Setelah keluar dari kamarnya Hongseok. Jinho di kagetkan dengan seseorang yang sudah berdiri di depan pintu kamar Hongseok. Orang itu terlihat sangat tinggi bahkan Jinho harus sedikit mendongak. Jinho hanya diam tidak berkata apa-apa ia tidak mengenal siapa pria ini.
"Kau yang menggantikan Hui hyung?"
"Iyah tuan, Saya Jinho."
"Aku Wooseok, adiknya Hongseok hyung."
Jinho menyambut uluran tangan Wooseok. "Tapi tuan, Tuan Hongseok sudah tidur."
"Tak apa, aku memang selalu menjenguknya saat dia tidur, terakhir aku menjenguknya pada saat dia bangun dan aku bilang bahwa aku adiknya ia langsung kesakitan. Dari situ aku tidak mau muncul di hadapannya lagi aku tidak mau melihatnya kesakitan."
Jinho merasakan dadanya yang sakit. Kenapa saat mendengar itu membuatnya sedih apakah separah itu. "Tuan biar saya buatkan teh dulu sebentar."
Wooseok tidak menolak tawaran Jinho, dan kini mereka sedang ada di ruang tamu. Jinho meletakan tehnya di atas meja.
"Silahkan tuan."
"Kau duduklah dulu." Jinho duduk di samping Wooseok dengan sedikit sungkan. Jinho agak takut dengan Wooseok karna wajahnya yang dingin berbeda Hongseok yang terlihat lebih ramah.
"Ada apa tuan?"
"Aku hanya ingin mengatakan, tolong jaga kakakku dengan baik. Aku tidak menyuruhmu untuk menyembuhkannya tapi setidaknya kau bantu dia." Wooseok terlihat berbicara dengan nada yang lembut membuat Jinho merasa berempati.
"Baik tuan aku akan berusaha sebisa mungkin."
"Aku hanya ingin dia mengingatku. Aku rindu berkelahi dengannya seperti 10 tahun lalu."
"Tuan kalau boleh tau apa yang terjadi dengan orang tua kalian?"
Flash back On
Hongseok baru saja pulang sekolah, ia dan Hui berencana akan pergi ke warnet atau pusat game karna mereka baru saja menyelesaikan ujian. Tapi mereka pergi ke kantor Ayahnya Hongseok dulu untuk meminta uang. Begitupun dengan Hui yang kebetulan Ayahnya juga bekerja disana.
Setelah sampai di kantor, Mereka langsung ke ruangan Ayahnya Hongseok. Biasanya Ibunya Hongseok juga ada di kantor Ayahnya pada saat jam makan siang.
Hongseok membuka pintu ruangan Ayahnya dan terdiam melihat yang ada di hadapannya.
"AYAAHH!! IBUU!!!" Hongseok berlari menghampiri orang tuanya yang sudah tergeletak bersimbah darah di lantai.
Huipun terkejut dengan apa yang di lihatnya dan berlari meminta bantuan. Semua orang di kantor terkejut dengan kejadian ini. Hongseok masih menangis kencang di samping tubuh Ayah dan Ibunya.
"ibu banguuun!!!!" Ibunya Hongseok sudah tidak sadarkan diri.
"Hongseok-ah." Hongseok menghampiri Ayahnya dan menggenggam tangan ayahnya.
"Ayaahh kau harus kuat ya ayah."
"Hongseok-ah tolong lupakan ini, tolong jangan ingat hal ini. Ayah mohon.." Setelah berbicara pada putranya, Ayahnya Hongseok menghembuskan nafas terakhirnya.
"AYAAAAAH!!!!" Hui memeluk tubuh Hongseok dan Hongseok menangis kencang berteriak memanggil orang tuanya karena ia baru tau fakta bahwa orang tuanya sudah tiada.
"Hongseok-ah..." Hui memeluk tubuh Hongseok erat ia tidak tau harus berbuat apa.
"Hui....."
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Black Orchid
Storie d'amoreJinho selalu ingin melupakan semua hal yang terjadi dalam hidupnya, sampai akhirnya ia bertemu dengan seseorang yang bahkan tidak bisa mengingat apa yang terjadi kemarin. Pentagon BxB Out of Character Typo Rated 🔞 on some chapter.