Part 11

919 81 8
                                    


Xiao Zhan terduduk di salah satu bangku panjang di pinggir danau. Pandangan pemuda manis tertuju pada teratai di tengah-tengah danau buatan yang terletak di taman yang cukup luas.

Pikirannya berkelana. Ia sendiri, tak ada yang menemani disaat hatinya bimbang. Terngiang lagi ucapan Wang YiBo tempo hari, tentang perasaan pemuda Wang padanya, tentang dirinya yang tak mau menerima hati pemuda itu.

Ia tak bisa bersama Wang YiBo. Ia tak bisa. Pada dasarnya Xiao Zhan sudah menduga, tetapi memilih untuk tak peduli.

"Di sini kau."

Xiao Zhan mendengarnya, tetapi tetap menatap lurus tanpa menoleh. Seseorang yang tadi bersuara mendudukkan diri di sebelah Xiao Zhan. Pemuda manis tahu betul itu siapa.

"Kenapa kau selalu datang?" Xiao Zhan lelah seperti ini. Ia berbalik menghadap pemuda tersebut. "Aku mohon padamu, YiBo, jangan lagi berharap padaku."

Wang YiBo tak bersuara. Wajahnya menoleh ke mana Xiao Zhan berada. Menatap mata bulat itu dengan perasaan bercabang. "Apa salah aku mencintaimu?"

Xiao Zhan menghela napas, menatap Wang YiBo letih. "Kenapa harus aku? Aku tidak bisa bersamamu. Seharusnya kau mengerti itu."

Senyum simpul terbit di bibir Wang YiBo, ia menghadapkan tubuhnya ke Xiao Zhan. Mempertemukan kedua matanya dengan manik pemuda manis.

Tangannya terangkat membingkai sebelah pipi Xiao Zhan, mengelusnya dengan ibu jari. "Aku tidak bisa bersama orang lain. Bagaimana bisa aku mencintai orang lain, sedangkan hatiku untukmu? Bagaimana bisa aku membuka perasaan pada orang lain, sedangkan aku hanya ingin kau? Jelaskan padaku, Xiao Zhan, apa yang kau lakukan apa bila berada di posisiku."

Lidahnya keluh, tak dapat mengeluarkan kata-kata untuk menyangkal. Bibir itu terbuka tetapi tidak berucap. Wang YiBo mengikis jarak mereka berdua, tetap menatap mata bulat Xiao Zhan tanpa berkedip.

"Aku tidak bisa, Xiao Zhan. Aku tidak bisa tanpamu," bisiknya membuat mata Xiao Zhan sedikit melebar. Kedua tangan pemuda manis refleks berada di depan dada Wang YiBo, menjaga agar tidak terlalu dekat.

Xiao Zhan menggeleng pelan lalu mendorong tubuh yang hampir membuatnya terkukung. "Cukup!" Xiao Zhan berdiri langsung setelah Wang YiBo menjauh.

Ia berdiri menatap pemuda Wang sangsi. Menatap obsidian itu tajam. "Kau gila. Kau benar-benar tak waras."

Xiao Zhan berbalik ingin pergi, tetapi sebelum melangkah, tangan kurusnya ditarik oleh Wang YiBo hingga membuat tubuh pemuda manis terjatuh di atas pangkuan pemuda tampan.

Tiba-tiba seringai muncul di bibir Wang YiBo, membuat kuduk Xiao Zhan meremang seketika.

"Kalau aku tidak bisa mendapatkanmu dengan cara yang baik, maka jangan salahkan aku bila kau kudapati dengan cara yang tidak baik, Sayang." Suaranya rendah penuh dengan aura dominan.

Itu sukses membuat Xiao Zhan menahan napas juga takut. Hingga satu tangan Wang YiBo mengusap pinggang kecil dalam lingkaran tangannya yang kekar. Satu kecupan mendarat di bibir Xiao Zhan yang terdiam.

"Kau milikku, Sean Xiao Zhan." Ciuman itu membuat pemuda manis terpejam. Seolah tak sadar akan dirinya berada di mana—lupa bahwa mereka berdua di tempat umum sekarang.

Xiao Zhan tersentak ketika tangan Wang YiBo menelusup masuk ke kaus bagian punggung—mengelusnya teramat halus. Pemuda Xiao membuka kelopaknya, mencoba melepaskan diri sebelum ada yang melihat.

Xiao Zhan sekuat tenaga melepas tangan milik Wang YiBo agar keluar dari dalam bajunya, hingga akhirnya ia menampar pipi Wang YiBo kencang. Barulah ia langsung menjauh dari pemuda gila tersebut.

Napas Xiao Zhan memburu, matanya berkaca. "Apa yang kau lakukan, Keparat?! Jangan kau kira aku mau kau sentuh seperti ini!"

Wang YiBo diam dengan wajah datar. Obsidiannya memandang pemuda yang tampak berantakan karena ulahnya.

"Kau pikir aku apa, hah?! Aku bukan orang yang mau dilecehkan begitu saja. Aku bukan gigolo yang siap kau lecehkan dan kau permainkan!" Maka setelah ia menumpahkan segala makian pada pemuda yang rahangnya telah mengeras bersama kepalan tangan, Xiao Zhan pergi meninggalkan Wang YiBo di taman itu.

Langkah yang diambil pun lebar, hampir seperti berlari. Punggung tangannya mengusap bibirnya kasar. Aliran air menuruni sebelah pipi hingga membentuk sungai kecil dan berujung tergantung di dagu.

Pemuda yang masih setia terduduk di bangku panjang mengusap wajahnya kasar. Berteriak sekali dengan frustasi.

"Aku bersumpah, aku akan mengikatmu dengan caraku sendiri. Apapun itu, kau tetap harus kumiliki." Wang YiBo menatap tajam ke arah tubuh Xiao Zhan yang menghilang ditelan kerumunan orang-orang.

Ia beranjak dari bangku, membenarkan jaketnya dan menyugar rambut ke belakang lalu menghampiri motor besarnya dan melaju pergi meninggalkan taman.

-
-
-

Tbc.

Komennya mana? :)

A Good Friend [YiZhan] (Hiatus)Where stories live. Discover now