Part 5

774 80 2
                                    


Wang ZhuoCheng mendongak, wajahnya ia tolehkan ke arah di mana Wang YiBo berdiri tegak dengan satu tangan meraba kaca. Pemuda itu menangkap satu bulir air lolos dari mata kiri Wang YiBo dan sukses membuat Wang ZhuoCheng terperangah.

Ia tak menyangka bahwa sosok Wang YiBo yang terkenal dingin dan tak pernah menunjukkan emosi pada wajah tampannya sekarang menangis karena satu pemuda yang selalu merecoki hidupnya.

Sungguh, ia terkejut dengan hal itu.

Wang ZhuoCheng cepat-cepat menatap ke arah lain saat gelagat Wang YiBo yang ingin mengusap pipi.

Derap langkah kaki terburu-buru mendengung di penjuru lorong rumah sakit. Dua orang yang wajahnya panik pun terengah saat sampai pada tujuan mereka.

"Bagaimana dengan keadaan Xiao Zhan, A-Cheng?"

Salah satu di antaranya bertanya, jelas sekali gurat-gurat kekhawatiran tecetak di wajah cantik itu.

"Jiejie, kenapa kau ke sini? Bibi Yiuan bagaimana?"

Xuan Lu mengatur napas sebentar lalu ia menjawab, "Bibi Yiuan sudah tenang, aku telah memberinya obat menenang."

Wanita ini pun mendekat selangkah ke hadapan Wang ZhuoCheng. "A-Zhan bagaimana, A-Cheng? Dia tidak apa-apa, 'kan?! A-Cheng, jawab aku!"

Bahu dicengkeram kuat, Wang ZhuoCheng diam saat melihat mata wanita yang menguncang tubuhnya memerah dan berair.

"Kemungkinan dia koma."

Air mata luruh setelah itu. Menatap pemuda di depan terperangah, ia mundur selangkah dan terduduk di kursi.

Pandangannya mengabur lalu tangis pun pecah dari Xuan Lu.

"Tidak mungkin ... A-Zhan tidak mungkin koma," lirih Xuan Lu sambil membekap mulut.

Pria yang ikut bersamanya tadi juga terdiam di tempat. Ia tak menyangkah hal ini akan terjadi pada Xiao Zhan yang periang dan suka menggoda orang-orang terdekatnya. Apapun bisa terjadi, bukan?

Maka pria itu mendekat ke Xuan Lu, menenangkan calon istrinya. "Tenanglah, Xuan Lu," ucap Yao ShuHao.

***

Satu jam terlewati dan Xiao Zhan sudah dipindahkan oleh perawat ke ruang rawat inap. Sekarang yang di dalam kamar itu hanya ada Wang YiBo saja. Jangan tanya ke mana tiga orang lainnya, karena Wang YiBo tidak peduli.

Ia berdiri di samping ranjang yang terisi oleh tubuh lemah Xiao Zhan, matanya setia menatap wajah pucat itu. Sedikit membungkuk untuk mempertemukan kening yang hampir menempel.

Pandangan mata tak luput dari kelopak yang tertutup dengan bulu mata yang panjang untuk ukuran pemuda seperti Xiao Zhan yang kecil, ia letakkan satu tangan di sisi kepala yang diperban lalu mengusap pelan dengan ibu jari.

"Bangun, Zhan-zhan, kau harus bangun," lirih Wang YiBo.

Hidung yang sama-sama mancung tersebut hampir bergesekan pun napas hangatnya menerpa wajah Xiao Zhan.

Kalau sekarang keadaannya tidak seperti ini, kupastikan bahwa wajah merah pemuda Xiao akan muncul lalu tangannya yang gatal menampar pipi pemuda Wang, tapi sekarang pemuda itu dalam keadaan tidak sadarkan diri dengan perban yang melilit di kepalanya.

"Aku mohon padamu, sadarlah. Aku tidak mau kau koma, Xiao Zhan. Ayo, sadar."

Manik hitam Wang YiBo kembali panas saat berujar demikian.

Ia memejamkan mata, bergerak lebih mendekat ke wajah milik pemuda Xiao. Bibirnya ia daratkan di kening mulus nan putih orang yang tanpa ia sadari mulai masuk ke dalam hatinya, kemudian turun ke kedua kelopak yang tertutup. Turun lagi mengecup pipinya dan ia berhenti sebentar, tampak meragu, tapi ia sudah tidak tahan untuk mengecup benda kenyal itu.

Maka kepala Wang YiBo memiring dan setelahnya mengecup bibir pucat Xiao Zhan.

Tekstur kenyal pada bibir tersebut menjadi yang pertama ia rasakan. Sedikit melumat bibir atas dan kemudian melumat bibir bawah. Mata Wang YiBo masih menutup, masih asyik menikmati rasa yang entah apa itu pada dadanya yang bergemuruh.

Tangannya masih di sisi kepala yang terperban, masih mengusapnya dan tak lama kemudian, ia merasa kalau bibir yang tengah ia lumat tersebut bergerak pelan.

Membuat Wang YiBo membuka mata lalu menatap mata Xiao Zhan.

Lumatan itu berhenti, manik mereka bertemu tatap dalam background yang terasa mencekik. Jari-jari dari tangan Xiao Zhan terangkat dan menyentuh wajah Wang YiBo.

Bibir keduanya sekarang agak berjarak, tapi terlalu tipis untuk sekedar berpisah. Dua anak adam tersebut diam saling menautkan pandang.

"K-kau ... menciumku?"

Perkataan itu meluncur jelas walau sedikit terbata dari mulut yang pucat.

Wang YiBo bungkam dengan mata yang tak lepas dari manik bening milik Xiao Zhan. Tanpa diduga, ia mengangguk. Membuat si manis yang baru sadar bisu, tak tahu harus berkata apa.

Ia kembali mencium bibirnya, ada desiran aneh saat bibir kembali bertemu. Xiao Zhan membiarkan Wang YiBo menciumnya lagi.

-
-
-

Tbc.

A Good Friend [YiZhan] (Hiatus)Where stories live. Discover now