pahit"

"Lah? Bukannya americano  itu lumayan pahit ya?"

"Iya emang pahit, tapi kalo yang minum kamu bakal jadi manis" ucap Wardana yang ia akhiri dengan kedipan mata.

Mendengar ucapan Wardana membuat gadis yang menamai dirinya sebagai Cinta pun tak bisa berkata apa-apa, apalagi teman yang saat ini sedang bersamanya. Memangnya siapa yang tidak speechless saat digombali lelaki beparas tampan seperti Wardana?

"Selamat menikmati" kemudian Wardana pergi meninggikan keduanya yang masih tercengang.

"Fix, gua harus sering-sering ngafe disini"

"Gua bilang apa, kan? Lu nggak bakal nyesel gua ajakin kesini"

***

"Jadi gitu kerjaan Kak Wardana disini?" tanya Hana saat melihat interaksi antara Wardana dan dua gadis pemesan mochaccino yang baru saja dia gombali.

Sesuai yang Milka janjikan pada Wardana, dia mengajak Hana untuk mengerjakan tugasnya di kafe Satria.

Keduanya cukup sibuk dengan lembaran kertas yang penuh dengan tabel dan angka, sangat memperlihatkan bahwa mereka adalah anak akuntansi.

Mereka duduk agak jauh dari dua gadis itu, namun pembicaraan mereka cukup terdengar.

"Kata Kak Wardana itu termasuk strategi marketing" Milka terkekeh. 

"Lu nggak cemburu ngeliat Kak Wardana ngengombalin cewek?" tanya seorang gadis yang duduk berhadapan dengan Milka.

"Sebelumnya dia juga udah ijin sama gua sih, katanya dia bakal berhenti kalo gua nggak suka. Tapi kalo ternyata gombalinnya kayak gitu sih gua nggak papa"

LEAVE [Kim Wooseok and Kim Minju] | 3rd of FLASH SERIES I AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang