♡Chapter 5♡

74 2 0
                                    


Waktu istirahat di sisi dengan makan bersama, kantin pun penuh dengan murid SMA Nusa Bangsa sudah kebiasaan bukan? jam istirahat adalah jam yang paling di tunggu  untuk bergi kekanti, mengisi perut yang lama tepatnya memberi makan para cacing yang bersemayan di dalam perut.

Di pojok kantin sudah ada kumpulan cowok hits, siapa lagi kalau bukan Devano, Micheal, dan Reno. Dengan lahap ketiganya memakan nasi goreng.

"Gue punya permainan," ucap Micheal.

"Apaan?" tanya Reno yang masih setia pada nasi gorengnya.

"TOD."

"Boleh tuh, Van ikut gak lo. Gak seru kalo cuman berdua mah," ujar Reno.

"Gue ikut."

"Ok untuk pertama Devano, lo pilih tantangan atau pertanyaan yang harus lo jawab jujur," tawar Micheal.

"Tantangan lebih menarik menurut gue."
Micheal dan Reno tersenyum licik tampaknya kedua sahabatnya itu sedang merencanakan sesuatu hal. Dengan lantang keduanya langsung berkata "Lo harus naklukin si cupu."

"Kenapa harus dia?" tanya Devano bingung.

Pasalnya hampir 2 hari yang lalu Viola membuat masalah di sekolah yang membuat Hendra harus datang karna kasus itu sampai ke dalam ruang Bk. Viola membuat Angle sampai masuk rumah sakit. Viola menghajar Angle sampai ia pingsan berhutung Viola tidak di keluarkan. Sejujurnya Angle lah yang mencari masalah kepada Viola dengan terus mengatakan Vio, gadis cupu, cewe murahan. Siapa perempuan yang tidak geram jikalau terus saja di bully, Vio memang gadis cupu, tapi itu hanya penampilannya saja bukan untuk sikap ia.
Sejak saat itu Vio menjadi bahan pembicaraan di SMA Nusa Bangsa siapa yang tak mengenal Vio gadis cupu berjiwa bar-bar.

"Lo pasti udah tau jawabannya," jawab Micheal.

"Ok gue terima."

"Kalo lo kalah naklukin Vio, lo harus teraktir gue sama Reno ke club tiap hari. Jika lo menang lo boleh minta apa ke kita," jelas Micheal dengan pedenya ia berpikir Devano orang yang gampang untuk di bodohi.

"Ini bukan tantangan tapi taruhan," tutur Devano yang merasa di permainkan.

"Udah ikutin aja."

🍥

Aku terdiam di semua teriakan. Aku mengalah dari hinaan. Aku mengalah atas ke tidak adilan. Aku bahagia hanya di wajah, hati ku hancur melihat semua perlakuan ini.

Vio memandangi tangannya yang melepuh akibat di siram air panas oleh Sinta hanya membuat teh yang tidak sesuai oleh permintaanya ingin rasanya marah tapi Sinta selalu mengancam untuk tidak membeberkan rahasianya kepada Hendra jika Vio berani melakukan itu nyawa Hendra lah taruhannya ia tak ingin harus kehilangan satu orang yang di sayang. Cukuplah ibunya saja itu pun sudah sangat membuat Vio terpukul. Penyiksaan yang di lakukan Sinta sangat lah kejam dari ia berumur enam tahun Vio sudah mendapat perlakuan yang tidak pantas, dan Nisa selalu jadi kebanggan untuk Sinta.

"Vio janji akan jagain papa dari perempuan licik itu," ucap Vio ia menatap foto ibundanya sedang penuh harapan.

🌝

Minuman warna putih itu terus saja di minum, seteguk, dua teguk tak lah masalah bagi Devano, Micheal, dan Reno sudah menjadi tradisi malam untuk kumpul ke club guna menggilangkan rasa penat dan masalah hidup. Ketiganya memang mempunyai masalah yang berbeda.

Micheal berasal dari broken home pantas jika sikap ia hampir menyamai Devano, mama dan papanya sudah lama pisah. Sejak kecil ia selalu melihat pertengkaran tanda ke tidak harmonisan keluarga. Sejak orang tuanya bercerai papa Micheal selalu membawa pacar kerumah. Melihat perlakukan yang berbau Sexs di rumah ia. Siapa yang tidak trauma dengan semua itu. Di tambah lagi papa ia selalu sibuk dengan perusahaan dan para kekasih malam.

RAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang