Bab17

1.3K 108 13
                                    

Donghae dengan gugup sudah berdiri di luar rumah Hyukjae dengan telapak tangan yang berkeringat dan jantung yang berdetak kencang.

"Aku harus melakukanya"dan dengan itu dia mengetuk pintu tapi tak ada jawaban. dia mengetuk lagi dan mendapatkan respon yang sama.

Dia melihat dibawah dan menemukan kunci pintu.

"Mungkin dia pergi ke toko"pikir Donghae dan menunggu di luar pintu dengan sabar,dia bertekad akan membawa Hyukjae pulang malam ini juga.tidak peduli bahwa dia akan mendapatkan makian atau pukulan dari suaminya itu.dia ingin meminta maaf dan untuk pertama kalinya dalam hidup dia membutuhkan pelukanya bukan secara seksual.

Dia tidak tahu apa yang terjadi,tapi sesuatu dalam dirinya mendorongnya untuk menemui Hyukjae dan membawanya kembali. Dia telah mencoba mengabaikan perasaan ini selama berbulan-bulan tapi melihat sekretaris ayahnya datang membawa surat cerai hari ini. Dia tak bisa mengabaikanya.

Setelah 1 jam berdiri di luar pintu dia lelah,dan duduk di teras depan pintu rumah Hyukjae,Dia tidak peduli jika nanti celananya kotor oleh debu yang menempel. Dan dia tak menghiraukan tatapan aneh yang orang berikan saat lewat di depanya. Bahkan ini pertama kali untuk Donghae menunggu seseorang. Karena dia membutuhkan Hyukjae.

Sudah 6 jam dia menunggu bahkan ini sudah hampir pagi. Bahkan baterai ponselnya sudah sekarat karena dibuat permainan.Dia mendengar langkah kaki mendekat yang membuat jantungnya berdetak dengan kencang, Dia bangkit dan memperbaiki pakaianya yang kusut karena menunggu Hyukjae.

"Apa dia akan memaafkanku dan mau kembali bersama"pikirnya ketika suara langkah kaki yang semakin dekat.

Senyumnya yang gugup berubah menjadi kerutan saat yang dia lihat bukan Hyukjae-nya, tapi seorang wanita yang berusia 40 tahunan.

"Apa aku mengenalmu nak"wanita itu bertanya dengan lembut.

"Umm tidak,aku disini untuk menemui Hyukjae putra dari Ny.Park Leeteuk"kata Donghae sambil menggaruk bagian lehernya.

"Oh ya,dulu Park Leeteuk memang  tinggal disini tapi setelah kematiannya aku yang membeli rumah ini"

Dan hal itu menghantam Donghae dengan keras"A-apa K-kematian"Donghae tergagap walau dia memang mengenalnya hanya beberapa bulan tapi ibu Hyukjae selalu mencintai dan menyayangi dirinya seperti seorang anak sendiri
Yang membuat dia tahu rasa kasih sayang seorang ibu.

Donghae sejak umur 5 tahun sudah tak merasakan kasih sayang seorang ibu karena insiden kecelakaan yang merenggut nyawa ibunya.

Dia tau ibu Hyukjae sakit parah tapi dia tak pernah berharap kematian.
Tidak ini tak seharusnya terjadi, aku bahkan belum meminta maaf padanya karena memperlakukan putranya seperti sampah.

"Ya,5 bulan yang lalu, apa kau tak tahu hal itu nak?" Dan Donghae tidak bisa menghentikan aliran matanya, Donghae benci dirinya yang begitu egois dia bahkan tak pernah datang kesini untuk menanyakan keadaan mertuanya itu.

"Apa Hyukjae sudah tahu tentang kematian ini"

"Lalu mengapa dia tak ada disini"

"Kemana sebenarnya kau pergi Hyukk"ucap Donghae dalam hati memikirkan semua yang terjadi.

Donghae berlari keluar dari pekarangan rumah Hyukjae dan masuk kedalam mobil,Donghae bahkan membiarkan air matanya yang terus mengalir.

Dia terus mengemudi dan berhenti di depan gedung kantor ayahnya,Dia menginginkan jawaban dimana Hyukjae-nya berada.

Ku harap kalian menyukainya.
Aku tahu aku memiliki bab yang pendek disetiap bab tapi,1 bab membutuhkan  1 hari penuh terkadang lebih untukku.dan membuat kepalaku pening.
dan semoga ini tidak mengecewakan karena bab-bab ini yang membuatku jatuh sakit.

Dan untuk bab selanjutnya itu akan lama dimana aku benar-benar tak mengerjakan apapun.

Terima kasih untuk semua dukungan dan doa kalian untukku dan my baby.







DEFEND METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang