BAGIAN DELAPAN
Waktu itu tak seperti oreo yang bisa diputar, dijilat, dicelupin.
Waktu itu spikopat berlalu tanpa melihat kesedihan orang lain karenanya. Tak membalikkan badannya sekedar untuk menjadi penyemangat bagi orang-orang yang sudah berputus asa karenya.Waktu itu cocoknya sama kentut cukup hadir tanpa menghargai.
Pokoknya waktu itu egois!
Happy reading:)
Monmaaf ini tanpa editing kalau banyak typo mohon dimaklum:((***
Seperti yang sudah mereka rencanakan. Kini Jes, Yas, Vani dan juga Wawan sudah bersiap pergi bersama untuk nonton. Tadinya Jes melarang Wawan untuk ikut tapi cowok itu bersikeras, melawan Jes untuk ikut bersenang-senang.
Dia bahkan sampai nangis histeris di koridor kelas 10 membuat beberapa pasang mata menatap mereka kesal karena terganggu dengan raungan Wawan. Tidak sedikit juga menatap mereka penasaran.
"Wan, lo gak bawa motor?" Tanya Jes pada Wawan. Dia curiga terhadap cowok itu karena sedari tadi mengintilinya.
"Enggak." Wawan nyengir lebar.
Jes mendengus.
"Naik mobil lo aja Jes, kita berempat." Wawan memberikan solusi terbaiknya membuat mata Jes menatapnya sinis.
"Sebagai gantinya, gue aja yang nyetir. Lo kan abis kecelakaan kemarin. Luka lo belum sembuh banget kan." Wawan bernegosiasi. Mereka serempak melihat luka di tangan Jes yang di perban. Yas kembali meringis mengingat keras kepalanya Jes untuk membawa motor kemarin yang mengakibatkan mereka kecelakaan beruntung tidak parah membuat mereka masih bisa bersekolah. Hanya menyenggol motor lain dan membuat motor yang ditumpanginya oleng.
"Gue masih bisa pake tangan kiri. Gue gak lebay."
Wawan mencibir. "Kemaren pas tauran siapa yang tepar?" ucapnya bermaksud menyindir.
"Jangan bahas. Jiwa kuat gue memberontak kalau ingat kejadian kemarin."
"Yang paling luat tetep aja lo Yas. Lo bisa ngalahin ketua tauran kemarin." Kini Wawan menatap Yas takjub sementara Yas menatapnya bingung. Dia tidak tahu menahu soal ketua geng dari sekolah lain.
"Yang mana?" tanyanya.
"Si Zio. Yang lo kasih sapu tangan." sambar Jes cepat. "Udahlah jangan bahas itu. Nanti jiwa sombong Yas keluar."
"Bilang aja lo sirik!" Yas menjitak kepala Jes.
Sementara Vani menatap mereka bingung. Sekarang dia mengerti acara keluarga yang di maksud Jes adalah berantem? Tauran? Baru tahu juga ternyata Yas jago berantem. Vani menatap takjub pada cewek disampingnya itu.
"Ayo masuk. Keburu sore."
"Eh Van lo mau ngapain?" tanya Wawan tidak suka.
"Mau masuk mobil." jawabnya sambil membuka pintu samping kemudi.
"Kenapa gak dibelakang sama gue. Di depan tempat Jes dan Yas memadu kasih." Wajah Wawan terlihat serius membuat Jes yang belum masuk mobil menatap datar wajah Wawan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Jes And Yas 2020
Ficção AdolescenteSemuanya terjadi tanpa aku duga. Semuanya terasa begitu cepat. Kalau waktu bisa diputar aku hanya ingin mencintaimu, tanpa ada yang lain. Semoga kamu selalu mencintaiku. Kesabaran yang kau miliki membuat aku tambah menyesal, maafkan aku yang egoi...