Prologue

252 27 7
                                    

“Gatot… Thanks for being my knight in shining armor..” 

~ # ~

Di suatu kamar dalam apartemen, hawa dingin ac sudah tidak terasa lagi. Nafas terengah-engah pemuda itu sudah diluar dari pucak kepalanya. Sang klien yang sudah sangat puas, langsung menjatuhkan dirinya ke sebelah sisi si pemuda SMA tersebut. Dengan gemas ia mencium pemuda itu kembali dengan penuh nafsu. Lagi-lagi, anak SMA ini sudah benar-benar khilaf. Sudah semenjak pukul enam sore ia berada di tempat asing ini, melayani orang yang bahkan ia tidak pernah kenal. 

“What have I done?” Pikirnya dalam hati.

Ting tung! 

Bunyi sebuah notifikasi dari ponsel si anak SMA tersebut. “Sudah aku kirim ya tarifmu.. Thanks ya, ganteng.. Kapan-kapan lagi, lebih liar ya?” Ucapnya, memberikan sebuah ciuman mantap kepada anak SMA tersebut dan kembali mengenakan pakaiannya.

Anak muda itu pun bangkit dari kasur. Ia segera mengambili pakaian-pakaiannya yang berserakan dimana-mana, dan merapikannya. Ia segera masuk ke kamar mandi dan membersihkan dirinya di dalam shower. Merasa bersalah? Ya. Merasa jijik? Apalagi. Merasa seperti sampah? Sangat. Itulah yang ia rasakan sekarang. Namun apakah ia punya pilihan? Tidak. Baginya, hidup ini adalah sebuah siksaan yang harus ia jalani. Ia kembali ke dalam kamar setelah seluruh badannya bersih, dan mengecek ponselnya. Sejumlah uang besar sudah masuk ke dalam rekening banknya, dan jam sudah menunjukkan pukul 11 malam.

“Ini sudah lebih dari cukup lah ya untuk bertahan selama satu bulan..” Pikir anak SMA itu. Kemudian ia menatap ke arah om kliennya. 

“Aku pulang dulu ya,om..” Ucapnya. 

“Ya, hati-hati sayang.. Kutunggu malam berikutnya ya!” 

To be continued… 

Bittersweet LiarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang