Chapter 1

56 17 45
                                    

Pagi ini Bandung diselimuti kabut tipis akibat hujan semalam yang masih membekas dengan bau patrikor yang menyeruak di indra penciuman bagi siapa saja yang menciumnya.

Dengan langkah kecil Kyara menyusuri trotoar untuk menuju halte bis untuk sampai disekolah nya. Ayah Kyara sebenarnya memfasilitasi Ia motor matic namun tak Ia gunakan dengan alasan untuk mengurangi polusi udara.

Kyara juga lebih suka berjalan kaki dan menaiki kendaraan umum untuk sampai ke sekolah.

Sampai lah Ia di Halte..

Disana sudah ramai orang, retina Ara tak sengaja menangkap sosok cowok bertubuh tinggi yang berdiri tak jauh darinya berdiri sekarang.

Cowok itu lagi, seperti biasa dengan gaya yang cool, headshet yang terpasang dikedua telinga serta kedua tangan yang Ia masukkan kedalam saku celana. Dia juga terlihat seperti menunggu minibus seperti dirinya. Ara tak berniat menyapa nya, Ia hanya sesekali melihat dari ekor matanya jika kepala cowok itu ikut bergoyang kecil seperti mengikuti irama musik yang berasal hp nya.

Ara tak mau ambil pusing, Ia mengalihkan pandangan ke arah jalan raya yang begitu ramai sampai suara klakson minibus membuat ia menengok kearah datangnya bus itu, semua tergesa-gesa untuk lebih dulu memasuki bus itu.

Karna badan Ara yang kecil, Kyara tak bisa bergerak cepat untuk masuk ke dalam bis.

Kyara menghela nafas kecil, saat melihat sudah tak ada tempat duduk yang kosong didalam bus itu.
Terpaksa Ia harus berdiri dengan berpegangan pada pegangan langit-langit minibus.

"Duduklah." Suara bariton dari belakang menginstruksi Kyara untuk duduk dikursi yang seharusnya orang itu duduki, cowok itu lagi. Dia rela berdiri dan memberikan tempat duduknya pada Kyara.

Kyara tersenyum dan duduk sambil mengucapkan kata terimakasih yang hanya ditanggapi anggukan kecil darinya.

🍂🍂🍂

20 Menit akhirnya Ia sampai disekolah tercinta.

"Benarkan dugaan aku, kalau dia murid SMA Andromeda."
Kyara bermonolog sambil sesekali menarik ransel navynya dengan gelisah, Matanya tak lepas dari sosok cowok yang selama ini membuat nya penasaran.

Cowok itu tersenyum ramah kala melewati gerbang sekolah dengan menyapa saptam yang sudah berdiri disana.

Kyara melanjutkan jalan nya ketika melihat cowok itu mulai berjalan memasuki halaman sekolah mereka.

"Tunggu." seru Ara

Namun cowok itu tetap berjalan.

Kyara berjalan tergesa menyusul cowok itu sampai tak sengaja kakinya tersandung batu kecil.

"Awww hissss, ngapain sih nih batu malah disitu, gak tau apa lagi buru-buru" gerutu Kyara sembari mengelus ujung sepatu nya sambil sedikit menunduk

"Batunya gak salah, Loe nya aja yang gak hati-hati." ucap seseorang yang berdiri didepan Kyara itu dengan dingin

Kyara mendongak dan melihat siapa manusia yang berani berkata dingin padanya.

"Kamu?" tunjuk Kyara dengan muka terkejutnya

Cowok itu menaikkan alisnya sebelah.

Tak lama Kyara tersenyum dan mengulurkan tanganya ke arah cowok itu dengan percaya diri.

"Kyara."

Namun cowok itu hanya memandang tangan Kyara sejenak tanpa berniat membalasnya sampai tepukan di pundak Kyara menghentikan suasana akward mereka.

Jatuh Dan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang