MISS

178 25 2
                                    

Joy menghentakan kaki-nya geram, ia berada diperpustakaan lagi.

Pasti-nya untuk menunggu teman sebangku-nya itu, Irene.

Joy sudah tak tahan lagi, "Yaampun rin. Lama kali, novel disini tuh sama aja"geram Joy.

Namun, Irene tak beranjak. Ia tetap memfokuskan pandangan-nya pada segelintir novel didepan-nya.

+++

Jinyoung menenteng map besar kearah perpustakaan, ia berniat meminta tanda tangan penjaga perpustaan. Untuk keperluan Osis.

Brakkkkkkk

Map yang dipegang-nya terbang berserakan. Ia menatap empu yang menabrak-nya itu.

Mata-nya sayu, rambutnya tergerai cantik.

Jinyoung, pria itu, tak berkedip menatap gadis itu.

"Maaf"ucap Irene sambil memungut kertas yang berserakan itu.

Jinyoung masih terdiam, membeku, sedetik lalu ia berniat marah. Namun, ia sudah lupa. Gadis didepannya masih sama, tatapan, rambut yang tergerai masih sama.

Joy menatap Jinyoung gemas. Kentara sekali pria itu tertarik pada Irene. Sudah 1 tahun lebih ia satu kelas dengan Jinyoung, namun baru pertama kali dia melihat Jinyoung secanggung ini.

Irene kembali berdiri dan memberikan map berwarna biru itu kepada Jinyoung, "Maaf"

Setelah-nya, Irene menarik Joy dan beranjak.

Disisi lain, Jinyoung, menatap Irene yang sudah menjauh.

"I miss u"

+++

Irene membuka buku diary-nya yang sudah usang, debu memenuhi cover buku itu.

Ia berusaha mengingat apa yang terjadi pada masa lampau.

Mata pria itu terlihat sangat familiar bagi-nya. Senyumnya, tangannya, sifatnya.

Namun, mau sebagaimana ia mengingat ia tak bisa.

Ia sudah mencoba menanyakan ibu-nya apa yang terjadi pada masa lampau, kenapa ia tak bisa mengingat masa-masa sekolah menengah-nya. Namun, ibu-nya memilih bungkam dan tak memberikan argumen apapun.

Irene menyandar pada dinding dan menutup mata-nya.

+++
Follow My IG @h_hansivan

Past ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang