Tujuh

15.9K 533 45
                                        

Follow dulu sebelum membaca, hargai usaha Acha buat nulis cerita ini ya🥰❤️

***

"Hai sayang, kamu baru pulang?"

Suara lembut seorang wanita membuat Kayla tersentak dan segera menoleh ke samping dimana ia menadapati kakaknya yang tengah duduk di sofa dengan majalah ditangannya.

"I-iya kak, banyak yang harus aku kerjakan di rumah sakit kak."

Kayla tersenyum canggung pada saudarinya, ia tidak ingin membuat Nazwa curiga kalau dirinya sudah menyiapkan rencana untuk melarikan diri dari rumah ini.

Nazwa menutup majalahnya kemudian berjalan pelan menghampiri adiknya yang terdiam sedaro tadi.

"Kamu tidak papa? Apa ada yang sakit?"

Nazwa mengusap pundak Kayla membuat gadis itu mau tak mau harus tersenyum hangat untuk menutupi rasa takutnya.

"Ya, aku baik. Hanya sedikit lelah saja."

Nazwa mengangguk, ia mengusap surai panjang sang adik.

"Yasudah, pergi mandi sana. Aku akan siapkan makan malam."

Kayla mengangguk canggung kemudian berjalan dengan cepat menuju kamarnya.

Kakinya bergetar ketika menaiki saru persatu anak tangga, sungguh kini ia bimbang, antara harus pergi atau tetap tinggal di sini.

Sesampainya di kamar, dengan cepat Kayla mengemasi barang-barang dan memasukannya ke dalam sebuah koper.

Ia terdiam sejenak menatap foto kedua orang tuanya, ia tersenyum miris ketika mengingat masa lalunya yang bahagia bersama kedua orang tuanya.

Segera ia meraih bingkai berukuran sedang itu dan memasukannya ke dalam koper.

Sesekali ia mengusap air mata yang  mengalir tanpa di minta.

Baru saja ia akan menyeret kopernya keluar kamar, suara ketukan pintu membuatnya terlonjak kaget dan segera menyembunyikan kopernya di bawah ranjang.

Ia menatap sebentar wajahnya dari cermin untuk memastikan tidak ada yang akan curiga dengan kepergiannya.

Kayla berjalan dan membuka pintu kamarnya dengan senyum manis dibuat-buat.

"Kayla, apa aku boleh bicara sebentar."

Nazwa menatap sendu pada Kayla, sesekali wanita mengusap sudut matanya.

Kayla sedih, iya tidak tahu apa yang sudah terjadi pada saudarinya, tapi yang pasti itu bukan hal biasa.

"Masuklah kak."

Kayla merangkul pundang sang kakak dan membawanya duduk di sisi kasur.

"Ada apa? Ayo ceritakan padaku," ucap Kayla, sesekali iya mengusap pundak kakaknya yang sedang menangis tersedu saat ini.

"Aku ... tidak tahu apa yang terjadi dengan Reyhan, akhir-akhir ini dia berubah. Dia sering mengacuhkanku, bahkan yang terakhir ia marah karena aku mengatakan keinginan memiliki keturunan, apa yang salah dari itu. Coba katakan apa yang salah?!"

Nazwa menutup wajahnya dengan telapak tangannya, tangisnya pecah begitu saja, tak kuat baginya menahan semua kesedihan yang menumpuk dihatinya.

Kayla merasa tertusuk, bagaimana kalau perubahan sikap Reyhan karena lelaki itu mencoba mendekatinya hingga melupakan bahwa ia memiliki seorang istri yang membutuhkan perhatiannya.

"Jangan berpikir seperti itu ... pasti itu hanya karena kak Reyhan sibuk saja. Dia pasti lelah." Kayla memeluk tubuh Nazwa yang tengah bergetar hebat.

"Tapi aku curiga kalau dia memiliki selingkuhan sehingga ia bosan denganku."

Muslihat Sang Ipar [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang