" Emang saya bilang kalau saya mau jadi pacar dokter? "" Mulut kamu ga bilang, tapi mata kamu yang bilang itu ke saya "
" Mata ga bisa ngomong. Udah saya mau pulang, mama.. "
Kamu yang tadinya mau menunjuk ke arah mamamu jadi bingung sendiri karena mama kamu gaada di tempat, bahkan mobil kalian juga gaada
" Ih mama " Ucapmu tertahan
" Mama kamu pamit sama saya pulang duluan, katanya ada sepupu kamu yang dateng. Terus mama kamu bilang, kalo periksa nya lama, dia nitip kamu ke saya. Saya bakal anter kamu pulang " Jelas Dokter Dowoon
Kamu memijit pelipis kamu, kenapa sepupu kamu itu harus dateng tiba-tiba
" Terus dokter mau? Yaampun " Kamu menepuk dahimu sambil menatap heran dokter Dowoon
" Terimakasih sebelumnya, tapi saya bisa pulang sendiri kok " Ucapmu masih sambil terbatuk
Sekuat tenaga kamu berusaha menyelesaikan tiap kalimat yang kamu ucapkan, dan setelah selesai kamu batuk terus-terusan
" Tapi Mama kamu kasih saya amanah buat jagain kamu. Jadi saya bakal anter kamu pulang "
" Dokter gatau rumah saya dimana " Ucapmu
" Kan kamu bisa tunjukkin "
Baru kamu mau jawab, kehalang sama batuk kamu. Nyebelin banget, rasanya kamu mau buru-buru pulang aja kerumah
" Kalau kamu ga mau tunjukkin jalannya juga ga masalah. Saya tau rumah kamu dimana "
" Saya bisa pesen taksi online " Katamu
" Kamu lagi sakit, niat saya ga mau paksa kamu. Tapi justru karena kamu lagi sakit saya harus paksa kamu ikut saya "
" Dokter paksa saya, saya bakalan teriak " Tantangmu
Dokter Dowoon mengeluarkan ponselnya, lalu menelpon seseorang entah siapa. Kamu yang berniat kabur terhalang karena tiba-tiba dokter Dowoon menahan lenganmu
" Halo tante... Iya (Y/N) sama saya. Dia keras kepala tan, udah saya bilangin padahal kalau tante yang suruh... "
Kamu menatap dokter Dowoon sebal. Kamu tau siapa yang sedang ia hubungi sekarang
" Nih, mama kamu mau ngomong " Kata dokter Dowoon sambil memberi ponselnya kepadamu
" Halo ma, kenapa mama suruh dokter ini anterin aku sih? Kan aku bisa pulang sendiri. Aku udah gede lho mah " Protesmu
" Kamu ini sakit, masih aja keras kepala. Udah dengerin aja kata dokter Dowoon. Kamu bilang udah gede, tapi urus diri sendiri aja masih belum bisa. Nurut aja sama Mama, pulang sama dokter Dowoon " Ucap mama mu dari seberang telepon
Kamu menghela nafas kasar dan mencoba bersabar. Kamu gamau di cap durhaka sama mama. Bisa dicoret nama kamu dari kartu keluarga
" Emang mama yakin kalau aku bakalan baik-baik aja sama dokter ini? " Ucapanmu terhenti dan kamu kembali terbatuk. Sangat menyebalkan, batinmu
" Mama aja gatau kan asal-usul nya dia, atau segala hal tentang dokter ini, ga kan? "
" Kalau mama ga yakin, mama ga bakalan suruh sembarangan orang anterin kamu pulang. Lagipula dokter Dowoon itu anaknya sahabat SMA mama. Karena itu juga salah satu alasan mama percaya sama dokter Dowoon. "
Kamu kaget denger penjelasan mama kamu. Sepertinya memang ada konspirasi antara Mama sama dokter Dowoon
" Yaudah ya, pulang sama dokter Dowoon pokoknya. Hati-hati dijalan ya sayang " Kata Mama kamu, lalu sambungan telepon diputus.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAY6 - IMAGINE
Truyện NgắnHalo My Day! Mari berimajinasi sama anak-anak enam hari a.k.a DAY6 *semua sifat yg ada dalam cerita hanyalah imajinasi penulis, tidak ada hubungan nya dengan member Mohon untuk maklum jika ada kesalahan dalam penulisan, dikarenakan penulis masih san...