FACT?

59 14 4
                                    

Liburan telah tiba, namun, Irene masih terdiam didalam kamarnya ditemani snack dan novel ditangannya.

Sebenarnya, Taeyeon dan Baekhyun telah mengajak putrinya itu untuk berwisata. Namun, gadis itu memilih menghabiskan waktunya dirumah. Menghabiskan sisa novel yang telah lama ia simpan.

Tok Tok

Pintu kamar Irene diketuk, "Rin, mamah masuk ya"

"Iya mah"

Taeyeon masuk membawa segelas susu dan kue untuk Irene, "Ini, makan yang banyak ya" ucap Taeyeon sembari meletakan nampan itu diatas meja belajar. Setelah dulu Irene membawa banyak snack dari kulkas, gadis itu menjadi lebih banyak makan.

Mungkin karna stress belajar, ya, ibunya masih belum mengetahui status Irene yang kembali menjomblo.

Mungkin Irene malu untuk mengatakan pada ibunya.

***

"Rin lo kesini deh, bagus banget tuh" pamer Joy yang sedang berlibur itu.

Irene tersenyum melihat sahabatnya yang terlihat sangat bahagia, "Bagus banget. Gue pengin nyusul"

Joy cekikikan, "kemarin gue ajakin ngga mau sih, eh rin,"

"Kok pipi lo rada tembeman sih?"

"Ngga kok? Perasaan lo aja kali"jawab Irene sembari memegang pipinya yang sebenarnya memang terasa sedikit berisi. Sedikit.

"Eh iya kayaknya efek kamera. Eh udah dulu ya, gua mau makan siang dulu. Bye rin" ucap Joy sembari melambaikan tangan.

Irene pun membalas lambaian tangan dan menaruh ponselnya diatas nakas.

Ia berjalan menuju cermin dan melihat pantulan dirinya. Terlihat lusuh. Mungkin karena efek belum mandi.

Akhirnya, gadis itu memutuskan mandi dan berdandan ala rumahan.

***

Disisi lain, Jinyoung tengah bersantai didepan tvnya ditemani Sana.

"Young," panggil gadis itu sembari menusuk pipi Jinyoung.

Jinyoung menatap Sana sejenak, "Eum?"

"Maaf sebelumnya, "

Jinyoung kembali menatap Sana, tatapan mereka beradu. Jinyoung penasaran dengan apa yang diucapkan gadis itu.

"Jujur, aku kesini bukan untuk balik ke kamu. Aku cuma mau minta restu dari kamu"

Jinyoung mengerinyitkan dahinya, "untuk?"

"Aku mau lanjutin pendidikan diAmsterdam dan aku bakalan tinggal disana" Ucap Sana. Jinyoung membeku sejenak lalu mengelus tangan Sana.

"Kita bisa LDR, na. Tanpa pisah bisa, kan?"

Sana menggeleng, "Aku ngga janji. Aku juga udah tau kamu disini deket sama siapa aja,"

Jinyoung terdiam. Seperti maling yang tertangkap basah. Mungkin memang sebaiknya ia utarakan pada Sana. Mengingat gadis itu yang memiliki banyak teman disekitar Jinyoung.

"Maaf," sesal Jinyoung.

"Ngga, kamu ngga perlu minta maaf. Aku juga pasti kalo jadi kamu juga bakal ngelakuin itu. Jadi.."

"Jadi?"

"Kamu bisa balikan sama Irene, benar kan namanya Irene? Kamu kemarin putus kan sama dia?"

"Iya"

"Kalo gini aku lega, young. Aku tahu kamu giniin aku cuma karna kita udah lama ngga ketemu, jadi gini. Padahal aku tahu persis, pikiran kamu ada disana"

Jinyoung tanpa sadar mengiyakan hal itu, jujur saja berdekatan seperti ini dengan Sana sungguh menyenangkan, karna sudah lama mereka tidak melakukan ini. Namun, setengah hatinya selalu mengingat Irene.

***

"Irene? Bener kan kamu Irene?" Tanya Sana pada gadis didepanya itu.

Hari ini, hari keberangkatan Sana ke amsterdam. Ia memutuskan untuk menemui Irene agar kesalahpahaman yang dihadapi Jinyoung sedikit berkurang. Jadi, saat berangkat nanti ia akan lebih tenang.

Irene hanya terdiam menatap gadis berparas manis itu, "Iya"

"Sebelumnya, mungkin aku mau minta maaf dulu sama kamu. Karena aku, kalian putus, kan?"

Irene mengangguk meng-iyakan.

"Aku dari awal kesini cuma buat minta restu dari Jinyoung buat pergi ke Amsterdam. Bukan buat ganggu hubungan kalian, mungkin karena udah lama ngga ketemu Jinyoung jadi beda sama kamu, kan? Itu cuma karena kangen aja, kita udah ngga ada hubungan special lagi"

Irene terdiam, entah apa yang sedang dipikirkannya sekarang.

"Jinyoung itu suka sama kamu, Irene. Dia udah tertarik banget sama kamu, buktinya dia bisa ngelepas aku sekarang. Padahal dulu pas aku pergi ke Jepang, dia udah lebay-lebay minta aku buat tinggal. But, mungkin karena sekarang udah ada yang mulai ngisi hatinya lagi, dan aku pikir itu kamu, Irene"

"Jadi tolong balik sama Jinyoung ya, aku ngga mau pas belajar di Amsterdam aku malah kepikiran hubungan Orang lain" ucap Sana sembari tertawa.

Irene salah menilai gadis didepanya itu, ia pikir Sana adalah gadis yang angkuh. Namun, first impression nya salah besar. Gadis itu tampak ramah, friendly dan tipikal mudah tertawa. Mungkin karena ini Jinyoung sangat menyukainya.

****

Nihao!
Gercep parah ga si?
Lagi ambis biar work ini cepet selesai..

Past ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang