Halo gaes!
Aku up lagi yeay!.
Akhir-akhir ini suasana hatiku lagi enggak bisa diajak kompromi.Aku sering badmood tiba-tiba.Jadi baru up,hehehe.
.
Semoga kalian suka^.^
.
Selamat membacaaaa♡
...
ೋ° °ೋ•
Lo sahabat gue,gue peduli sama lo!
° °
Setelah perteangkaran Rangga dan cowo rese itu eh-ralat Auriga.Ya,Auriga! Gue harus mulai menyebut namanya ketika menceritakan dia.Supaya kalian terbiasa,hehe.
Jadi,setelah pertengkaran itu, disinilah Rangga bersama gue, di taman yang tempatnya ga jauh dari sekolah.
Gue tau, kalo pertengkaran tadi samsek-sama sekali- enggak ada hubungannya dengan gue.Gue sadar akan hal itu.Tapi emm, gimana ya cara gue ngomong ke kalian.
Gue merasa dada gue sesak,rasanya ingin meluapkan kata-kata dengan nada oktaf yang tinggi,beberapa umpatan disertai dengan kekerasan fisik yang ingin gue dedikasikan pada Rangga.
Ya intinya gue marah ke Rangga.Padahal pertengkaran tadi sama sekali engga merugikan gue.
Oh,ya! Yang soal nafsu makan gue hilang itu enggak masuk perhitungan ya.
Enggak tau kenapa,gue sendiri enggak bisa mengendalikan perasaan gue sendiri supaya enggak marah. Gue terus-terusan mendiami dia di kelas, enggak peduli seberapa dia caper ke gue dan seberapa banyak dia nyepam Wa gue.Gue tetep mengabaikannya.
Dan sebagai buaya yang berdedikasi,yang sudah menghadapi banyak degem dan juga sudah banyak pengalaman serta trik and trik untuk menghadapi kaum hawa. Tentu Rangga peka kalau gue ngambek. So,dia ngajak gue kesini,untuk menjelaskan sekalian nyari degem, katanya. Emang sih ya kalau buaya mah mau kondisi apa aja tetep aja buaya.
Tapi gapapa lah, untung lo sahabat gue,Ngga.
Woiyajelas, awalnya gue menolak. Sok pura-pura gak marah,sok gapeduli,sok udah lupa sama kejadian tadi. Tapi,Rangga tetep Rangga, dia berhasil meyakinkan gue supaya mau ikut dengannya.
Well, gue sama Rangga memang belum kenal lama dan bahkan kami baru dekat tiga bulan yang lalu.Tapi entah kenapa gue gabisa menolak apapun keinginan dia, terkadang kalau keinginan nya aneh, gue ingin menolak, tapi ketika gue lihat matanya. Seketika, pertahanan gue runtuh.
Kenapa bisa? Jadi gini,
Kalau kekuatan Raka ada di tawanya maka kekuatan Rangga ada matanya.Paham kan?Kalau masih enggak paham juga,gue bisa jelasin. Setiap orang pasti memiliki setidaknya satu hal yang membuat dirinya berbeda dari yang lain dan membuat dirinya spesial. Dan menurut gue, yang membuat Rangga spesial disini adalah matanya.
Mata Rangga teduh sekali, seakan-akan menawarkan gue untuk tenggelam dalam kenyamanan ketika menatapnya.Ketika gue menatap matanya, gue sama sekali enggak bisa menolak apapun yang dia minta.Maka dari itu gue disini sekarang.
Padahal kalau dipikir-pikir lagi, gue sama Rangga kesini mubazir waktu dan energi gak si?
Rangga bisa aja ngajak ngobrol gue di kantin sekolah dengan ditemani semangkuk bakso. Atau kalau enggak,dia bisa melakukan adegan kejar-kejaran di koridor dengan gue.

KAMU SEDANG MEMBACA
I Found You
Teen FictionDia tertawa dan gue jatuh cinta. Semudah itu. Lalu gue terluka. -Aletha Acacia. ♡ Ini adalah kisah tentang Aletha yang begitu mencintai Raka karena sebuah tawa. Sebuah tawa yang ia lihat dibawah terik mataha...