Happy reading💟
-----Lampu disko mulai memancarkan sinar yang berkelap kelip dengan berbagai warna yang di pancarkan. Alunan musik disco pun melantun dengan sangat asik membuat orang yang mendengarnya bersenda ria.
walaupun sudah hampir larut malam tak membuat orang di dalam club berhenti berdoyang. Semakin malam semakin asik untuk berdoyang itu pemikiran mereka.
Devano pun terus saja meminum segelas alkohol yang di sodorkan oleh teman malamnya. Ia senantiasa meminum alkohol tersebut tanpa kata penolakan.
"Gue mau pulang dulu, kalian lanjut aja," pamit Devano kepada para sahabat.
"Wetss entar dulu bosku, kali ini yakin enggak bermain dulu," tawar salah satu perempuan, lagi-lagi Devano tersenyum senang tanpa aba-aba ia menarik perempuan itu langsung ke lantai asal club, tempat bermain dua sejoli yang ingin bersenang-senang.
"Lanjutt devano," teriak Reno teman sekarip Devano mereka gemar pergi ke club hampir setiap malam untuk menikmati perempuan yang ingin di pakai lalu di buang yah itu la pemikiran setiap lelaki yang ada di club.
Reno terus saja menikmati alkohol tersebut bersama Gladis pacar baru Reno. Mereka terus saja bersulam alkohol sambil tersenyum bahagia.
cukup lama, Devano pun turun bersama perempuan yang sama yaitu, Rita gadis cantik yang bekerja di club untuk memuaskan nafsu para pria.
"Gue cabut dulu, tenang besok kita party lagi," ucap Devano kepada Michel dan Reno.
"Tumben cepet, biasanya sampai subuh,
" ledek Michel yang sedang duduk di kursi panjang di temani tiga perempuan berbaju sexy.
"Besok penutupan MPLS, gue harus datang tempat waktu" Devano melepaskan rangkulan gadis tersebut dan pergi secara semboyongan.
====
Sudah hampir pukul 1 malam dan Devano terus saja mengendarai motor ninjanya dengan kecepatan yang sangat tinggi. Tidak ada rasa khawatir walaupun penglihatan sedikit kabur. Ia pun menyapu Jakarta yang masih saja ramai.
Pintu gerbang besar bak istana langsung terbuka lebar saat Devano sampai ke rumahnya. Rumah itu sangat la mewah di hiasi cat berdominan putih, yang berlantai hingga 5 lantai tak lupa juga di sertai taman, kolam renang hampir semuanya ada di sana.
Devano membuka pintu betapa terkejutnya ia saat melihat Darma papanya sedang berpelukan bersama perempuan entah di mana ditemukannya yang pasti ia sangat membenci itu.
Devano langsung menghampiri Darma dan menarik tangan perempuan yang sedang di peluk Darma.
"Ngapain anda membawa perempuan ini. Apakah anda tidak memikirkan perasaan istri anda bunda Elsa, ia sangat mencintai anda tapi, anda terus saja menyakit hati bunda!!" ucap Devano. Napas ia memburu tangannya sudah siap untuk menghantam Darma.
"Devano, saya ini papa kamu! hormati saya." Darma melayangkan satu tamparan tepat di pipi Devano. Tanpa aba-aba ia pun memberikan pukulan di perut Darma membuat Darma tersungkur jatuh.
"Stoopp!! Nak, tolong jangan cari ribut dengan papa mu." Elsa mencoba meleraikan Devano, bagaimana pun Darma adalah papa Devano.
Elsa langsung memeluk Devano "Vano, bunda gak mau kamu jadi brutal. Stop Vano, Kamu anak kesayangan bunda. Bunda gak mau kalian bertengkar. Biarkan lah papa mu memilih jalannya. Bunda sudah iklas Vano" ucap Elsa dengan lemah lembut ia pun menangis di pelukan Devano.
Darma tersenyum senang dan pergi bersama perempuan itu tanpa peduli keadaan Elsa, ia pergi tanpa meninggalkan satu kata pun.
"Vano sayang bunda, jangan pernah tinggalin Vano. Vano gak terima bunda di gitu sama lelaki biadap seperti dia." Devano penatap wajah Elsa dengan prihatin mata Elsa bengkak di pipinya terdapat luka memar pasti akibat kekerasan yang di lakukan Darma.
"Bun, kenapa bunda masih bertahan dengan dia?".
"Buat bunda pernikahan hanya sekali di dalam hidup kita," ucap Elsa ia pun memegang pipi Devano dan memberikan senyum "Vano, apa kamu mabuk lagi!" lanjut Elsa yang mencium bau alkohol di mulut Devano.
Devano hanya diam membisu tak mampu berkata sepata kata pun ia tak mau Elsa menjadi sedih karna tingkah lakunya.
"Vano, tolong dengerin bunda berhenti mabuk! berhenti melecehkan perempuan!". Elsa pun menatap lurus ke arah Devano yang masih mematung.
"Bunda gak mau kamu jadi seperti papa mu."
"Iya bun."
-----
Para siswi pun berkumpul untuk mendengarkan pidato ketua osis sekaligus untuk pembagian kelas.
"Selamat pagi semua, terimasih sudah mengikuti MPLS dengan baik walaupun saya sedikit menemui murid yang tidak mau menuruti aturan. Saya selaku ketua osis memohon maaf jika ada kekurangan dari saya ataupun dari para panitia. Baik langsung saja untuk para kakak panita tolong arahkan para adik-adiknya untuk kekelas masing-masing," jelas Devano hari ini ia sedikit lesu karna peristiwa tadi malam.
Vio yang mendengar pidato Devano tadi sedikit tersinggung sebab karna perkataan Devano tadi ia menjadi sorota untuk murid yang tidak mengikuti aturan.
"Hah! sial ini semua karna pin merah ini," batin Vio.
=====
Jam sekolah pun akhirnya selesai, sekolah sudah mulai sepi. Vio pun harus pulang terlambat untuk mendata semua teman-temannya itu karna sudah ketua kelas. Ia pun harus menyusuri kelas demi kelas yang sudah sepi, SMA Nusa Bangsa adalah SMA yang sangat luas jarak kelas Vio dan ruang guru pun lumayan jauh.
Brukk...
Kacamata Vio pun jatuh sepertinya ia menabrak seseorang, tetapi siapa? ia tidak bisa melihat dengan jelas sebab kacamata Vio hilang ia sudah meraba-raba di sekita lantai.
"Maaf," ucap Vio sambil menatap lelaki yang di hadapannya dengan pandangan yang kabur.
"Lain kali hati-hati es gue tumbah! nih kacamata lo."
Vio langsung memakai kacamata dan yaps pria yang di tabrak Vio tadi adalah Devano."Lo kan ketua osis gesrek itu." Vio menunjuk jarinya pas di wajah Devano.
Mata Devano melotot pas di hadapan Vio tetapi tak membuat Vio takut.
"Dasar gak tau diri! besok lo harus temuin gue di ruang osis jika tidak lo bakal tau akibatkanya," ancam Devano.
"Serah!". Vio pun pergi meninggalkan Devano tanpa tau akibat dari semua perbuatannya.
******
+Jangan lupa vote gaes😋+
Gimana sama Devano menurut kalian? pasti gereget😂.
See you💓.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIN
Teen FictionFollow sebelum membaca --------- "Kalian harus menikah," ucap Hendra secara tegas. "Hah! menikah!!!" sahut keduanya yang langsung menatap satu sama lain. "Iya menikah." "No! Aku enggak mau!" tolak keduanya secara bersamaan. ====== Start: 28, 12, 20...