Part 12

987 69 19
                                    


WARN!

NC GAGAL!

HARAP JANGAN BACA KALO NGGAK MAU NGALAMIN MUAL-MUAL DAN SAKIT PERUT!

---

Lagi-lagi harus terjebak hujan. Kali ini bukan di dalam kelas, melainkan di halte. Bersitan keluar dari pemuda bermantel cokelat; menggosok telapak yang dingin dan sesekali meniup lalu ditempel ke pipi. Sungguh, dingin sekali.

Manik bening mengedar ke segala sisi; kiri kanan, mencari bus yang bisa ia tumpangi. Xiao Zhan mendesah kecewa saat tak menemukan titik terang selama di sini. Pemuda itu mundur, mendudukkan diri di bangku.

Membuang napas dari hidung, seperti mendengkus. Kedua tangan terlipat di dada, memeluk diri sendiri.

"Kenapa harus begini lagi? Lama-lama aku bisa membencimu kalau begini, hujan." Bergumam untuk sekedar menyuarakan apa yang terlintas di otak.

Mengetuk-ngetuk tanah di bawah kaki, alis tebal menukik geram. Sampai kapan menunggu? Ia ingin cepat-cepat masuk rumah dan menyeruput teh hangat buatan jiejie-nya.

Kepala berambut hitam agaknya mendongak, dahi mengernyit saat mata menemukan satu mobil berhenti. Tiba-tiba dadanya bertentum tak nyaman, perasaannya mulai gelisah saat kedua tungkai menjulur keluar.

Detik berikutnya tubuhnya refleks berdiri, manik bening milik Xiao Zhan bergetar. Oh, kenapa pemuda ini harus muncul di saat langit memuntahkan rintiknya? Kenapa seolah-olah ia dan hujan itu seperti tak pernah putus. Saling terhubung.

Kejadian di danau kembali berputar. Membuat Xiao Zhan diam dengan pandangan menghundus retina Wang YiBo.

Ia mundur selangkah; Wang YiBo telah berdiri di hadapannya.

"Mau apa kau?"

Tampangnya tak berubah; dingin. Membuat Xiao Zhan menggigil tanpa sadar.

Tangan panjang menggapai lengan yang lebih kecil. Sontak mendapat tolakan dari sang Empu.

"Jangan menyentuhku, Wang."

Bukannya melepas, Wang YiBo malah mencengkeram, membawanya paksa. "Kali ini kau ikut denganku."

Xiao Zhan meronta, memukul tangan yang menariknya memasuki mobil. Wang YiBo tetap tak berekspresi, maka satu kali pukulan di tengkuk; Xiao Zhan pingsan.

Membopong tubuh lunglai itu dalam dekapan lalu memasukinya ke kursi penumpang.

Wang YiBo menatap wajah pemuda ini, ada tarikan di sudut bibirnya; samar.

"Maaf, tapi inilah yang kumau."

Semua yang ia lakukan hanya untuk mengikat pemuda manis ini, walau tahu caranya salah. Mungkin, awal penderitaan Xiao Zhan dimulai di tangan teman baiknya. Teman baik yang menaruh hati dan seluruh cinta hanya untuk Xiao Zhan.

***

Hujan petang itu menjadi saksi saat tangan terikat oleh genggaman, dipaksa untuk diam agar tak melawan. Memberikan tatapan sayu dan wajah lengas, berharap orang di hadapan mau berbicara baik-baik.

Satu ringisan lolos dari bibir bengkaknya, menahan laju suara yang mengancam diri semakin melebur oleh rasa nikmat juga hina.

Xiao Zhan mati-matian melepaskan diri dari semua sentuhan yang diberi Wang YiBo. Menahan erangan saat dadanya dicumbu kelewatan. Kakinya berusaha menendang, tetapi sia-sia karena telah diapit.

"Lepas, Bajingan! Aku tidak mau!"

Wang YiBo kalap. Telinga maupun mata telah ditutup oleh kabut birahi sehingga tak mendengar lagi permohonan yang keluar dari rungu bergetar milik pemuda di bawah.

Baju sudah tanggal dari tubuh keduanya, menyisahkan jins memeluk bagian pinggang bawah. Wang YiBo terus menghujami titik sensitif di tubuh Xiao Zhan. Mengecup, menjilati dua tonjolan di dada yang kembang-kempis.

"A-ku mohon, YiBo, i-ah-ini salah!"

Kepala pemuda Wang naik menuju leher berpeluh, menjilat titik-titik basah di sana, menggeret hidungnya mengendus bahu kecil Xiao Zhan.

"Kau indah ... aku benar-benar mencintaimu, Sean Xiao Zhan. Aku tidak akan berhenti," bisiknya seduktif.

Liquid bening keluar menganak sungai dari mata Xiao Zhan. Tubuhnya tak lagi berontak; lelah. Ia letih dengan semuanya, berharap ia mati saat menutup kelopaknya. Harga dirinya hancur di detik berikutnya saat kain yang menutup bagian bawah telah tanggal.

Xiao Zhan tak lagi dapat berpikir. Tak lagi merasakan apa itu rasa saat bagiannya telah diterobos masuk; menghentak hingga tubuhnya terlonjak.

Ia tak lagi utuh karena perbuatan Wang YiBo. Tak lagi menjadi sempurna karena dirinya bahkan sekarang tak berguna maupun berhaga, Xiao Zhan berharap, pemuda itu lenyap bersama apa yang telah ia tanam di diri Xiao Zhan.

"Aku me-ah-membencimu, Wang YiBo! Ah!"

Mulut terbungkam dengan lumatan ganas dari pemuda di atas. Sementara bagian bawah terus menghujam telak. Erangan, cakaran pada pundak, bibir bengkak dan juga peluh menjadi hal yang paling indah yang akan selalu terekam dalam otak Wang YiBo.

Karena pada menit-menit berikutnya ia menggeram; mencengkeram pinggul itu dan menembakkan benihnya masuk ke dalam tubuh Xiao Zhan.

Sekali lagi, Wang YiBo tak akan pernah menyesal sampai kapanpun telah mengotori dan merusak orang tersebut.

-
-
-

Tbc.

Jangan hujat aku, Guys, jangaaaaan!

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 04, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

A Good Friend [YiZhan] (Hiatus)Where stories live. Discover now