Chapter 9

1.1K 178 7
                                    

Jangan lupa vote nya ಥ⌣ಥ
Kalian lebih merindukan SoonHoon rupanya :v

Dukung Arie selalu ya..





Happy Reading !

"Apakah terjadi sesuatu ketika aku pergi ?" tanya Mingyu. Yang ditanyai menunduk hormat.
"Tidak.. Tuan Jihoon masih pingsan, beliau tidak keluar kamar sama sekali" ujar Samuel. Pengabdi Jihoon yang lain, tapi yang lebih dekat dengan Jihoon, hanya Mingyu. Tidak ada yang berani masuk kamar Jihoon, kecuali Mingyu, dia mengangguk.
"Tolong, buatkan Teh hangat untuk Tuan Jihoon.. Aku akan mengecek ke kamarnya.."
"Baik.."

Mingyu segera berlari cepat ke kamar Jihoon.
"Tu- Jihoonie..." Mingyu terkejut melihat Jihoon yang berada di lantai.

Tubuh Jihoon mengeluarkan keringat dingin, tapi suhu tubuhnya panas. Ruangan kamarnya pun bersuhu dingin.
Mingyu segera mengangkat Jihoon ke atas kasur, dan menyelimutinya.

"Samuel... Cepat !" Pintu terbuka, dengan Samuel yang membawa secangkir Teh. Mingyu menerima cangkirnya, dan memasukkan daun yang ia terima dari Jisoo ke dalam cangkir.

Mingyu segera membantu Jihoon duduk, dan membantunya minum.

"Ugh.." Senyum Mingyu dan Samuel merekah lebar.
"Saya akan siapkan makanan secepatnya.." Samuel berlari keluar dengan bahagia.

"Mingyu.." panggil Jihoon, Mingyu diam, "Aku rasa aku akan bertemu dengannya.."

Siapa ?

"Kurasa.. Dia bisa menolongku dan dunia ini" Mingyu membantu Jihoon duduk.
"Apakah dia punya kekuatan besar ?"
Jihoon diam, lalu menggeleng.

"Dia lemah.."

Apa gunanya jika dia bisa menyelamatkan mu, tapi dia saja lemah...

"Tapi.. Tekadnya kuat, mungkin dia akan kesini" ujar Jihoon. Mingyu mengangguk patuh.
Samuel datang membawa nampan berisi makanan.

"Saatnya makan siang, Tuan.."







"Kalian hendak mencari jawaban Dunia ini ?" tanya Seungcheol sambil meneguk tehnya.
"Hanya dia.." tunjuk Wonwoo sambil menunjuk Soonyoung. Yang ditunjuk mengangguk, tapi kemudian terdiam.

"Eh ? Bukankah kamu juga, Wonu" seru Soonyoung.
Wonwoo mengangkat bahunya tidak acuh.

"Jujur saja.. Ini akan sulit dari pada memusnahkan para Bayangan" ujar Jun. Minghao menyikut suaminya.
"Aw !"

"Lalu kalian yakin bisa menang jika bertemu para Bayangan ?!" tanya Seungcheol. Mereka terdiam.
Hening.
Seungcheol tersenyum tipis, matanya menahan seketika.

Dia menatap mereka satu - persatu.
Dan memperhatikan sekitarnya.
Seungcheol bisa merasakan kekuatannya.

Soonyoung si pengendali Api
Wonwoo si penyembuh
Jun si ahli panah juga raja angin
Minghao sang ratu angin
Chan....

Seungcheol menatap bingung Chan datar.
Alisnya berkerut menatap Chan yang hanya diam saja dari tadi

Ini berbahaya..

Cangkir diletakkan di hadapan mereka masing - masing oleh Jisoo.
Jeonghan menaruh beberapa piring berisi biskuit yang ia bawa.

Jisoo tersenyum lebar.
Wonwoo menatap curiga Jisoo. Jujur saja, dia merasakan curiga.

"Kau menatap saudaraku seperti itu.. Apa ada sesuatu yang mengganjal" ujar Jeonghan.
"Ah.. Tidak.." Seungcheol terkekeh.

"Kau pasti curiga, kan ? Pada istriku.." tanya Seungcheol. Wonwoo mengangguk. Soonyoung mengikut Wonwoo.
"Ish ! Kau itu" bisik Soonyoung.

"Sepertinya kau berpikir dia bisu, kan ?!" Wonwoo mengangguk.
"Dia memang bisu secara nyata, tapi dia selalu berbicara dengan telepati.."
"Bawaan ?" tanya Wonwoo. Jisoo mengangguk semangat.

Wonwoo terdiam.

"Namaku adalah Hong Jisoo, jarang mendengar marganya, bukan ?! Tentu saja.. Klan itu sudah hancur karena kutukan bisu"

"Ah.. Seperti itu rupanya.."
Wonwoo kini terdiam. Dia tidak ingin menatap mata Jisoo.
Karena dia baru sadar, mata Jisoo juga buta sebelah.

Jisoo tersenyum manis.
Sangat disayangkan dia harus terlahir dari Klan kurang beruntung.




"Jadi ? Kalian akan ke Utara ?" tanya Seungcheol.
"Mungkin.." Seungcheol tersenyum.

"Boleh aku meminta tolong pada kalian semua..." ujar Seungcheol.

"Apa itu ?" tanya Junhui.

"Tolong pergilah ke Gunung Haevn'a.. Carikan aku sebuah bunga langka.." ujar Seungcheol.
"Apa.. Kenapa tidak kau saja yang kesana ?" tanya Junhui. Seungcheol menjentikkan jarinya.

Seluruh pintu dan jendela seketika tertutup dan terkunci rapat.
Seluruh celah bahkan terkunci rapat. Seungcheol tersenyum tipis.

"Maka, kalian akan terkurung disini, selamanya..." ujar Seungcheol.

KLANG !
KLIK !

Mereka menatap kaki mereka yang terborgol. Seungcheol masih tersenyum licik, juga tangannya menyilang di depan dada.

Jeonghan dan Jisoo hanya diam saja.

"Baiklah.. Asal kalian juga harus ikut" seru Soonyoung.
"Tentu saja.. Kami akan mengawasi kalian, dan kalian juga harus melindungi kami" seru Jeonghan.

Wonwoo berdecak.
Junhui dan Minghao menghela napas.

Soonyoung tersenyum percaya diri.
"Tentu !"

"Aku suka semangatmu..." puji Seungcheol.



Soonyoung hanya tersenyum kecil.





Harap sabar sebentar ya..
Aku yakin kita akan bertemu sebentar lagi...


Soonyoung mengatakan hal tadi pada orang yang ada di depannya.
Orang itu tersenyum.

"Tentu.. Aku akan bertahan sampai kau tiba.."
Tangan mereka saling bergenggaman.

"Tolong.. Jangan lama- lama.. Ini menyakitkan.." Soonyoung memeluknya.

"Tidak akan... Bertahanlah.."




Pelukan mereka mengendur.
"Bisa tolong carikan seorang tabib, dan bawalah padaku.."
"Apakah kau tahu nama tabibny ?" dia menggeleng. Soonyoung bingung.
"Dia.. Dia terkenal sebagai King di gunung itu.." Soonyoung tersenyum.

"Tentu..."
Soonyoung mengecup tangannya.

Sabar ya..




T B C !!!
Hello gaes :) Eh ?! Arie update lagi.. Iya biar kita cepat selesai.. Maybe antara sabtu minggu deh punya :"

Harus bisa seminggu dua kali kalo bisa...
Dukung Arie ya ( ˘ ³˘)❤

Arie #Savage😎
Pamit ! Undur dirrriiiiiiiii (」゚ロ゚)」

- 𝕆𝕦𝕣 𝕎𝕠𝕣𝕝𝕕 : 𝐒𝐨𝐨𝐧𝐇𝐨𝐨𝐧 - ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang