Karangku tak sekuat batu penanggul
Dia rapuh sebab usikan luapan ombak
Hari ini rinduku mengeluh-geluh ingin
kan meluap bagai hantaman laut lepas
Melepas rindu yang meresahDi tengah-tengah senandung hamparan ombak
Kan kutuangkan rasa ini kedalam, secangkir teh hangat
Ku ingin laraku terseduh, hingga mati tercekik panas
Mengerumuk menatap senja dari kejauhan sembari menyantap perasaan redup
Kedipan mata itu tak bisa berdusta tuk mengakui remukkan hatiHanya rumahku tempat peraduanku
Dari labuan lara rindu yang memendam teramat lama
nan menua disudut ruang itu
Pekikan lara yang membukit tak mampu membendung suara rindu
Rindu yang mulai menggunung
Hingga memaksa memberontak keluar membentuk suara deru keresahanPucuk harapan itu perlahan mulai memati
Jatuh dan hingap menyentuh tangkai merangkai suara rindu yang masih menyinggah
Maaf jemari ini tak mampu menyelamatkanmu
Dari kuatnya takdir tuhanManado, 2019
Oleh :Ash.ryant
KAMU SEDANG MEMBACA
Nada-Nada Puisi
PoetryHarusnya kita tak saling memberi hati agar tak ada sakit yang singgah.