Sabtu, 25 November 2017
Suatu malam di kota Jakarta, untuk pertama kalinya Sesilia Kirana menginjak lantai Diskotik dan gemerlapnya dunia malam. Cewek yang kerap kali dipanggil Sesil ini, datang dengan temannya sebut saja; Fera--Anak salah satu Aparatur Kepolisian yang biasa mengunjungi tampat hiburan malam, cewek dengan tinggi semampai ini lebih terkenal dengan kelakuannya yang badung--lebih tepatnya tidak pernah menurut pada orang tua.
Mereka datang dengan niat untuk menonton performance DJ favorite Fera. Dan kebetulan salah satu teman dari pacar Sesilia, bekerja paruh waktu di sana. Entah, bagaimana rasanya bekerja di sana dengan para wanita-wanita yang bisa di bilang 'nakal', membuat cewek berambut coklat panjang ini semakin penasaran dan ingin masuk ke dalam diskotik. "Fer, gue udah oke belum?" ujar Sesil di depan lobi Diskotik.
Fera memegang dagunya, seraya memperhatikan wanita bergaun coklat selutut itu, dangan heels yang tidak terlalu tingginya. "Oke, perfect. Ayo masuk!" Mereka pun duduk dikursi depan barista, sesekali Sesil memperhatikan gemerlap cahaya lampu, dan suara-suara musik yang begitu kerasnya meramaikan suasana di Diskotik itu.
"Sorry, minumnya mau apa?" tawar barista menepuk tangan kanan Sesil.
"Eh!" Sesil menoleh spontan.
"Sesil?! Kok lo bisa di sini, sama siapa?"
Ternyata dia Gilang; cowok ganteng yang juga menyukai kegiatan malam bagai kelelawar mencari makan, bisa di bilang spesies langka--tipe cowok yang selalu nyempil di antara cewek-cewek 'ghibah'--karena ingin disebut cowok paling ganteng.
"Ternyata lo, Gilang! Gue sama Fer--", Sesilpun berbalik kesampingnya ternyata Fera sudah tidak ada di kursinya. Sesilpun bergeming sambil memperhatikan keramaian, mencari temannya yang tiba-tiba menghilang.
"Sama siapa, Sil?"
"Sama Fera Lang, tapi dia ngilang."
"Lang, biasa dong kopi aja!" pinta cowok yang tiba-tiba duduk di sebelah Sesil, sambil menumpangkan satu kakinya dan menghisap rokok elektrik yang ia bawa.
"Siap komandan!, eh... Sil, lo mau apa sekalian?"
"Air putih aja deh, Lang!"
"Oke, Tunggu!" Gilang pun pergi meninggalkan Sesil dan cowok bermata coklat muda itu. Sesil pun terdiam, sesekali menoleh ke arah panggung mencari Fera yang tidak kunjung datang. Di tengah keramaian tiba-tiba datang seorang pria tua dengan khas bau minuman beralkohol tercium menyengat menghampiri Sesil seraya menggoda Sesil yang saat itu sedang cemas mencari Fera.
"Hey, Cantik sendirian aja" pria itu pun mencolek dagu Sesil, Sesil yang sedang cemas saat itu menepis tangan pria itu tanpa menggubris omongannya.
"Kopi datang!" teriak Gilang, sambil meletakan kopi dan air putihnya dekat cowok bermata coklat tadi.
"Thanks, Lang!"
Cowok itu pun santai menyeruput kopi, dengan tidak mengalihkan pandangannya terhadap pria tua yang semakin tidak sopan terhadap Sesil. Pria itu mulai berani duduk dan merangkulnya, Sesil yang merasa tidak nyaman mulai berdiri tapi tidak disangka, pria itu malah memaksa untuk mencium Sesil.
"Lepasin gue!"
"Ayo dong cantik, satu malam saja!" ujar pria tua itu seraya mengenggam tangan Sesil.
Sang cowok yang memperhatikanpun geram menaruh rokok elektriknya di meja bar dan mulai turun dari kursinya, kemudian mencengkram tangan pria tua itu yang sedang memegang tangan Sesil. "Heh, tua! Mau ngapain sama cewek gue?! Lepas!"
KAMU SEDANG MEMBACA
DARK FUTURE
Novela Juvenil|"Murahan lo!" | "bejad banget sih?"| Kata-kata komentar netizen itu selalu terngiang di kepala Sesilia Kirana gadis yang masih duduk di kelas 11 SMA yang membuat ia ingin mengakhiri hidupnya berkali-kali. Sampai akhirnya ia dinikahkan dengan laki-l...