3. Keberatan

4.1K 434 152
                                    

Sakura tersenyum ketika mengingat lagi tentang Ino. Wanita itu sedang jatuh cinta. Dan jika memang benar, ia akan sangat senang mendukungnya. Walaupun Sai pernah menjadi salah satu pilihannya sebagai ayah yang cocok untuk Sarada, tapi Ino lebih cocok sebagai ibu dari Inojin. Yang perlu kedua orang itu lakukan adalah pendekatan.

Sakura terus berjalan sambil tersenyum hingga tak sadar bahwa Sasuke sedang memerhatikannya dari kejauhan. Untungnya Sakura sedang berjalan ke arahnya jadi Sasuke tidak perlu menghampiri wanita itu.

Sasuke menatap Sakura tanpa berkedip. Ketika mereka hampir dekat, akhirnya Sakura menyadari kehadiran Sasuke dan matanya memandang pria itu.

"Seperti dirimu, aku juga berniat untuk menikah satu kali seumur hidupku."

Sakura memelototkan matanya dan langsung berbalik arah. Sayangnya ia tidak sengaja menabrak Izumi yang ternyata berada di belakangnya.

"Oh, aku minta maaf."

Izumi tersenyum. "Tidak apa-apa. Apa kau sedang terburu-buru?"

"T-tidak," Sakura melirik ke belakang tubuhnya. Ia melihat Sasuke berniat untuk mendekatinya. Mengapa ia harus panik? Toh, nanti dia akan sering bertemu dengan pria itu. Catat; selalu.

Kemudian Izumi tersenyum pada Sasuke yang ternyata sudah berada tepat di belakang tubuh Sakura. "Sasuke-sama." sapanya.

"Putramu berada di halaman belakang bersama Sarada."

"Terimakasih, Sasuke-sama, aku memang sedang mencarinya." ujar Izumi. Ia lalu menoleh pada Sakura. "Sakura, aku pergi dulu."

"T-tapi..." tapi Izumi sudah terlanjur pergi. Sakura menarik napas pendek. Sasuke memutar tubuhnya hingga mereka saling berhadapan.

"Apa kau sedang menghindariku?"

Sakura menggeleng gugup. "Tidak. Mengapa kau berpikir seperti itu?"

"Terlihat dari pancaran matamu saat menatapku."

Jantung Sakura berdegup dengan kencang. Bagaimana kalau itu benar? Bagaimana kalau sebenarnya ia sedang menghindari pria itu?

"Itachi akan menikahi wanita tadi."

Perubahan arah pembicaraan yang tiba-tiba itu membuat Sakura mengerutkan dahinya. "Ya, aku tahu."

"Kau harus menyadari posisimu. Itachi bukan lagi seorang lajang."

"Aku tidak pernah menjadi wanita seperti itu." protes Sakura. "Tapi aku sudah berjanji pada ibumu untuk membantu Izumiー"

Sasuke menyelipkan anak rambut Sakura yang terlepas dari jepitannya ke belakang telinga, menghentikan secara tiba-tiba ucapan wanita tersebut. Tubuh Sakura menegang. Ia tidak berani menatap Sasuke, tapi perkataan pria itu membuatnya mengangkat kepala.

"Itachi tidak memiliki alasan lagi untuk menemuimu. Aku lega."

Sakura melangkah mundur, karena samar-samar ia melihat senyuman di bibir Sasuke.
    
   

ー❀ー

"Pernikahan kalian kemungkinan akan berlangsung sekitar delapan atau sembilan bulan dari pernikahan Sasuke dan Sakura karena kita juga akan sibuk dengan pernikahan Hanabi dan Konohamaru. Apa kau keberatan?"

"Tidak." Itachi menjawab penuturan Obito. "Sama sekali tidak, karena aku juga harus melakukan pendekatan terlebih dahulu pada Izumi dan putranya."

"Oh, itu bagus sekali." ujar Obito riang.

Itachi sudah bertekad untuk mencari cintanya sendiri. Karena itu mulai sekarang ia akan berusaha. Jauh di dalam hatinya, ada perasaan ingin melindungi setelah bertemu dengan Izumi. Semoga Tuhan memberkatinya.

R E D  E C L I P S ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang