BAGIAN ENAM
Maafkan aku, Mr J-Ku***
"Gimana lo mau ikutan?"Yas nampak berfikir. "Oke."
"Yas tunjukkan pesona lo!" teriak Wawan histeris. Entah mengapa dia begitu senang cewek itu ikut tauran.
Yas melirik Wawan memutar bola mata. "Apaan deh Wan."
"Kecantikkan lo bertambah kalau lagi berantem. Beuuhh. Wawan juga kadang salfok kalau liat Yas baku hantam."
"Tonjokkan gue belum pernah mendarat di wajah lo ya Wan?" Sinis Jes. Sebagai pacar cewek itu dia kesal merasa tidak dihargai.
Wawan nyengir. "Damai Jes kita kan sahabat." Mengangkat dua jarinya membentuk huruf V.
"Yas liat kembaran lu si Shinta tuh. Kalian kembar tapi masih cantikan lo sih." Wawan mengangkat dagunya ke arah pintu kantin.
Yas mengikuti arah pandang Wawan. Moodnya menjadi buruk melihat mereka berdua.
"Pacar hasil rampok aja kok bisa sebahagia itu? Hina banget." Wawan kembali ngomong.
Yas tidak mengubris cowok itu. Entah mengapa hatinya tersentil melihat kebersamaan keduanya. Perasaan tidak suka menjalar ke seluruh tubuhnya. Dia tidak membenci kembarannya hanya saja kecewa. Rasa kecewanya itu membuat hubungannya di rumah menjadi sedikit renggang. Bertegur sapa pun jarang.
"Biasa aja gue udah punya Jes."
Yas menatap Wawan. Jes tersenyum mendengar ucapan cewek itu."Kapan pdkt-nya?" tanya Wawan kepo.
"Waktu Yas pacaran sama Reno." sambar Jes.
"Jadi disini yang selingkuh Reno apa Yasfita sih?" Wawan terlihat stres.
"Jangan mikirin hidup orang. Wajah lo keliatan jeleknya kalau lagi stres."
Wawan menatap Jes sengit. "Maksud lo apaan Jes, wajah jelek gue keturunan emak gue! Puas lo!"
"Stop jangan marah, keliatan banget jeleknya natural." Celetuk Yas kemudian tawanya meledak saat melihat wajah teraniaya Wawan.
"Hina aja terus hina!" Sekarang Wawan lebih frustasi. Wajahnya merah menahan amarah. Kalau diibaratkan, mungkin hidungnya mengeluarkan asap, dikepalanya keluar tanduk dan wajahnya dipenuhi api yang membara saking marahnya.
"Kak boleh gabung?"
Semua kompak menatap seorang perempuan yang membawa mangkuk mie ayam.
"Boleh-boleh." ucap Wawan semangat. Wajahnya sekarang sudah seperti semula, jelek natutal tanpa tambahan amarah, Jes tersentak mendengar suara hatinya. Ternyata benar hati tidak bisa berbohong. Melihat cewek cantik membuat kekesalannya hilang begitu saja. Dasar Buaya!
"Hai kak Jes."
"Hai Van," Vani tersenyum lalu menatap perempuan di sebelah cowok itu.
"Hai juga kak Yas." Vani tersenyum canggung melihat perempuan yang sedari tadi menatapnya tanpa ekspresi. Seperti dugaannya dia tidak membalas sapaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jes And Yas 2020
Teen FictionSemuanya terjadi tanpa aku duga. Semuanya terasa begitu cepat. Kalau waktu bisa diputar aku hanya ingin mencintaimu, tanpa ada yang lain. Semoga kamu selalu mencintaiku. Kesabaran yang kau miliki membuat aku tambah menyesal, maafkan aku yang egoi...