7. Keanehan

962 119 31
                                    

“Ingat, kak. Alasanmu berada di sini adalah untuk mengawasi putraku bermain dengan Sarada. Jangan mencoba-coba untuk menggoda ibunya.”

“Ibu siapa?” tanya Boruto.

Naruto memutar bola mata. “Aku akan bertemu kaisar. Tolong jangan biarkan Boruto maupun dirimu sendiri membuat ulah, kau mengerti?”

Yahiko menunduk memandang Boruto dan menyadari bahwa mereka sedang saling menatap. “Sial!” serunya kesal. “Aku bukan bocah!”

“Itu adalah syair yang dibuat oleh Bibi Hanabi tadi malam! Sial, sialnya diriku bertemu dengan cinta semu. Tertipu tuturーitu Izuna dan Inojin! Di mana Sarada? Ayah, izinkan aku bermain dengan mereka agar kami bisa pergi mencari kodok dungu!”

Untuk pertama kali dalam hidupnya, Naruto berubah menjadi pendiam.

“Kalau Inojin ada di sini, berarti Sai juga ada di sini, ya kan?” Yahiko menyipitkan matanya ke arah Inojin yang sedang berlari-lari di halaman depan istana bersama Izuna. “Pria itu juga pasti berniat untuk merayu Sakura.”

Sayangnya Naruto masih tetap diam. Karena tak kunjung mendapat jawaban dari sang ayah, Boruto pun akhirnya berlari menghampiri teman-temannya.

“Naruto, mengapa kau diam saja? Apa kau sakit perut?”

“Tidak.” jawab Naruto pendek. Ia langsung melangkah pergi dengan langkah gontai, meninggalkan Yahiko yang terheran-heran karenanya.

“Dia pasti hanya salah makan.” Yahiko mengangkat bahunya tidak peduli sebelumーsebelum benar-benar menyadari bahwa ia harus menjadi pengasuh Boruto hari ini, sialan!

Ia menyusul anak-anak ke halaman. Ketiga bocah itu mengeluarkan suara yang keras, dan ia tidak bisa mendengar dengan jelas apa yang sedang mereka bicarakan. Yahiko berhenti di samping kolam ikan koi sembari bersedekap. Ketika ia melihat-lihat ke arah istana, berharap Sakura akan muncul dari suatu tempat di sana, sesosok wanita yang baru pertama kali ia lihat tampak muncul di beranda bersama Rin dari arah belakang istana.

Wanita itu sangat cantik hingga membuat Yahiko ternganga.

“Apakah itu ibumu, Inojin?” cerocos Izuna dengan suara agak nyaring.

“Bukan. Itu Bibi Konan.”

“Yahiko!” panggil Rin padanya seraya tersenyum lebar. “Kemarilah dan temui sepupu iparku!”

Yahiko hanya terdiam. Ia benar-benar tidak bergerak hingga kedua bahunya menjadi kaku. Namun ketika wanita yang bersama Rin itu akhirnya menoleh ke arahnya, Yahiko tersentak kaget dan ia segera menghampiri mereka dengan langkah yang terlalu tergesa-gesa. Ia membungkuk pada Rin. “Yang Mulia.”

“Ini Konan, adik perempuan Dan yang tinggal bersama keluarganya di Ame. Mulai hari ini Konan akan menjadi bagian dari klan Senju.”

Wanita berambut sebahu itu menundukkan kepala setelah Rin selesai memperkenalkan dirinya. “Namaku Kato Konan. Senang bertemu denganmu, tuan.”

Mata Yahiko mengerjap-ngerjap. “Y-ya... ya. Ya. Ah... ya.”

Rin melirik ke belakang tubuh Yahiko. “Apa kau yang menemani Boruto ke sini? Sayang sekali Sarada sedang pergi bersama permaisuri. Izuna juga berada dalam pengawasanku karena Izumi dan Sakura sedang merangkai bunga untuk hari pernikahan. Tapi ternyata aku harus menemani Konan. Jadi, Yahiko, maukah kau membantuku dengan menjaga Izuna? Dan juga Inojin.”

Yahiko menatap lantai. “Inojin? Tapi bukankah Sai ada di sini?”

“Sai sedang pergi bersama Sasuke, dan sepertinya ia tidak tahu Inojin ada di sini. Inojin tadi datang bersama Konan.” Rin kembali menatap Yahiko. “Tapi kau memang datang ke sini untuk mengawasi Boruーada apa, Yahiko?”

R E D  E C L I P S ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang