Part 17

369 41 5
                                    

Keesokan harinya Jinho dan Hongseok pergi ke kantor polisi. Hongseok tidak melepaskan pegangan tangannya pada Jinho ia benar-benar gemetar sekarang. Ia tidak tau apa yang di rasakannya sekarang, ia marah tapi ia juga sangat menyayangi Hui. Entah ia akan sanggup atau tidak saat melihat Hui.

Setelah mereka meminta izin untuk menjenguk Hui. Mereka di antar ke ruangan tempat biasa orang menjenguk tahanan.

Sekarang Hui dan Hongseok sedang berhadapan dengan kaca yang menghalangi mereka berdua. Jinho duduk di belakang Hongseok ia ingin membiarkan Hongseok dan Hui berbicara berdua.

"Hai Hongseok.." Hongseok menundukan kepalanya mengepal tangannya kuat-kuat menahan air mata yang akan keluar.

"Hui.."

"Hongseok, tolong maafkan aku. Aku tau kesalahanku mungkin tidak akan pernah termaafkan sampai kapanpun.. Mungkin saja-"

"Hentikan.. Ku mohon hentikan Hui." Air mata Hongseok sudah jatuh ia menatap sahabatnya yang ada di hadapannya. Hui ikut menangis saat ia melihat Hongseok menangis. "Aku tidak tau harus apa, aku tidak ingin mengetahui ini. Kenapa kau harus mengatakannya."

"Aku selalu bermimpi buruk tiap malamnya. Aku hanya ingin menghentikan itu semua, Aku seorang penjahat."

"Kau tidak pikirkan akibatnya? Bagaimana dengan keluargamu?"

"Maafkan aku. Aku tidak ingin hidup dalam kebohongan. Aku telah membohongimu selama 10 tahun Hongseok."

Hongseok mengusap wajahnya kasar ia benar-benar bingung sekarang. Ia sakit hati di bohongi Hui selama ini tapi Hui juga yang menyelamatkan hidupnya dan sekarang Hui harus di hukum mengantikan kesalahan Ayahnya.

"Aku tidak bisa menolongmu."

"Kau tidak perlu menolongku. Biarkan aku di hukum disini."

"Hui, kau akan tetap jadi sahabatku sampai kapanpun."

"Terima kasih banyak Hongseok.."

"Aku akan bertanggung jawab soal istri dan calon anakmu."

"Hongseok..."

"Tolong hiduplah dengan baik disini."

"Aku berjanji."

Hongseok bangkit menghampiri Jinho dan memeluknya, Jinho melihat ke arah Hui dan Hui tersenyum padanya. Hui membungkukan badannya lalu pergi dari sana kembali ke selnya.

Jinho mengusap punggung Hongseok berusaha menenangkannya.

.

Setelah kejadian itu, Jinho kembali tinggal bersama Hongseok karna kebetulan Wooseok juga harus pergi ke Jepang karna urusan pekerjaan, Siapapun tidak akan membiarkam Hongseok sendirian di rumah.

Hongseok juga belum berkegiatan karna obatnya belum habis jadi sekarang ia hanya diam di kamarnya masih dengan memikirkan semua kejadian yang ia alami. Jinho masuk ke dalam kamar Hongseok.

"Hongseok.." Hongseok tidak menjawab Jinho. "Mau sampai kapan kau akan bersedih seperti ini?"

"Maafkan aku, aku hanya masih tidak habis pikir dengan semua hal yang terjadi pada hidupku."

Jinho memeluk kepala Hongseok, menyandarkannya ke tubuhnya dan menciumi pucuk kepala Hongseok.

"Aku disini, kau tidak sendirian."

"Aku hanya mempunyai kau dan Wooseok."

"Iya aku tak akan kemana-mana."

Tiba-tiba ponsel Hongseok berdering dan terlihat nomer asing yang menelpon. Hongseok langsung mengangkat telpon itu.

[END] Black OrchidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang