" Sungjin, kamu serius mau main disini? " Kamu menunjuk kearah rumah hantu yang kini sudah di hadapan kalian." Iya. Biar romantis gitu "
Kamu menatap nanar Sungjin. Romantis? Dimananya romantis saat kalian masuk ke wahana rumah hantu.
Mungkin orang fikir, saat di rumah hantu si wanitanya akan takut lalu si prianya memeluk wanita, menenangkan si wanita dan melindungi wanita. Jangan kalian fikir hal seperti itu akan terjadi pada seorang Park Sungjin.
" Nanti kamu malah jalan sendiri, terus aku ditinggal di belakang sendirian. Gak mau, kamu kalo mau main wahana ini yaudah main sendiri " Akhirnya kamu protes, kamu tak mau untuk kesekian kalinya ditinggal Sungjin lagi.
" Enggak kok. Aku janji deh, kamu genggam aja yang kenceng tangan aku, oke? " Sungjin tersenyum dan mengeratkan genggamannya pada tanganmu.
" Kamu boong liat aja, aku ngambek sebulan "
Akhirnya kamu dan Sungjin masuk ke dalam Wahana tersebut.
Didalam Wahana kalian berjalan bergerombol. Kamu tak tahu kalau sekali masuk, kapasitas pengunjungnya sekitar 15-20 orang. Alamat kepisah sama Sungjin gini mah.
Tiba-tiba, ada hantu kepala buntung, kepalanya terjatuh tepat didepan rombongan dan membuat mereka lari berhamburan.
Genggaman tanganmu dan Sungjin terpisah karena ada yang berlari diantara kalian. Kamu juga terdorong hingga terjatuh. Bahkan ada yang sampai menginjak tanganmu.
Kamu hanya dapat meringis kesakitan melihat kedua punggung tanganmu berdarah. Karena yang menginjak kakimu sedang menggunakan High Heels. Bagaimana bisa seseorang memakai high heels saat memasuki wahana rumah hantu. Gila memang.
Kini suasana di sekitarmu sudah sepi. Bahkan musik pengantar di dalam wahana rumah hantu berhenti. Dan keadaan benar-benar hening.
Tiba-tiba musik menakutkan mulai mengalun. Lampu ruangan mulai kedap kedip seperti saat tadi sebelum keadaan yang ricuh.
Kamu memojokkan tubuhmu ke pinggir, menenggelamkan wajahmu diantara lutut yang kini kamu peluk. Kamu benar-benar takut. Rasanya phobia kamu akan kegelapan mulai kembali lagi setelah bertahun-tahun.
Ini bahkan lebih menakutkan daripada ditinggal Sungjin dibelakang. Setidaknya Sungjin masih bisa terlihat oleh matamu. Namun kini kamu benar-benar sendirian.
" Aku takut, Sungjin kamu kemana? Tolongin aku "
Kamu menangis sesenggukan, nafasmu hampir habis dan akhirnya semuanya gelap.
.
.
.
.
.
Kamu akhirnya membuka matamu, meneliti sekitar dan kamu tau bahwa kini kamu sedang berada di rumah sakit. Siapa yang membawamu? Pastinya Sungjin
Pintu ruanganmu terbuka dan Sungjin masuk dengan senyum cerahnya. Di tangannya ada satu box macaron.
" Ini pengen ngebujuk gue ceritanya? " Batinmu
" Nih sayang macaron kesukaan kamu. Makan yaa "
Kamu hanya diam sambil memainkan ponselmu. Sungjin yang merasa terabaikan mulai mencari cara agar kamu gagal ngambek.
" Gak baik tau sayang diemin orang, dosa " Kamu masih tetap diam
" Nanti kalau aku dilirik orang gimana? "
" Nanti yang nyanyiin kamu pas kamu gak bisa tidur siapa? "
" Kalau aku pergi, berarti kamu gak sedih ya "
Ucapan terakhir dari Sungjin membuatmu melirik tajam kearahnya. Sementara Sungjin hanya diam dan cemberut marah. Namun marahnya Sungjin seperti marahnya anak kecil. Malahan bikin gemes, bikin kamu gagal ngambek.
" Kalau kamu mau pergi silahkan. Bukan aku yang gak akan liat kamu lagi. Tapi malahan kamu yang gak bakalan ketemu aku lagi selamanya. Lagian, disini siapa yang salah coba? Malah ngambek balik, dasar " Ucapmu sambil merebut box macaron dari atas nakas disebelah tempat tidurmu.
Sungjin akhirnya mengalah dan menggengam tanganmu.
" Iya aku salah, maaf ya. Aku harusnya langsung peluk kamu, biar pas mereka lari kita gak bakal kepisah, kamu gak bakalan luka dan hilang dari pandangan aku. Kamu juga gak akan trauma lagi kayak dulu. Maaf aku belum bisa jagain kamu, masih suka bikin kamu terluka. Aku nyesel karena gak bisa jadi orang andalan kamu "
Sungjin menunduk dan menatapmu, kamu benar-benar gak tega liat sungjin begini. Dengan cepat kamu mengusap lengan sungjin dan memeluknya erat.
" Kamu gak sepenuhnya salah kok. Aku juga salah karena gak bisa kuat, dan selalu bergantung sama kamu. Harusnya aku juga bisa jaga diri waktu kamu gak sama aku. "
Akhirnya Sungjin melepas pelukanmu lalu mengusap kedua tanganmu, menciumnya satu persatu, dan mengusap pucuk kepalamu.
" Sekarang aku janji, bakalan selalu dengerin kemauan kamu, selalu ada di samping kamu saat kamu lagi butuh seseorang, aku bakalan terus lindungin kamu, kasih kamu keamanan dari semua ketakutan kamu. Supaya aku bisa jadi satu-satunya orang yang selalu kamu cari pertama kali " Ucap Sungjin
Kamu mengangguk sambil tersenyum. Sungjin memang terkadang aneh, bahkan dia berbeda dari yang lain. Namun, ada saja sesuatu di dirinya yang membuatmu penasaran, dan disisi lain kamu juga merasa aman dan nyaman saat berada disekitarnya.
Tok... Tok... Tok...
Suster rumah sakit masuk dan mendekat kearahmu dan Sungjin. Sepertinya dia ingin mengecek keadaanmu sekarang.
" Permisi. Saya mau cek keadaan pasien " Ucapnya
Sungjin mengangguk " Silahkan suster "
" Ah iya, mas silahkan urus administrasi di depan ya, supaya pasien dapat segera pulang "
" Yaudah aku ke depan dulu ya. Mau ke administrasi sebentar " Ucap Sungjin.
Sungjin keluar dan suster tadi langsung memeriksa keadaanmu. Kamu penasaran bagaimana bisa kamu ada di rumah sakit karena tadi tak sempat bertanya dengan Sungjin.
" Sus, kok saya bisa ada disini ya? "
" Tadi mbak pingsan di wahana bermain didekat rumah sakit ini karena ketakutan. Untungnya mas yang tadi cepat membawa mbak kesini. Waktu mbak ditemukan sama mas tadi, mbak udah pingsan dengan keadaan nafas yang gak beraturan. "
" Bahkan mas tadi marah besar sama pihak penyelenggara wahana dan rombongan pengunjung karena terlalu gaduh. Mas tadi marahnya beneran serem banget mbak. Saya aja tadi takut banget waktu masuk dan liat ada masnya disini " Ucap suster tersebut
" Oh gitu ya Sus. Mas yang tadi panik banget ya pasti? "
" Iya mbak. Kata pengunjung yang lain juga masnya sampe teriak waktu ke dorong dan gak bisa nemuin mbak. Mukanya mbak aduh, bener bener judes waktu mbak belum sadar. Tapi jangan bilang masnya ya mbak, nanti saya diamuk " Ucap suster itu lagi sambil diselingi tawanya.
Kamu tertawa juga dan tersenyum.
" Dia emang sayang banget ya Sus sama saya? "
" Iya bener mbak, saya juga pasti seneng banget punya pacar yang bener-bener protect saya setulus itu "
Kamu tersenyum malu sambil membayangkan ekspresi khawatir sungjin yang menurutmu sangatlah lucu.
" Kamu satu-satunya orang yang bisa diandelin. Bahkan, aku berterima kasih banget sama Tuhan bisa dipertemukan sama kamu, Park Sungjin. Semoga, rasa kamu ke aku gak akan pernah berubah dan terus bertambah. Begitu juga sebaliknya ke aku "
.
.
.
.
Kalo ketemu Sungjin, gue mau tanya, kenapa klo foto gak pernah ada yang bener. Penasaran sama itu doang, serius wkwk.
-NauttMark
KAMU SEDANG MEMBACA
DAY6 - IMAGINE
Short StoryHalo My Day! Mari berimajinasi sama anak-anak enam hari a.k.a DAY6 *semua sifat yg ada dalam cerita hanyalah imajinasi penulis, tidak ada hubungan nya dengan member Mohon untuk maklum jika ada kesalahan dalam penulisan, dikarenakan penulis masih san...