Jangan lupa vote + komen ya!
.
Mohon dukungan dari kalian.
.
Cerita ini akan di up satu minggu sekali.
..
.
.
•ೋ° °ೋ•
Percuma semesta menghadirkan banyak orang untuk gue. Karena, cuma kehadiran lo yang gue mau.
° °
Terkadang gue bertanya random,tentang bagaimana kehidupan Sma gue nantinya. Apakah kehidupan Sma gue ini akan seperti novel-novel yang udah sering gue baca?
Jalan di koridor, gak liat jalan. Gak sengaja nabrak cogan. Kemudian tatapan kami beradu, saling terperangkap dalam pesona masing-masing. Menghasilkan desiran-desiran halus.Yang akan bermetamorfosa menjadi cinta.
Akan kah kehidupan Sma gue seindah itu?
Dan yah,itu benar-benar terjadi. Tetapi,sayang seribu sayang, itu hanya terjadi dalam benak gue saja. Hehe.That's not real!
Itu adalah kehaluan yang tercipta karena kegabutan dari otak gue ketika smp.Masih labil.Dan enggak berfikir secara realistis tentunya.
Sampai,gue benar-benar menjadi anak sma.Membuat semua hal menjadi jelas. Tentang apa yang real dan apa yang halu.Semua terjawab sudah.Dan gue yang gak tau apa-apa tentang kehidupan ini kecewa.
Gue merasa kecewa pada hal-hal yang terlalu halu.
Nih ya,gue kasih tau ke kalian,jangan percaya rumor apapun yang mengatakan kalau kehidupan anak sma itu enak. Percaya sama gue, gue sedang mengalaminya!
Ga enak!!Bener dah, serius!! Mau contoh?
Seperti kali ini,gue sedang berdiri mengikuti upacara yang rutin dilaksanakan pada hari senin.
Kalau dikisah Dilan dan Milea, si Dilan akan pindah barisan di samping barisan Milea, biar bisa kedip-kedip ganteng dan si Milea bisa senyum-senyum dengan pipi yang bersemu merah.
Maka di real life nya gue, wajah gue bersemu merah juga, tapi karena panas matahari Anjas ! Bukan gara-gara Dilan.
Gue menggerutu. Sialan ! Ini silau!!
Dan gue mulai pusing gara-gara ini.Kalau saja bukan karena pemimpin upacara yang sedang bertugas sekarang itu ganteng, gue pastikan gue sudah mundur kebelakang barisan, mengadu ke anak pmr buat bawa gue ke uks.Yang kesimpulannya, gue jadi bisa menghindari upacara membosankan ini.
"Silau ya?"
Lamunan gue buyar mendengar suara yang gue yakin ditujukan pada gue. Gue mendongak,kemudian mengangguk kalem.
"Mending lu pindah ke barisan anak ips aja,disitu adem"
Gue menggeleng "Enggak ah! Yang piket hari ini kesiswaan semua gila!Kalau ketawan kan bisa berabeh dunia akhirat gue," tolak gue.
Rangga mencibir. "Hilih,sok takut lo.Udah sana pindah,ketimbang kepanasan lu!"
"Brisik lo ah!Suka-suka gue dong!Napa malah lo yang repot dah? "
"Gue cuma khawatir elah, kalo nanti lo pingsan, gimana nasib ulhar matematika gue. Lo tega sama gue? "
"Gue lebih milih pingsan kalo gitu"
"Ish, kaga ada jiwa malaikatnya lo" Desisnya.
Gue senyum miring, "Emang! "
"Alah najisun banget lo, Al!" Cibir dia, "Eh, tapi bener nih lo enggak papa? Pindah ke barisan anak ips aja ya?" pintanya dengan raut khawatir yang tak terlalu kental,yang lagi-lagi gue tolak.

KAMU SEDANG MEMBACA
I Found You
Teen FictionDia tertawa dan gue jatuh cinta. Semudah itu. Lalu gue terluka. -Aletha Acacia. ♡ Ini adalah kisah tentang Aletha yang begitu mencintai Raka karena sebuah tawa. Sebuah tawa yang ia lihat dibawah terik mataha...