Wooseok panik, saat ia masuk ke dalam kamarnya Hongseok ternyata kakaknya tidak ada di sana. Wooseok memeriksa setiap ruangan disana saat ia masuk ke kamar terakhir yang belum ia periksa, ia melihat Hongseok yang tidur meringkuk sambil memeluk sebuah catatan.
Wooseok yakin ini kamar Jinho, Wooseok perlahan berjalan menghampiri kakaknya duduk di samping ranjang menatap kakaknya yang terlihat masih tertidur. Ia bisa melihat mata Hongseok yang bengkak, ia tidak tau apa yang terjadi semalam kenapa Hongseok bisa sampai seperti ini.
"Hyung bangun, kita sarapan dulu."
"Jinho...." Wooseok menahan nafasnya, Hongseok menyebut nama Jinho masih dengan keadaan mata yang tertutup. Ia senang sepertinya kakaknya sudah mengingat Jinho.
"Hyung ini aku Wooseok, Ayo bangun dulu kita sarapan."
"Wooseok.. Dimana Jinho?"
"Hyung mengingatnya?"
"Wooseok aku ingin bertemu dengan Jinho."
"Iya nanti aku antar tapi hyung sarapan dulu yah, Hyung masih harus minum obat."
Hongseok hanya menurut, ia bangun masih dengan memegang catatan itu. Hongseok berjalan menuju kamar dengan membawa catatan itu. Wooseok sangat senang, ia tau Kakaknya itu sudah jatuh cinta pada Jinho, dan berkat Jinho juga Hongseok jadi lebih baik.
Wooseok mengajak Hongseok ke tempat Jinho pada Siang hari. Wooseok mengajak Hongseok ke kedai milik Ayahnya Jinho.
Mereka sudah sampai, di sebrang kedai milik Ayahnya Jinho. Hongseok bisa melihat Jinho yang sedang membantu ayahnya disana. Hatinya senang sekaligus sakit melihat Jinho, ia menyesal sempat melupakan Jinho dan menyakitinya.
"Hyung, kau tidak turun?"
"Kau ikut?"
"Tidak usah, aku akan ke tempat Shinwon dulu. Nanti aku akan menjemputmu hyung."
"Okay, kau hati-hati yah."
"Iya Hyung."
Hongseok turun dari mobil dan Wooseok langsung melaju pergi. Sekarang Hongseok bisa melihat Jinho lebih jelas lagi, Ia menunggu Rambu untuk pejalan kaki berubah menjadi hijau.
Setelah rambu itu berubah menjadi hijau, Hongseok melangkahkan kakinya menyebrang bersama pejalan kaki yang lain. Matanya masih fokus pada Jinho yang ada di sebrang sana sampai tak terasa langkah kakinya sudah berada tepat di depan kedai itu.
Ia masuk dan berdiri di depan tempat memesan makanan. Hongseok melihat Jinho yang sedang sibuk mencuci piring dan Ayahnya Jinho yang sedang memasak.
"Permisi..."
"Jinho.. Kau bisa melayani pelanggan itu dulu."
"Baik Ayah..."
Jinho berbalik dan terkejut melihat siapa pelanggan itu. Hongseok tersenyum pada Jinho sedangkan Jinho diam masih dengan wajah terkejutnya.
"Aku ingin memesan menu spesial disini."
"Ba-baiklah... Tuan bisa menunggu di meja nanti saya antar."
Hongseok mengangguk dan tersenyum, dalan hatinya ia ingin sekali memeluk Jinho hatinya berdesir saat melihat wajah Jinho di hadapannya.
Hongseok memilih duduk di sudut, menunggu Jinho mengantar pesanannya. Setelah beberapa menit akhirnya pesananya datang.
Jinho menaruh makanan itu dengan tangan yang begetar. Hongseok juga bisa melihat jelas itu. Ingin rasanya Hongseok menggenggam tangan itu.
"Terima kasih."
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Black Orchid
Любовные романыJinho selalu ingin melupakan semua hal yang terjadi dalam hidupnya, sampai akhirnya ia bertemu dengan seseorang yang bahkan tidak bisa mengingat apa yang terjadi kemarin. Pentagon BxB Out of Character Typo Rated 🔞 on some chapter.