Happy Reading ♡
Masih di rumah Satya, mereka berempat enggan untuk pulang dan akhirnya mereka menginap sampai esok. Untung saja kedua orang tua Satya sedang ke luar kota, jadi mereka bebas untuk melakukan apa saja. Seperti saat ini, mereka memutuskan untuk bermain petak umpat. Memang aneh, bukannya tidur malah main petak umpat! Tengah malam lagi.
"3, 2, 1. Udah beloom?!" teriak Sean yang kali ini jaga karena kalah challenge minum kuah mie rebusnya karena tersedak cabe rawit, alhasil ia terbatuk batuk dan harus jaga seperti sekarang.
Tidak ada jawaban, itu berarti semuanya sudah bersembunyi di tempatnya masing-masing. Sean segera mencari para kawannya yang tolol itu seakan akan ia sedang mencari setan. Ia meminjam senter milik Satya untuk digunakan mencari karena sudah tengah malam dan ia sedikit penakut.
"Woy anjir, lo pada dimana tuyul?! Jan bikin gue merinding deh asu!"
"Oalah asu gue dikacangin pada kemana tu--ANJING!!" ucapannya terhenti ketika mendengar panci di dapur tiba tiba jatuh.
"Satya? Rey? Zack? Anjir lah gue berasa lagi uji nyali"
Saat sedang mencari temannya, Sean melihat ada bayang bayang. Ia kira itu adalah teman temannya, jadi ia menghampirinya dan ternyata...
"ANJIR ASTAGHFIRULLAH UGHTEA NGAPAIN MALEM MALEM DISINI ASU WOY ELU SAPE?! HUAA EMAK TOLONGIN SEAN MAK, SATYA, ZACK, REY HUAA KABUR!!" ternyata Sean melihat sesosok wanita berambut panjang! Apalagi kalau bukan mbak kunti?
"Eh lo ngapain tereak tereak njir" tiba tiba Satya, Zack, dan Rey muncul berbarengan dan menghampiri Sean setelah mendengar teriakannya.
"Sat-ya ru-mah lo se-jak ka-pan ada se-tannya, hah." ucap Sean terengah engah karena habis berlari.
"Setan? Mana mana gue mau liat coba?" ucap Rey antusias, yah namanya juga bocah paling geblek, setan aja dicari!
"Anjing lo! Giliran di datengin aja ngibrit lo!" dengus Zack
"Setan? Mana ada? Lo salah liat kali? Rumah gue mana ada kek gituan."
"Serius anjir, kaget gue njir, mbak kunti bangsat!"
Setelah cibiran Sean terhadap mbak yang mengganggunya, tiba tiba
"HIIHI HIHIHIK, mas ganteng ojo ngomong ngono lah mas, sakit atiku mas, hii hii hii hii hiik." suara mbak kunti menggema di rumah Satya.
"Rey, lo denger gak suara apaan?"
"Denger Zack, duh kok gue merinding ya Zack? Gajadi deh meet and greet sama setannya, merinding gue."
"Sat, lo denger sendiri kan?"
"Anjir sejak kapan rumah gu--"
"SETAANN!! WOY LARI ANJING!!" seru Sean sembari berlari dan diikuti oleh sohib sohibnya, mereka menuju ke kamar Satya dan mengunci pintunya agar si mbak tidak ikut masuk.
"Hah anjir, bener kan apa kata gue?! Elo sih batu banget anjir, kena kejar mampus kan lo Sat."
"Hadeh, gila tu setan naksir kali sama lo Yan, secara lo yang ditemuin pertama kali. Hahahah, laku juga lo Sean." ejek Rey.
"Bangsat udah ah, ngantuk gue mau tidur." ucap Sean sembari menuju ke arah ranjang Satya dan rebahan disana.
"Tidur pale lo! Ini jam berapa anjir, udah mau Subuh bego!"
"Bentaran doang." gumam Sean
Dan berakhirlah mereka semua di ranjang. Tidur desak desakan tak masalah, yang penting mereka bisa rebahan sampai siang hari. Kebo emang, untung sekolah libur.

KAMU SEDANG MEMBACA
SeaNa
Fiksi RemajaANANDA SEAN AIGAN Panggil saja SEAN. Ia pemuda tampan, tajir, pintar, tapi sedikit gesrek. Tapi di balik semua itu, ia adalah seorang Bad Boy SMA Sabit. Ia menjadi Bad Boy bukanlah tanpa alasan. Keluarga adalah faktor utama terbentuknya jiwa 'Nakal'...