"Eh, gue baru tau lo ternyata sebusuk ini sama sahabat gue. Persetan lo!" Umpat Joy pada pria itu, Jinyoung.
Setelah pulang dari rumah Irene ia memutuskan untuk mendatangi kediaman Jinyoung.
"Mantan gue balik dari jepang dan gue rasa masih suka sama dia" ucap Jinyoung.
Plak!
Joy menampar Jinyoung, "What? Lo cuma gunain Irene buat pelampiasan? Lo yang udah ngasih harapan segede itu sama Irene dan sekarang apa?,
Mantan lo balik dan Irene mau dibuang? Heh bodat, selama ini lo baik-baikin Irene buat apa kalo endingnya bakal bikin dia sakit gini?"
"Terus gue harus gimana? Gue masih suka sama Sana. Rasa gue ke dia masih ada sampe sekarang" Jinyoung masih kekeuh membela dirinya sendiri. Jujur saja selama 2 tahun ia berpisah dengan Sana sungguh sangat menyiksa mentalnya. Karena jujur saja, dari awal dia tau kalo Irene itu teman masa kecilnya, tapi dia masih belum punya perasaan sama gadis itu. Ia hanya ingin mengilangkan title 'jomblo' pada dirinya.
"Wah, Park Jinyoung. Gue gatau ternyata lo se-egois ini" Joy sudah tak percaya apa yang ia dengar dari 'si bangsat' ini. Bayangkan saja kalo kalian jadi Irene, mereka berdua hampir menghabiskan waktu disekolah bersama. Setiap weekend juga mereka selalu bareng. Irene selaku cewe pasti gampang baper, karna emang kodrat cewe selalu duluin perasaan sebelum mikir.
"Lo ga mikirin perasaan Irene? Irene udah nanem banyak harapan buat hubungan kalian tapi apa?,
Lo cuma bales dia dengan rasa sakit? Good job man!,"
"Salut gue sama lo! Wow excellent!" Sindir Joy.
Jinyoung menghela nafas panjang, "Gue juga gamau nyakitin Irene, Joy! Gue bisa bilang ke dia nanti"
"Mau bilang apa lo?! Hah?! Lo mau bilang kalo lo masih cinta sama mantan lo itu dan lo pengin balikan sama mantan lo itu dan Endingnya ninggalin Irene?"
"Sama aja, bodoh!"
Jinyoung semakin dibuat geram, "Lo pikir jadi gue enak? Coba kalo lo diposisi gue sekarang?! Lo mampu?!"
Joy terdiam.
"Ga bisa kan?! Hah? Jawab?!" Ucap Jinyoung sambil mendekat kearah Joy dan membisikan sesuatu ditelinga Joy.
"Jangan sok jadi pahlawan, kalo lo aja masih punya rahasia yang Irene gak tau, bitch!" Jinyoung mendorong Joy keluar dari apartemenya dan menutup pintu rumahnya.
***
Sana memeluk Jinyoung erat, sudah 1 jam mereka melakukan kegiatan ini. Namun, nyatanya Jinyoung masih betah dengan situasi ini.
"Kamu disini deket sama cewe lain ngga?" Tanya Sana penasaran.
Jinyoung menggeleng, "ngga lah. Mana ada yang bisa gantiin kamu disini"ucap Jinyoung dengan memegang dadanya.
***
Taeyeon dan Baekhyun saling berpandangan, anaknya sepertinya sedang memiliki masalah. Pasalnya saat ini gadis itu sedang mengambil beberapa cemilan di kulkas.
Tak seperti biasanya, Irene tipikal gadis yang menjaga berat badannya. Jadi melihat keadaan seperti ini membuat Taeyeon dan Baekhyun sedikit terkejut.
"Rin. Kamu kenapa sayang?" Tanya Taeyeon sambil mendekat kearah anak semata wayangnya itu.
Irene menggeleng, "Ngga mah, lagi pengin makan banyak aja" jawab Irene seadanya.
"Kamu ada masalah sama pacarmu itu?"
Irene bungkam, feeling seorang ibu sangatlah kuat.
Gadis itu menutup kulkas dan berjalan menjauhi ibunya, ia tak sanggup menatap mata ibunya itu. Ibunya terlalu jeli.
"Irene sudah besar ya"ucap Baekhyun sambil mendekat kearah Taeyeon dan merengkuh wanita itu.
***
Hai,hai,hai..
Saranin kapal baru dong!!!
Niat mo bikin ff baru setelah nyelesain past, psycho sama laice..
KAMU SEDANG MEMBACA
Past ||
FanfictionIrene ingin berhenti memikirkanya, berlalu bersama kenangan masih kuat didalam pikirannya. Hatinya masih sama saat memandang foto bersamanya. Berbagai emosi kian mendatanginya perlahan, senang untuk kenangan indah dan sendu untuk kenangan buruk. Sep...