05. Americano

29 5 0
                                    

"Aku udah punya pacar"

Brian langsung melepaskan genggamannya, badannya seketika melemas saat kalimat itu dilontarkan oleh gadis didepannya itu.

Suasana menjadi canggung selama beberapa saat, tidak ada percakapan, hanya ada tatapan singkat yang berakhir dengan saling mengalihkan padangan masing-masing.

"Namanya Wardana, bukan?"

Sontak mata Milka membulat dengan sempurna setelah mendengar apa yang ditanyakan Brian. Pergerakan itu pun tertangkap oleh mata Brian, membuatnya yakin bahwa dugaannya benar.

"Ahh... Ternyata bener, dia orangnya"

"Kak Brian kenal sama Kak Wardana?"

"Dia patner kerja aku yang baru" tak paham dengan apa yang dikatakan Brian, Milka pun memicingkan matanya.

"Sebenernya bukan patner kerja sih, tapi bisa dibilang dia itu orang kepercayaannya client ku. Jadi akhir-akhir ini aku sama dia beberapa kali ketemu"

"Kak Brian itu yang mau desain ulang kafenya Kak Satria?" lalu Brian bedehem.

"Oh.. jadi Kak Brian desainer yang dibilang Kak Wardana itu" Milka mengangguk paham.

***

Milka dan Hana sedang berada di kamar kost Hana untuk mengerjakan tugas mereka. Kali ini mereka memutuskan untuk tidak mengerjakan di kafe karena selain untuk mengubah suasana, mereka ingin menghemat uang dengan tidak membeli minuman disana.

Padahal saat itu Hana sudah mulai membereskan berkas-berkas miliknya dan menutup file tugasnya itu. Ia hendak menutup laptopnya, namun tak jadi karena melihat Milka melamun.

Sedari tadi Milka hanya berbaring memandangi pemandangan di luar jendela kamar Hana, dia mengabaikan laptopnya yang menyala dengan beberapa file berisi data yang seharusnya ia olah.

"Mil.. Milka.." panggil Hana pada gadis itu sambil menggoyangkan lengan Milka.

"Ah iya, Kenapa Han?" akhirnya Milka pun sadar.

"Kamu kenapa sih? Daritadi kok ngelamun gitu. Inget, tugas yang ini besok lusa udah harus dikumpulin"

Memang Hana yang bicara, namun tatapannya fokus pada camilan yang berada di dekatnya. Dia mengatakannya sambil mencoba membuka bungkus camilan yang sekarang ia pegang.

Milka pun hanya menjawabnya dengan menghembuskan nafasnya dengan kasar.

"Aaa.." ucap Hana pada Milka, seakan menyuruh gadis itu untuk membuka mulutnya.

Milka yang sudah hafal kebiasaan Hana pun membuka mulutnya dan memakan camilan keju berbentuk ring setelah camilan itu dimasukkan Hana pada mulut Milka.

"Hana, lu nggak bosen apa jajan mulu?" tanyanya sambil mengunyah camilan itu. Hana pun hanya menjawabnya dengan tawaan ringan.

"Nggak usah malingin pembicaraan deh, ayo cerita" Milka terkekeh mendengarnya, sahabatnya sudah hafal taktik pengalihan topik versinya, yaitu menanyakan tidak bosankah Hana jajan.

"Kemaren lusa, gua kan bilang sama lu kalo gua ada janji ketemuan"

"Terus?"

"Coba tebak siapa yang gua temuin?"

"Ih males ah pake tebak-tebakan, mending gua lanjut jajan aja" goda Hana pada Milka.

"Hana ih nggak asik" Milka terlihat mulai merajuk, namun Hana puas melihatnya. Dia justru malah tertawa.

"Iya iya gua bercanda doang kali, emangnya lu kemaren lusa ketemuan sama siapa sih? Kok kayaknya dia ini spesial banget buat lu" tanya Hana sambil mengunyah camilannya.

"Gua ketemuan sama Kak Brian"

Seketika Hana langsung tersedak saat mendengar nama itu.

"Bercanda lu ya?" Hana masih belum mempercayainya.

"Gua serius Hanaaa.."

"Kata lu dia kuliah di Jepang?"

"Dia udah lulus Han, dan dia emang baru beberapa hari yang lalu balik ke Indonesia"

Setelah itu Hana membereskan camilannya, menutup bungkusnya hingga dia tak bisa memakan isinya lagi. Dia letakkan camilan itu di meja dekat ranjangnya.

"Oke, kayaknya ini bakal jadi obrolan yang lumayan serius deh" ucap Hana sambil memposisikan dirinya duduk siap.

"Jadi, gimana awal mulanya ini?"

"Ya gitu, tiba-tiba Kak Brian ngehubungin aku dan dia bilang kalo dia pengen ketemu. Yaudah deh gua sama dia ketemuan"

"And then?"

"Sebenernya gua tuh nggak papa kalo misal cuma ketemu aja sama dia sambil nanyain kabar gitu kan, toh gua sama dia emang udah empat tahun nggak ketemu"

"Tapi jujur, gua kaget setelah dia bahas tentang masa lalu gua sama dia"

"Kenapa emang, dia mau minta maaf gitu?"

"Itu juga sih, tapi sebenernya bukan itu yang bikin gua mikir"

"Terus apaan dong?"

"Dia minta balikan"

"HAH?" kali ini suara Hana benar-benar bernada tinggi, padahal dia adalah tipe gadis yang kalau sedang bicara sangat kalem.

"WOY KALEM DIKIT DONG" Milka ikutan ngegas.

"Ya gimana gua nggak kalem kalo tiba-tiba dia minta balikan lagi setelah apa yang udah dia lakuin ke lu"

"Terus terus, dia tau nggak kalo lu udah punya pacar?"

"Dia aja tau kalo Kak Wardana itu pacar gua"

"Loh, kok bisa sih?"

"Kak Brian itu tetanggaan sama Kak Satria, dan karena itu Kak Brian yang bakal ngurus desain interior yang baru buat kafe Kak Satria"

"Nah karena Kak Wardana orang kepercayaannya Kak Satria di kafe itu, Kak Wardana ngurus desain itu bareng sama Kak Brian"

"Ck, ternyata dunia bener-bener sesempit ini ya" Hana tak habis pikir setelah mengetahui yang sebenarnya terjadi.

Kali ini Milka hanya meresponnya dengan mimik wajah yang linglung.

"Gua bingung Han, gua takut kalo gua ntar salah ambil langkah"

"Salah ambil langkah gimana?"

"Gini lo, sekarang kan aku sama Kak Brian udah tau sama tau tentang apa yang udah terjadi, tapi nggak untuk Kak Wardana"

"Maksud lu? Dia nggak tau apa-apa gitu?"

"Iya Han, dia belum tau apa-apa" Hana mulai ikut berpikir.

"Kak Wardana itu orangnya percaya banget sama gua, dan dia emang nggak mau maksa gua buat ceritain apa yang emang belum siap untuk gua ceritain ke dia"

"Jadi Kak Wardana tuh masih belum tau alasan kenapa gua sebelum jadian sama dia lama banget buat nerima perasaannya dia. Apalagi kalo tentang Kak Brian, dia sama sekali nggak tau"

"Ya kalo dikaitin sih nyambung juga, kalo misal lu ngasih tau ke Kak Wardana kenapa lu dulu lama banget buat bisa nerima dia, pasti dia bakal cari tau tentang Kak Brian pas itu"

"Apalagi Kak Wardana tuh bucin banget sama lu, Milka. Ibaratnya nih ya, kalo misal ada yang berani ngapa-ngapain lu tuh harus ngadepin dia dulu"

"Dia nggak mau ada orang yang bikin lu nangis atau menderita, jadi kalo nanti dia tau tentang ini ya bakal susah juga, mereka berdua kan juga masih ngurus desain kafe bareng kan"

Hana diam beberapa saat, lalu dia melanjutkan ucapannya.

"Kecuali kalo misal lu bisa bicara baik-baik sama Kak Wardana, dan lu bisa ngeyakinin dia kalo lu udah maafin Kak Brian. Kalo lu bisa ya berarti bakal aman, mereka berdua bakal damai-damai aja"

"Kalo urusan itu sih kayaknya gua bisa urus, yang gua nggak bisa itu bikin Kak Brian berhenti buat ngajak gua balikan. Kalo Kak Wardana tau tentang itu, gua beneran nggak bisa bayangin bakalan gimana"


LEAVE [Kim Wooseok and Kim Minju] | 3rd of FLASH SERIES I AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang