63

765 68 4
                                    





















"BERHENTI NADILA MASON"








Suara teriakan mengelegar di dalam rumah saat fransisca membantu nadila berjalan memasuki rumahny membuat kedua orang itu langsung berhenti seketika. Nadila menatap orang tuany yg berdiri menunggu kedatanganny. Papany terlihat marah besar, sedangkan mamany berdiri diam di belakang papany menahan isak tanggis

"Jelaskan apa ini?"
Kata papa nadila sembari melempar sesuatu kearahny

Fransisca dan nadila refleks menoleh ke benda tersebut. Nadila membeku melihat benda yg telah ia buang berada hanya beberapa inci dari kakiny. Fransisca menatap takut kearah orang tua nadila, ia takut membayangkan apa yg akan terjadi selanjutny, tapi ia bertekat akan membantu nadila bagaimanapun keadaanny

"JAWABBB....!!!"
Bentak papa nadila

"Sayang....bilang sama mama kalo itu salah, i...itu..itu bukan punya kamu kan sayang?"
Tanya mama nadila penuh harap

"Maaa..."
Gumam nadila pelan

"Mama kamu nemuin itu di tempat sampah kamar mandi kamu, sekarang jawab apa bener kamu hamil?"
Tanya papa nadila penuh penekanan

"Paaa"
Panggil nadila lirih

"JAWAB"
Bentak papa nadila

"I..iya pa"

Mama nadila langsung merosot ke lantai, kakiny menjadi lemas seketika mendengar jawaban nadila

"Siapa laki-laki itu?"
Tanya papa nadila penuh amarah

"D..di..diaa...."

"Pacar kamu yg perna kesini itu?"
Terka papa nadila

Nadila menganggukan kepala, karena memang papany perna bertemu dengan sang kekasih saat dy mengantar nadila pulang malam hari

"Brengsek!! Antar papa kerumahny sekarang"
Marah papa nadila

"Tapi pa..."

"Sekarang"
Bentak papa nadila

"Om...om tenang dulu, kita selesain dengan kepala dingin y"
Saut fransisca mencoba menenangkan

Papa nadila menatap tajam fransisca, perkataan fransisca sama sekali tidak menenangkanny

"Please pa....biar nanti lala' yg ngomong sama dy, tadi lala' udah ngebahas masalah ini, dan dy janji mau ketemu papa langsung"
Bohong nadila

Fransisca menatap nadila tak percaya. Ia kenal betul gadis di sampingny itu, tidak perna sekalipun ia mendengar gadis itu berbohong

"Udah pa, bener kata sisca kita harus selesain semua dengan kepala dingin. Kita percayain semua sama lala, pacarny pasti kesini dan tanggung jawab"
Saut mama nadila

"Apa? Percaya? Coba mama lihat hasil dari semua kepercayaan yg udah papa kasih buat dy, lihaaaatt"
Kata papa nadila penuh emosi

Mama nadila mengelus lembut lengat sang suami, berharap suaminy menjadi lebih tenang

"Mama percaya lala' bisa selesai semua, pacarny pasti tanggung jawab"
Kata mama nadila lembut

"Kalau nyatany gak?"
Tanya papa nadila

"Mama bakal nemenin papa buat ketemu sama keluarga pacar lala", dan mama gak bakal ngelarang papa"
Rayu mama nadila

Papa nadila masih menatap nadila penuh emosi, terlihat jelas aura kemarah dari wajahny. Perlahan emosiny menghilang seiring dengan suasana sunyi karena mereka semua memilih diam. Mama nadila berjalan mendekati anakny, berusaha tersenyum setegar mungkin, tapi nadila tau ada rasa sakit dari tatapan mamany itu

Something New ✔🔐Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang