"Gak istirahat lu?"
Dua hari ini Ryujin nggak ke kantin, Arin sendiri pun nggak tahu apa alasannya.
"Gak, kalau Lia atau Yuna tanya bilang gue tidur."
Sejak insiden dimana Eunsang kedua kalinya menjadi pahlawannya Ryujin milih menghindar, dia takut kemungkinan dia bakal punya perasaan lebih seandainya dia terlalu sering dekat dengan Eunsang.
Ryujin takut jatuh hati.
Diluar kendalinya Ryujin merasa lapar, hancur sudah rencananya bertahan dalam kelas.
Pada akhirnya Ryujin berakhir di kantin dengan jaket menutup kepalanya hanya wajahnya saja yang nampak, disisi kiri nya ada Eunsang dan kawan-kawan. Begini amat usaha Ryujin buat menjaga jarak.
Selesai bayar Ryujin minggat, tak tahu sejak kemunculannya dia sudah menarik perhatian seseorang. Cewek aneh mana menutup kepala di cuaca panas seperti ini? Eunsang tahu itu Shin Ryujin. Tak ada yang tahu Eunsang diam-diam tersenyum melihatnya.
Ryujin duduk di taman sekolah, melihat siswa-siswi berlalu-lalang sambil menikmati biskuat.
"Ternyata gak enak makan sendiri."
"Emang gak enak," timpal Minkyu sudah duduk di bangku samping Ryujin.
"Lu ngapain disini?"
Wajar Ryujin bertanya seperti ini karena mereka tak terlalu dekat sama seperti Eunsang.
"Inikan tempat umum gak masalah kan gue duduk disini."
Ryujin rasa apa dia terlalu berlebihan mengganggap seseorang dekat dengannya karena mereka punya niat tertentu.
"Ya."
Minkyu tak bicara hanya memperhatikan Ryujin.
"Ini gak usah liatin gue mulu lagi makan."
Minkyu tersenyum kikuk, apa dia kentara amat lagi liatin Ryujin. Sementara Ryujin pikir Minkyu ingin makan biskuat makanya dia liatin Ryujin.
"Makasih, gue pamit," Minkyu masih malu karena terciduk liatin Ryujin.
"Hm."
Walau Minkyu tak tahu namanya tapi Ryujin tahu nama Minkyu secara cowok itu termasuk anak famous disekolah nya.
Tadinya Ryujin mau berlama-lama duduk, namun dia batalkan sejak melihat Eunsang berjalan menuju kearahnya.
Ryujin berdiri tergesa-gesa agar segera beranjak dari tempat ini.
Sayangnya dia tak beruntung jaketnya tersangkut di bangku."Huh jangan sekarang deh, gue mesti cabut," keluhnya.
"Sini biar gue bantu," ujar Eunsang sudah disampingnya.
"Nggak perlu gue bisa sendiri!!"
Nada Ryujin kedengaran kesal, jangan sampai ketiga kalinya Eunsang menolongnya.
Ryujin berusaha menarik jaketnya tetap saja jaketnya tak terlepas.
"Jangan dipaksa bisa rusak, dan kalau lagi marah tenangin diri dulu."
Ryujin diam apakah sangat jelas dia sedang marah, dia menghela nafas.
"Makasih tapi gue pengen lakuin sendiri."
Intinya Ryujin tak ingin memiliki hutang budi terlalu banyak pada Eunsang, mungkin karena ini dia merasa terbebani dan memikirkan kebaikan Eunsang.
Eunsang menarik Ryujin agar pindah dan dia dengan hati-hati menarik jaket Ryujin, entah bagaimana caranya jaket tersebut terlepas tanpa kesusahan, sangat berbeda saat Ryujin berusaha melepaskannya.
"Ini."
"Makasih, gue permisi."
Raut wajah Ryujin nggak berkesan bahwa dia senang karena bantuan Eunsang. Eunsang kepikiran apa dia salah ngomong atau sikapnya membuat Ryujin tak suka, tapi dia merasa tak melakukan hal salah atau berkata kasar.
Eunsang tak terlalu bodoh untuk tahu beberapa hari ini Ryujin menghindar, awalnya dia tak berpikir seperti ini, sampai saat dimana Ryujin secara jelas menunjukkan sikapnya.
"Gue gak tahu kenapa lu menghindar."
Ryujin berhenti berjalan tapi dia tetap membelakangi Eunsang.
"Apa sikap gue ada yang salah, atau omongan gue menyinggung lu?"
Tidak-tidak sama sekali, batin Ryujin. Hanya sikap dan omongan Eunsang berdampak nggak baik untuk jantungnya.
Ryujin berbalik.
"Gak."
"Atau lu gak nyaman dekat gue?"
Ryujin menggeleng justru dia nyaman tapi Ryujin tak ingin terlalu nyaman dengan hal yang tak pasti dan Eunsang bukan hal pasti untuknya, Eunsang baginya layaknya adalah hal indah yang tiba-tiba datang dan mungkin juga tiba-tiba akan menghilang.
"Terus kenapa menghindar?"
Apa jujur jalan terbaik? Ryujin tak yakin. Dia memilih opsi lain, mengabaikan pertanyaan Eunsang.
"Karena sudah nolong gue tiga kali, besok gue traktir makan di kantin belakang."
Ryujin tak menjawab pertanyaan Eunsang dan Eunsang juga tak mengiyakan ajakan Ryujin, yang Ryujin lakukan hanya membalas kebaikannya, mungkin benar setelah ini dia tak perlu lagi memikirkan kebaikan Eunsang.
Republished 8/6/20
KAMU SEDANG MEMBACA
To Shin Ryujin (Revisi)
FanfictionSebelum baca follow dulu ya. "Cowok baik, peduli, perhatian, dan ganteng nggak hanya ada didrama doang tapi disini ada juga!" Shin Ryujin. Cerita ini sebelumnya sudah tamat tapi aku revisi ulang, jalan ceritanya juga berubah total. Buat kalian yang...