- lima; Pulang -

384 41 19
                                    

32 unread messages and 1 missed voice call from Hoi ini namanya Adhitsun.

"Sampe kapan gue jadi antagonis di setiap lembar dari kisah kita?"

---

"Maaa, Nelson pulang!"

"Eh, udah sampe ternyata,"

Sang kakak kedua tersenyum, menepuk pundak Nelson. Tak lama kemudian, sang ibunda datang. Ia langsung menarik putranya itu ke dalam rengkuhan.

"Kok baru pulang? Mama kangen tau, Son,"

"Ehe, sibuk, Ma. Ini juga Nelson baru libur," si anak bungsu tersenyum sambil menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. "Nelson juga ada yang mau diomongin sama Mama."

"Aih, apa tuh, Son? Dapet pacar kah?" Kakak kedua Nelson, Steffi memasang muka menggoda sambil menyenggol lengan adiknya itu.

"Engga, Kak, astaga. Kalo beneran punya pacar, mah, aku udah pamer dari dulu-dulu," pemuda kelahiran 25 Januari 2000 itu tertawa kecil. Sang kakak membalasnya dengan kekehan dan gelengan kepala.

"Yaudah, nanti ngobrol sama Mama. Nanti malem Mama ke kamar buat dengerin curhatanmu. Sekarang kamu istirahat aja, ya. Mama udah masakin ayam goreng," sang ibunda tersenyum, lalu mengusap pucuk kepala putranya.

"Iya, Ma, makasih," tanpa babibu, Nelson langsung menuju ruang makan untuk menyantap makan siangnya.

.
.

Bugh!

Merebahkan diri di kasur yang empuk memang nyaman. Kamar lama, Nelson sangat merindukannya. Bagaimana tidak? Ia sudah tinggal di rumah ini selama 17 tahun.

Sudah pukul tiga lebih limabelas menit. Langit sudah berubah warna, tidak seterang tadi sebelum Nelson pulang ke rumah keluarganya ini.

"Kangen banget," ujarnya lirih, masih tenggelam dalam kasurnya yang empuk itu.

Empuk dan nyaman, membuat Nelson mengantuk. Lama kelamaan, pemuda itu terjun ke alam mimpi.

.
.

Sudah pukul lima. Hampir dua jam Nelson tertidur. Pemilik surai hitam itu mendudukkan diri di ranjang, meraih ponsel yang terletak di nakas, lalu membuka WhatsApp.

Adhit mengirim pesan kepadanya, lagi. Nelson makin merasa bersalah.

||Hoi ini namanya Adhitsun||

Nel
[16:23]

Gw disuruh erpan ngechat lo, nih
[16:23]

Pdhl dia kan bs chat sendiri. Anjr emg
[16:24]

Kt ce tepi lo plg ke rmh?
[16:25]

sampein salam ke mama, papa, ce tepi sama ce joan. Ke kucing tetangga jg dh, kgn gw sm dia
[16:27]
---

"Ceeeee!"

"Apasih, Son?" Steffi yang tengah duduk di ruang keluarga-- melirik malas.

"Cece ngasih tau Adhit kalo aku di sini?!" Nelson mendudukkan diri di sofa--di sebelah kakak keduanya itu. "Ceeee, jangan kasih tau Adhit harusnyaaaa."

"Emang kenapa, sih?"

"Rahasia, Ce. Aku bilangnya lagi sibuk kuliah sampe gak bisa ikut mereka pergi," beberapa detik, baru Nelson menyadari kalau ia telah keceplosan.

"Eh? Kalian berantem?!" Kini Steffi yang ngegas.

"Enggak gitu," Nelson menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. "Ada alasan, Ce."

Lies [BeaconCream × 4Bro]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang