"Setiap hari mungkin bukan hari yang baik, tapi selalu ada yang baik di setiap hari."
-Sesilia Kirana-
LIPPO MALL
Biasanya orang mengunjungi tempat ini di hari libur atau akhir pekan, saat santai, dan Hangout. Menikmati hari libur bersama. Konyol! Dariel dan Sesil mengunjungi Mall pukul 08.00 tepat pada jam sekolah berlangsung.Sesil yang saat itu mengenakan seragam SMA turun dari motor bergeming melihat sekitaran Mall yang belum ada pengunjungnya. Hanya terlihat tenant-tenant yang ada di dalam mall yang meramaikan.
Dariel pun berjalan menyusul ke depan Sesil yang sedang celingak-celinguk seraya memasuki lift yang ada di basement, "Ayo, sil!" laki-laki berambut agak coklat itu pun menoleh ke belakang mengenggam tangan Sesil untuk masuk ke dalam lift. "Mall ini belum buka, Dariel!" Sesil menghentikan langkahnya, "Ikut aja pasti seneng kok!" Dengan ragu Sesil pun melangkahkan kakinya masuk ke dalam lift. Canggung! Mungkin itu suasana yang terasa didalam lift sepi hanya terisikan dua makhluk yang saling ingin menyenangkan diri di tempat ini.
Setelah menunggu beberapa menit, pintu lift pun terbuka bersama angin yang berhembus masuk ke dalam lift, di sana hanya terdapat lorong yang langsung menembus ke luar rooftop gedung Mall yang amat luas seperti lapangan, merekapun melangkahkan kaki berjalan di lorong dan keluar.
Sesil berlari ke tepi rooftop seraya merentangkan kedua tangannya saat melihat--betapa luas dan indahnya kota Jakarta dari ketinggian--yang di sinari cahaya Matahari di ufuk timur kini kian naik ke atas.
"Gue sengaja ajak lo kesini!" Ucap Dariel seraya memperhatikan gadis di depannya. Sesil memutarkan badannya menatap Dariel yang berjalan menghampirinya.
"Gue suka matahari! lo tau kenapa? Matahari selalu mengerti cara menyambut pagi dengan hangat, dan punya sejuta keindahan untuk pamit, senja dari matahari lebih tau caranya berpamitan di banding kita sebagai manusia." ujar Dariel menghela nafasnya.
"Makasih, Dariel. Udah ajak gue kesini, lo harus tau juga!" gadis berseragam SMA itu pun memutarkan badannya menghadap ke Dariel yang ada di belakangnya. "Gue udah lama ga pernah liat lagi kota Jakarta dari gedung setinggi ini so beautiful!" Dariel yang sedang berdiri sambil memperhatikan gadis cantik yang ada di depannya pun tersenyum kemudian berjalan mensejajarkan badannya.
"Apaan sih, Riel? Liatnya gitu amat!" Sesil memalingkan wajahnya yang memerah tersipu malu, "Eh... iya, gue gak pernah liat lo di sekolah emang lo kelas berapa?"
Dariel tersenyum kaku kemudian melihat ke arah langit sambil menghela nafasnya."Gue kelas dua belas IPS 3" lelaki itupun membalikan badannya menatap Sesil yang ada di samping kirinya, "Kalo lo tanya gue di sekolah pasti semua pada asing ke gue, tapi kalo lo tanya gue di Club malam semua pasti tau gue, lha. Gue itu jarang sekolah tipe orang yang kalo udah di kelas males banget, 'dah. buat keluar kaya ke kantin terus kaya orang-orang ngobrol bareng temen, kerjaan gue main video game--"
"Tunggu deh lo jarang sekolah, kenapa lo ga di keluarin?" Gadis berambut coklat itupun mengerutkan dahinya merasa heran. "Gak tau, deh" Dariel menjawab seraya mengangkat kedua bahunya tidak ingin orang mengetahui sesuatu hal tentang dirinya.
Ironis! Pertama, Dariel Edric laki-laki ganteng berkulit putih ini memiliki sejuta kemampuan, baik itu hobi menjadi Disc Jokey yang sudah melekat pada dirinya maupun kemampuan menaklukan hati pacar orang. Tapi ia tidak seperti orang biasanya yang selalu membuka diri di sekolah, tipe orang yang lebih tertutup soal urusan sekolah. Kedua, ia lebih nyaman di tempat hiburan malam ketimbang di sekolah yang menurut pikirannya sekolah itu tidak memiliki kebebasan berapresiasi.

KAMU SEDANG MEMBACA
DARK FUTURE
Fiksi Remaja|"Murahan lo!" | "bejad banget sih?"| Kata-kata komentar netizen itu selalu terngiang di kepala Sesilia Kirana gadis yang masih duduk di kelas 11 SMA yang membuat ia ingin mengakhiri hidupnya berkali-kali. Sampai akhirnya ia dinikahkan dengan laki-l...