Tubuh itu lunglai dengan darah yang mengucur dari kepala, membuat noda merah pekat tersebut mengotori kemeja depan Wang YiBo. Raut wajah pemuda Wang berubah, panik itu terlihat di kedua alis yang menukik tajam serta rahang yang mengetat. Setelah memasuki Xiao Zhan ke dalam mobil ia buru-buru masuk ke pintu kemudi diikuti Wang ZhuoCheng di belakangnya.
Wanita itu tidak ikut, ia masih di dalam rumah, meringkuk dengan tubuh gemetar serta isakan pelan di bibir.
"Bagaimana dengan bibi Yiuan?" Pertanyaan keluar dari mulut Wang YiBo.
"Sudah kuamankan, setelah sebelumnya aku menelpon Jiejieku untuk datang menenangkan bibi Yiuan."
Hanya anggukan yang Wang YiBo berikan sebagai respon.
Mobil itu melaju dengan kecepatan maksimal, membawa Xiao Zhan yang berdarah-darah di dalamnya. Kedua pemuda Wang cemas bukan main, di kening mereka ada beberapa bulir keringat yang berjatuhan di sisi wajah. Wang YiBo berusaha menyalip kendaraan di depannya, membuat adrenalin Wang ZhuoCheng menjerit.
"Astaga, Tuhan! YiBo, kau mau membunuh kita semua?!" ucap Wang ZhuoCheng berseru.
Tak menimpali, hanya diam dengan pandangan lurus ke depan dan juga tangan di atas setir.
Wang ZhuoCheng beralih ke Xiao Zhan yang masih tak sadarkan diri, ia mengambil tangan pemuda Xiao dan mengecek denyut nadinya. "Oh tidak! Nadinya melemah!"
Dengan buku-buku jari yang mencengkeram setir kemudi, Wang YiBo menginjak pedal gas brutal.
***
Xiao Zhan di turunkan di atas brankar, para perawat membawa tubuh lemahnya menuju ruang Instansi Gawat Darurat. Kedua pemuda Wang mengikuti di masing-masing sisi. Wajah yang terbaring pun kian memucat bersama darah yang terus membasahi kepala belakangnya. Setelah Xiao Zhan dibawa masuk oleh petugas medis, Wang YiBo dan Wang ZhuoCheng menunggu dengan gelisah di depan pintu IGD.
Wang ZhuoCheng duduk di kursi tunggu sambil menautkan jari di atas paha, sedangkan Wang YiBo sendiri berdiri di sisi kaca tembus pandang, matanya menatap ke dalam melihat Xiao Zhan yang sedang ditangani medis. Dalam hati berdoa pada Dewa agar pemuda itu selamat dari maut.
"Tuhan, tolong selamatkan makhluk menyebalkan di dalam sana! Aku mohon," lirih Wang ZhuoCheng berdoa.
***
Hampir setengah jam lamanya mereka berdua menunggu di sana, membuat dua pemuda ini tambah cemas. Maka Wang ZhuoCheng berdiri menghampiri Wang YiBo yang masih tak merubah ekspresi di wajah dingin tersebut.
"Bagaimana ini? Kenapa lama sekali, YiBo? Aku takut kalau—"
"Semua akan baik-baik saja," potong pemuda dingin membuat Wang ZhuoCheng diam.
Saat pintu berderit membuka, keluarlah seorang Dokter dengan nametag di dada kirinya yang tertulis 'Wen Qing'. Dokter wanita itu melepas masker biru lalu menatap kedua pemuda di depannya yang buru-buru mendekat.
"Dokter, bagaimana keadaan orang yang berada di dalam sana?" tanya Wang ZhuoCheng dengan raut cemas.
Wanita itu menghela napas dan menjawab, "Ada penggumpalan darah di belakang kepala pasien, juga membuat ia harus kehilangan banyak darah. Saya tidak tahu pasti dia akan sadar dalam kurun waktu tiga jam. Kalau sampai dia tidak sadar-sadar juga, besar kemungkinan pasien mengalami koma."
Wang YiBo maupun Wang ZhuoCheng sama terperangah.
"Kami tidak tahu sampai kapan masa-masa koma itu berlangsung. Tapi semoga saja pasien sadar dalam waktu dekat. Kami sudah memberi penanganan semaksimal yang kami bisa. Jadi, mohon untuk kalian berdua berdoalah yang terbaik untuk pasien. Saya permisi." Setelahnya Wen Qing beranjak pergi dari hadapan kedua pemuda yang terdiam di tempatnya.
"Oh, Tuhan, cobaan apa ini?" gumam Wang ZhuoCheng sambil mengusap wajah yang kusut.
Wang YiBo tak dapat berkata-kata pemuda itu diam seribu bahasa. Dalam hati memaki orang yang telah membuat pemuda ceria itu jadi begini. Tangan terangkat ke arah kaca, di mana tubuh Xiao Zhan berada. Seakan-akan dapat menyentuhnya dari jauh, Wang YiBo mengusap kaca itu dengan ibu jarinya pelan.
"Aku mohon, kau harus sadar, Zhan-zhan. Aku mohon jangan sampai kau koma. Aku mohon." Wang YiBo bergumam saat matanya memandang wajah pucat di dalam sana.
Hati pemuda ini kenapa terasa seperti ditusuk-tusuk oleh jarum tak kasat mata? Kenapa ia merasa dadanya sesak melihat tubuh itu terbujur lemas di atas ranjang pesakitan? Kenapa pula ia seperti ini? Ia tidak mengerti kenapa matanya terasa panas dan bergejolak ingin menumpahkan cairan bening dari manik hitam tersebut. Wang YiBo meneteskan satu bulir air mata di pipi kirinya. Membiarkan liquid bening menuruni garis pipi dan menggantung di ujung dagu tegasnya.
-
-
-Tbc.
YOU ARE READING
A Good Friend [YiZhan] (Hiatus)
FanfictionXiao Zhan terjebak dalam rasa yang tak ingin ia adakan di hati untuk Wang YiBo. Pemuda bergigi kelinci bimbang dengan apa yang ada untuk Wang YiBo-Si Tampan berwajah dingin-ia tak tahu kalau 'teman baik'nya menyimpan sejuta rasa untuknya. Di saat Wa...