Part 4

4K 89 2
                                    

Zara POV

Siang itu aku duduk di pinggiran kolam renang sambil menggoyangkan kaki ku yang ku celupkan ke dalam kolam renang.

"Zara.. " Panggil Kak Karim dengan suara lembut.

"Kak Karim?" Aku sedikit terkejut karena dia datang dengan wajah ceria dan senyuman yang manis.

"Ada apa Kak?" tanya ku seraya berdiri mensejajarkan diri dengannya. Walau begitu tetap saja tinggi ku hanya mencapai dadanya.  Kak Karim memiliki postur tubuh yang tinggi bak model.

Dia sangatlah beruntung karena diberkahi dengan postur tubuh yang proporsional layaknya seorang model. Tinggi, atletis, tampan, dan juga jenius. Ah, fisik sempurnanya itu menjadikannya idaman bagi para kaum hawa.

"Zara..  Aku ingin mengatakan sesuatu pada mu."

"Apa yang ingin kau katakan, Kak?"

"Papa mendesak ku untuk segera menikah jika tidak ia akan menghibahkan harta warisannya kepada panti sosial. Aku tidak ingin hal itu terjadi, Zara.. " Jelasnya.

"Kalau begitu Kakak menikah saja dengan pacar mu. Selesai kan?"

"Aku akan menikahinya kalau saja dia tidak berselingkuh."

"Hmm.. Kalau begitu tinggal cari wanita lain saja. Kak Karim ini pria yang tampan, semua wanita pasti akan dengan senang hati menjadi istri kakak. Tidak akan ada wanita yang berani menolak mu, Kak."

"Benarkah? Aku tidak akan ditolak wanita manapun?" tanya nya memastikan keraguan nya.

"Ya. Tidak akan." aku mengangguk mantap.

"Itu berarti Kau mau menikah dengan ku kan, Zara?"

Seketika mata ku melotot karena terkejut dengan perkataannya barusan.

"Maksud kakak apa?"

"Kau mau menikah dengan ku, Zara?"

Pertanyaannya membuat ku terdiam membisu. Ya Allah apakah ini mimpi atau kenyataan? Kalau ini mimpi aku tidak ingin bangun sekarang. Aku ingin menikmati indahnya moment ini.

"Apa Kakak serius? Bukankah Kakak membenci ku?" aku bertanya dengan mata penuh selidik mencari kebenaran dari mata Kak Karim.

"Aku serius, Zara. Aku ingin kita menikah. Dan aku tidak membenci mu..  Hanya saja.. "

"Apa?" tanya ku.

"Tidak ada. Aku hanya mudah emosi itu saja. Bagaimana apa kau bersedia?"

Ya, itu benar. Dia mudah emosi. Jika dia tidak membenci ku, itu bagus. Tapi, untuk menikah dengannya, aku tidak bisa. Aku ingin menikah atas dasar saling mencintai. Dan Kak Karim.. Dia tidak mencintai ku.

"Maaf, Kak. Aku tidak bisa. Aku ingin menikahi pria yang mencintai ku seperti papa mencintai mama. Dan kau tidak mencintai ku."

"Aku memang belum mencintai mu,  Zara. Tapi, aku akan belajar untuk mencintai mu. Apa kau perlu bukti?" dia berujar penuh harap dan keyakinan yang besar.

Aku menganguk. Aku butuh bukti untuk meyakinkan ku akan keseriusannya.

Kak Karim bergerak maju mendekati ku. Dia memegang kedua bahu ku,  lalu tangan kanannya naik menyentuh wajah ku. Hembusan nafasnya semakin terasa di kulit wajah ku. Refleks aku menutup kedua mata ku dan..

Cup

Bibirnya terasa hangat dan lembut menyentuh bibir ku. Aku sedikit membalas ciumannya.

"Lepaskan!! Dasar wanita jalang!!! " Teriak seorang wanita yang tiba-tiba datang menginstrupsi moment indah kami.

Wanita yang berpakaian seksi itu menatap ku dengan sangat murka.Jangan bilang dia ini adalah..

The Devil BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang