Pedal yang ku tapaki mulai mengeluh dari pegalnya kaki mengayuh
Hati yang berharap akan luluhnya rembulan mulai memutus asa
Harapan tak lagi menjadi momok sarapan sebab hambarnya lontaran penolakan
Sutra yang selama ini lembut tak mampu mengeringkan lukaSyukurlah tabir cahaya masih terbit
Besok kan menjadi muasal dari terbitnya harapan baru...
Beruntunglah kamu...
hikayat cintaku masih syahdu dalam rangkuman buku harian
Beruntunglah kamu...
aku selalu tenggelam dalam tatapmu hingga membumbu kembali cinta yang matiJika engkau berkenang....
hibahlah terhadapku
Aku ingin melabuhkah perasaanku pada muara hatimu
Tumbuhlah dan menua bersama menggenggam erat cantiknya tanganmu meski kelak mengeriput, membelai indahnya rambutmu meski kelak tak hitam lagi
Nan tamparlah diriku jikalau salahnya diriku dari khilafnya perkataanku
Cantik tetaplah cantik meski anggunmu diterpa usia takkan menyurutkan niatkuManado, 17 Juni 2020
By : Ash_ryant
KAMU SEDANG MEMBACA
Nada-Nada Puisi
PoetryHarusnya kita tak saling memberi hati agar tak ada sakit yang singgah.