Chapter 4

1.3K 189 8
                                    

Jangan lupa vote and sharenya 😍
Hehehe..
Dukung always Narie + Arie 😄






















Happy Reading










Karena kupikir kalian bosan dengan Soonyoung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Karena kupikir kalian bosan dengan Soonyoung. Ehe, akan kubawa kalian melihat sudut pandang lain.

Masa lalu.
Sebuah masa lalu.

Di Kastil yang megah. Para Prajurit menunduk hormat ketika seseorang yang mereka hormatinya.
Langkahnya terburu- buru.

"Dunia ini akan hancur.. Jika kita tidak bertindak" ujar seseorang. Semua mata memandangnya.
"Apa maksudmu ?!"

"Yang Mulia.. Dunia ini akan hancur.. Karena kita.." Langkahnya terhenti.

Mata kecilnya menatap bingung pintu besar di sebelahnya.
Dia mendekat, dan menempelkan telinganya pada pintu itu.

"Tuanku.. Hanya ada satu cara, mengorbankan putra mahkota anda.."
BRAK !

"Jangan berkata yang tidak- tidak, Perdana Menteri.. Tidak ada yang boleh mengorbankan putraku"
"Tapi yang Mulia, Tuanku.. Dunia akan hancur.."
"Biarlah Dunia ini hancur asal putraku aman, dan bahagia.."

"Tapi Dunia tidak akan aman dan bahagia lagi"
"Kenapa ?!"

"Karena.."

Chan membuka matanya, ketika cahaya menyinari tubuhnya.
Dia menatap Wonwoo dan Soonyoung yang tertidur. Juga Minghao dan seseorang yang terluka kemarin malam.

Chan berjalan ke arah Jendela.
Para Warga mulai beraktifitas seperti biasa. Chan menatap cincin yang ia pakai.

Kak !
Aku akan menemukan mu..
Aku janji..


"Chan ?!" yang dipanggil menoleh.
"Oh.. Kak Soonyoung, selamat pagi" ujar Chan. Soonyoung mengangguk.

"Dia bingung.."
"Em.. Kenapa kita tertidur ya ?!" Chan ingin terkekeh.
Dia tidak ingin ada yang tahu, jika semalam Chan menggunakan kekuatannya.




"SEMBUNYI !! PARA PEROMPAK DATANG !!" Teriak Minghao. Para warga panik dan segera bersembunyi. Minghao membawa seseorang.

"Ayo sembunyi.. Tolong bantu aku membawanya.." ujar Minghao.
Wonwoo dan Soonyoung mengangguk.

Chan menghela napasnya, lalu mengerakkan tangannya kecil.

Wonwoo, Soonyoung, Minghao dan orang tadi seketika tertidur semua.
Chan tersenyum. Dia mengintip dan berbisik.

"Desa ini kosong, Tuan.."
"Mereka pasti kabur.. Ayo cari mereka..." Orang - orang tadi pergi.
Chan berbalik dan memegang bahu seseorang.

Luka di tubuhnya sembuh.
Chan segera mendekati Wonwoo, dan tertidur di sebelah Wonwoo.







Wonwoo membuka matanya, sesekali dia menguap. Lalu menatap sekitarnya bingung.

"Sejak kapan kita tidur ?!" tanya Wonwoo. Soonyoung menggeleng tidak tahu.

"Umh ? Eh... Lukaku sembuh, Hao.. Hao.. Lukaku sembuh" Yang punya nama terbangun, dan menoleh.
"Iya, Wen... Aku lihat, berterima kasihlah pada Wonwoo dia lah yang menyembuhkanmu" ujar Minghao. Wonwoo mengeryit.



"Aku tidak melakukannya.." Mereka menatap Wonwoo bingung.
"Eh ?! Tapi hanya kau yang punya kekuatan penyembuh, Wonu- ya.." ujar Soonyoung. Wonwoo menggeleng.

"Aku tidak melakukannya.." seru Wonwoo. Mereka diam.
"Eum.  Baiklah aku akan tetap berterima kasih saja deh pada kalian" ujarnya, lalu berdiri "Perkenalkan nama saya Wen Junhui.."

"Pangeran dari Klan Wen, bukan ?!" tanya Wonwoo. Junhui mengangguk.

"Kalian !??"



"Aku Kwon Soonyoung, ini Jeon Wonwoo dan Chan" ujar Soonyoung. Junhui mengangguk paham.
"Kalian hendak jadi pengelana ?!" tanya Junhui.

Soonyoung menggaruk tengkuknya bingung.
"Em.  Ya mungkin bisa dibilang gitu, kami ingin pergi mencari semua jawaban itu.."

"Aku mau ikut, boleh ?!" tanya Minghao.
"Tidak, Hao.." larang Junhui. Minghao cemberut, tapi dia menatap berharap pada Soonyoung dan Wonwoo.

"Boleh.." ujar Soonyoung.
Junhui mengangguk dan Minghao bersorak senang.

"Tapi, aku ikut Hao.." Minghao mendengus tidak suka. Dia bangkit hendak pergi keluar dari rumahnya.


"Kalian sudah menikah ya ?!" tanya Wonwoo yang menatap cincin di jadi manis Junhui.
Junhui hanya tersenyum kecil.
"Yup ! Tapi ini terpaksa..." ujar Junhui tenang. Hening.


Tidak ada yang berbicara lagi.
Wonwoo menatap datar Junhui yang hanya menunduk.

Dia melirik Chan yang sekarang tengah tersenyum kecil.






Mata kecil nya menatap air di depannya yang beriak.
Dia bingung.

"Ada apa dengan airnya ya ?!" tanyanya. Tangan kecilnya bergerak membaca mantra kecil.
Air di depannya mulai tenang.

Dia menghela napasnya kecil.
Air tadi menampilkan wajah seseorang, berganti lagi dan lagi.
"Chan.." ujarnya.

Wajah tadi menghilang.
Dia menunduk.

"Aku lelah..." ujarnya.

T B C !
Jangan lupa vote and sharenya 😍 gaes !!
Dukung Arie ya ☺ hehe..

Salam Hangat
Arie #Savage #Swag 😎😎

- 𝕆𝕦𝕣 𝕎𝕠𝕣𝕝𝕕 : 𝐒𝐨𝐨𝐧𝐇𝐨𝐨𝐧 - ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang