The truth

10 3 4
                                    

I'll appraciate Who gives a vote for my chapter🤗

****

"Wan, lo liat Jes gak?"

Yas memasukkan kepalanya ke dalam kelas lewat jendela. Dia mencolek kepala Wawan yang sedang fokus mendengarkan musik lewat ponselnya. Saat tidak ada pergerakan dari cowok itu, Yas mencabut paksa earphone yang menyumpal telinga kiri Wawan.

"Eh apa-paan sih!" Wawan bersungut-sungut.

"Mana Jes kok nggak ada di kelas?" tanya Yas tanpa memperdulikan Wawan yang masih memendam amarah.

"Mana aying tahu."

"Ck. Bukan jawaban itu yang gue harapkan."

"Bodoamat."

"Sumpah lo gak tau keberadaan Jes?" Yas mengintimidasi wajah yang Wawan yang mengeluarkan banyak ekspresi.

"Lo takut apa bingung sih? Muka lo kelihatannya tambah jelek dan membingungkan tau gak?"

"Ck. Hinaan lo membuat jiwa hina ini merasa semakin terhina."

"Malangnya nasib anda."

"Memang seperti itu." Wawan mengangukkan kepalanya dramatisir.

"Jadi, Jes dimana? Udah gue cari sampe ke pelosok sekolah kok nggak ada. Apa dia gak masuk sekolah?"

"Lo gak pegel emang? Gue tau badan lo pendek gak bakal nyampe ke jendela kalau lo gak jinjit."

Yas berdecak tapi dia tidak bisa menyangkalnya sedari tadi kakinya sudah sangat pegal berlarian kesana-kemari untuk mencari Jes. Ruang guru sampai dia datangi biasanya kalau jam istirahat tidak ada di kantin, cowok itu pasti akan sedang di dakwa oleh para guru yang telah dibuatnya kesal.

Itulah sebabnya Yas tidak punya inisiatif mencarinya ke kelas cowok itu. Tapi setelah penjuru sekolah sudah dia lacak dan keberadaan cowok itu belum diketahui, akhirnya dia sekarang berada disini. Duduk bersampingan dengan Wawan di kelas yang sama dengan Jes.

"Gak mungkin lo nggak tahu."

"Hari ini Jes masuk." Wawan meringis. "Tapi dua detik setelah bel masuk dia pulang."

"Kenapa?"

"Karena jiwa malasnya sedang memberontak." jawab Wawan asal.

"Jawaban lo kok gak meyakinkan." Yas mendengus.

"Jes beneran pulang. Ada masalah di rumahnya."

"Kenapa?"

"Mana gue tahu."

Tanpa mengeluarkan kata apapun Yas bangkit sari sana dan berjalan mendekati pintu keluar. Dia sedikit termenung tidak biasanya Jes pulang sangat awal kalau bukan ada masalah serius. Malahan dia sering menghabiskan waktuknya bersama teman-teman seperjuangannya dalam tauran.

Yas mengambil ponselnya dan mengetikkan sesuatu disana. Setelah menunggu lima menit dan tidak ada balasan, disimpannya kembali ponsel itu ke dalam saku roknya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Jes And Yas 2020Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang