*Hanna
Kuputuskan menerima niat mas Adipati melamar diri ini. Menyudahi masa jomlo di usia 32-tahun. Bagi wanita, umur segitu sudah sepantasnya memiliki pendamping, bahkan maksimal sudah memiliki dua buah hati.
Perawan tua, predikat yang mereka tempelkan di buku harian kehidupan. Terserah, aku tidak mau ambil pusing, hidupku bukan mereka yang tanggung.
Aku wanita yang berambisi mementingkan karir. Masalah jodoh Tuhan yang mengatur bukan manusia, jadi ocehan dari para mulut ember kuanggap radio kurang frekuwensinya.
Bukan tidak laku atau pilih-pilih lelaki yang mesti memenuhi kriteria wanita berselera tinggi, TIDAK! aku bukan wanita macam itu, tetapi pengalaman sakit tak berdarah di masa lalu menjadi patokan aku harus hati-hati memilih pasangan.
Yaah, aku sempat bertunangan lalu dikhianati di saat lagi sayang-sayangnya, karena kekasihku kepincut sahabat sendiri. Miris bukan?
Gagal dan sempat depresi. Untung kewarasan masih menguasai, jika tidak, Hanna yang cantik jelita akan berakhir di rumah sakit jiwa.
Trauma, stres dan aah sudahlah! Kalian bisa bayangkan sendiri jika menjadi seorang Hanna. Perih, bukan ....
Adipati Bratawijaya, pria yang berhasil menyentuh relung terdalam. Menyingkirkan trauma akan pasangan.
Duda berusia 45-tahun memiliki putra satu, yang ditinggal selamanya oleh wanita tercinta empat tahun lalu, menghidupkan rasa yang pernah mati. Cinta ....
Mengenal mas Adi tanpa sengaja di Minimarket. Kala itu aku tengah membeli minuman dingin, bersama saudara sepupu sekaligus bos diperusahaan aku bekerja.
Raditya, sepupu sekaligus bos dari PT Himawan Group adalah rekan bisnis Mas Adi dibidang properti.
Perjumpaan berawal dari tubrukan tak sengaja dengan pria berparas Dewa Amor, saat sama-sama menuju lemari kaca pendingin khusus minuman dari arah berlawanan, mata kami asyik tertuju pada gadget masing-masing.
Akhirnya, tubrukan berlanjut berkenalan, saling tukar nomor ponsel.
Lelaki dengan postur tinggi menjulang itu memiliki tubuh atletis, mata kecil nan tajam dinaungi bulu mata lentik. Hidung pinokio serta rahang tegas sedikit berjambang menambah kesan macho.
Ada yang meledak-ledak dalam dada, desir yang tak kupahami maknanya dalam pertemuan pertama itu. ternyata mata sang Dewa melesatkan panah cinta tepat mengenai segumpal daging merah berbentuk hati.
Entah kenapa aku tak mampu menolak pesona yang dia pancarkan, tutur kata dan kedewasaannya membuat diri ini bagai kerbau dicocok hidung, manut.
Radit ikut berperan mencomblangkan aku dengan Mas Adi selanjutnya. Tak terasa setahun sudah perjalanan cintaku bersama duda tampan dan tajir itu.
Rayyan Bratawijaya, putra semata wayang dari calon tunanganku, entah kenapa dia memandang diri ini lain. Tatapannya tak lebih kurang ajar, tidak seperti layaknya putra ke calon ibu tiri atau hormat layaknya pada wanita yang lebih dewasa.
Di minimarket itu pula awal pertemuan dengan Rayyan, dia bersama ayahnya saat tubrukan itu terjadi.
Risih, kesan pertama bertatap muka dengan anak remaja SMA itu. Tampan, seluruh gesturnya duplikat sang ayah. Mungkin Rayyan reinkarnasi mas Adi remaja.
Kedekatanku dengan Mas Adi, Rayyan sangat tahu. Setiap calonku mengajak ke rumahnya, di hadapan sang ayah pemuda labil itu terkesan tidak menyenangkan. Ada saja gangguannya memisahkan aku dengan Mas Adi di saat sedang berdua.
Jika Mas Adi tidak ada, ya ampun manis dan manjanya melebihi bayi yang baru lepas dari bedong. Bahkan dengan vulgarnya menganggap aku kekasihnya bukan kekasih ayahnya. Dasar memang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kemelut Cinta
RomanceWanita yang bernama Hanna, dicintai dua pria sedarah. Ayah dan anak.