PROLOG

820 60 3
                                    

"Irene"wanita paruh baya itu memanggil gadis yang sedang menenun itu.

Gadis itu menengok, kecantikan-nya tampak lebih terasa ketika ia sedang menenun, "Iya bu" sahut-nya.

Gadis itu berjalan kearah ibu-nya yang sedang membenahi peralatan jahit-nya itu.

Ibunya tersenyum simpul, "Kamu kan sudah besar rin, gimana kalo kamu ibu nikah-kan?"

Irene menatap ibu-nya tak percaya, umur-nya baru berusia 17 tahun, bagaimana bisa ibu-nya memikirkan untuk hal yang bahkan tidak Irene bayangkan diusia-nya saat ini.

"Ibu hanya meminta saran-mu Irene, ibu tidak memaksa jika kamu tidak mau"ucap wanita itu dengan senyum manis-nya.

Irene beranjak menuju kamar-nya, meninggalkan pekerjaan-nya dan ibu-nya. Ia perlu waktu untuk berpikir, keputusan untuk melangkah ke jenjang yang lebih jauh bukanlah hal mudah.

Andai ibu-nya tahu, Irene masih memikirkan-nya. Seseorang yang sejenak singgap di hati-nya. Berlalu seperti hal-nya angin lalu. Berlayar seperti hal-nya kapal pesiar. Menetap seakan akan bersarang di dalam-nya.

Irene merindukannya, Jinyoung.

+++

Past ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang