"Gue..." Ryujin berhenti berbicara sejenak, "salah paham."
Dia hanya penasaran, dia hanya ingin tahu tapi kalimat Ryujin membuatnya tercengang, Eunsang bungkam. Dia kira Ryujin mungkin tidak akan salah paham atau lebih memilih mengelak nya.
Dari pertama Eunsang hanya menolong Ryujin tak ada maksud lain atau karena dia memiliki ketertarikan terhadap Ryujin, 1 hal yang membuat Eunsang kurang paham kenapa dia tak bisa mengabaikan Ryujin tapi bukan berarti ini bisa disebut dia mempunyai perasaan terhadap Ryujin.
"Jangan salah paham, gue lakuin itu karena kita teman."
Ryujin berusaha tersenyum, cukup sudah dia dengan berani mempermalukan diri sendiri. Ryujin sadar secara tak langsung dia mengakui pernah terbawa perasaan karena perlakuan Eunsang terhadapnya.
"Awalnya begitu tapi sekarang gak lagi, jangan khawatir. Seperti yang lu bilang kita teman, dan sebagai teman gue hanya beri saran. Kalau gitu gue pamit."
Diakhiri dengan senyuman ringan seolah tadi bukan apa-apa. Ryujin berlalu pergi, melangkah dengan cepat menuju rak buku yang ia ambil sebelumnya. Lantaran ingin segera pergi dari sini ia bahkan lupa membawa buku yang tadi ia baca.
Eunsang masih duduk melihat ke meja dimana buku yang Ryujin sempat baca masih berada di atas meja.
"Lalu gue harus nyusul dia?"
Ryujin berdiri depan rak buku sembari memukul kepalanya dengan pulpen, merutuki keberaniannya yang berkata seperti itu lalu berakhir dengan rasa malu yang membekas.
"Ah sial malu banget."
Junho berhenti melangkah saat melihat Ryujin yang sedang memukul kepalanya, Ryujin terlihat aneh tapi disaat bersamaan dia terlihat lucu dimatanya.
Pukulan keempat tak sampai ke kepalanya karena seseorang menahannya, memegang pergelangan tangannya, membuat atensi Ryujin teralihkan.
"Berhenti!!"
"Lu emang siapa nyuruh gue gitu?"
Ryujin sedang marah terhadap diri sendiri dan sekarang ada seseorang yang tak dikenalnya melarangnya, dia nggak suka.
Mereka sempat berbicara waktu Junho tak sengaja menendang bola padanya, lalu hari lainnya Ryujin memberikannya plester terus sekarang dia masih tak tahu Junho, tentu saja Junho merasa kesal.
"Gue Junho."
"Lu tahu Junho kan?"
Ryujin kembali teringat pertanyaan Arin waktu itu, ingatkan tangan Ryujin masih dipegang Junho.
"Oh jadi lu Junho."
"Iya, lu ingat kan?"
Ryujin mengangguk, Junho tersenyum dalam hati. Rupanya Ryujin tak sepenuhnya melupakan dia.
Eunsang berhenti berjalan kala
matanya menyaksikan Junho memegang tangan Ryujin lebih tepatnya Junho mencegah Ryujin memukul kepalanya, ada pertanyaan."Sejak kapan mereka dekat?"
Lamunan Eunsang buyar dengar suara Junho.
"Ryujin kan?"
Ini pertama kalinya Eunsang melihat kebersamaan Ryujin dan Junho, yang paling membuat Eunsang tak percaya Junho tahu nama Ryujin meski mereka tak pernah terlihat bersama sementara nama wali kelas mereka saja dia masih sering lupa, pikir Eunsang.
"Iya, tahu gue?"
Ryujin sendiri tak pernah menyebutkan namanya meski mereka sempat terlibat obrolan singkat, kan Ryujin jadi bingung.
"Lu yang lempar bola kena kepala gue."
Ryujin melotot dengar ucapan Junho, apa dia sengaja mengejeknya. Sementara Junho diam-diam tersenyum kecil melihat reaksinya, Ryujin nggak liat tapi Eunsang melihatnya. Eunsang tidak tahan lagi berdiri dan hanya menyaksikan interaksi keduanya, dia lalu menghampiri mereka.
"Ryujin?"
Ryujin menoleh ke samping, padahal tadi ia sengaja bergegas pergi biar tak perlu lagi bersama dengan Eunsang, lalu sekarang Eunsang datang dan menghampirinya, Ryujin mengganggap apa yang dia lakukan tadi sia-sia.
"Ada perlu ya, panggil gue?"
Tangan Ryujin yang masih dipegang Junho ditarik Eunsang lalu ia meletakkan buku di telapak tangannya, mengabaikan tatapan kurang suka Junho. Ryujin sendiri baru sadar bila dari tadi tangannya masih dipegang Junho, jujur perasaannya campur aduk sekarang.
Junho nggak sangka bahwa Eunsang kenal Ryujin, dia sendiri juga tak pernah melihat keduanya sedang bersama atau memang keduanya pernah bersama tapi dia sendiri tak melihatnya.
"Kalian saling kenal?" tanya Junho tak bisa lagi menahan rasa penasarannya.
"Iya, dia beberapa kali nolong gue."
Junho merasa dia kalah start.
"Kita berteman sekarang," timpal Eunsang.
Terlebih saat ini mereka sudah jadi teman, Junho benar-benar merasa lambat.
Ryujin menyimpan kembali buku yang sebelumnya ia baca di rak, Eunsang masih berdiri saling menatap satu sama lain dengan Junho berujung mereka buang muka masing-masing. Baik Eunsang atau Junho memiliki pertanyaan satu sama lain namun saat ini bukan waktu tepat.
Ryujin berbalik dia pikir Eunsang maupun Junho sudah pergi, nyatanya mereka masih setia dibelakangnya. Inginnya Ryujin berjalan nggak perlu lagi basa-basi tapi tetap saja dia nggak mungkin pergi tanpa berkata apa-apa.
"Gue harus pergi sekarang, Eunsang, Junho gue pamit.
"Iya, gue sama Junho juga mau balik ke kelas," pamit Eunsang sambil merangkul Junho yang langsung melepaskan rangkulannya.
"Balik sendiri aja," suruh Junho lalu kembali berbicara membuat Ryujin dan Eunsang ikut terkejut. "Ryujin kita bisa bicara berdua gak? Gue mau ngomong sesuatu."
Tbc..
Mohon dukungannya, klik suka cerita ini.
Senang kalau cerita ini banyak yang liat tapi lebih senang lagi kalau kalian suka dan koment.
See u, chapter selanjutnya..
Tq.
KAMU SEDANG MEMBACA
To Shin Ryujin (Revisi)
FanfictionSebelum baca follow dulu ya. "Cowok baik, peduli, perhatian, dan ganteng nggak hanya ada didrama doang tapi disini ada juga!" Shin Ryujin. Cerita ini sebelumnya sudah tamat tapi aku revisi ulang, jalan ceritanya juga berubah total. Buat kalian yang...