D. Masalahnya ada di si Sapi!

28 10 1
                                    

BAGIAN EMPAT

Sudah mulai terbiasa dengan sifat lo yang seenaknya. Jadi jangan salahkan  jika gue bersifat seperti lo. Tapi tenang saja gue tidak akan melakukan hal seperti itu.

***

"Vani lo emang gak ada rencana untuk pindah duduk? Kursi udah banyak yang kosong tuh."

Cewek yang sedang mengunyah baksonya terpaksa harus menelan bulat-bulat bakso yang masih belum halus. Menegak minumannya untuk menghilangkan bakso yang tersangkut di kerongkongannya. Cewek itu tersenyum canggung.

"Duduk aja Van, gapapa." Jes menghentikan gerakan Vani yang siap pindah duduk.

"Jangan dengerin Kak Yas, dia emang gitu kalau sama orang baru. Apalagi kalau ceweknya cantik." kata Jes enteng membuat Vani tersenyum malu. Dibilang cantik sama Jes membuat dirinya terbang ke langit ke tujuh!

Yas mendelik tajam ke arah cowok di depannya. Apaan deh cowok itu! Gerutunya. Dari tadi Yas menahan kekesalannya melihat keduanya yang berbicara akrab bahkan tanpa melibatkan dirinya. Cewek itu hanya diam sambil menikmati mie baksonya. Bahkan sudah beberapa kali dia berdehem untuk mencari perhatian Jes pun tapi tetap saja cowok itu anteng berbicara dengan cewek barunya.

"Masa sih kak?" Vani menatap perempuan disampingnya heran.

Yas menatap tidak suka ke arah Vani yang tersenyum padanya. Cewek itu mengedikkan bahu lalu beranjak dari sana.

"Mau kemana Yas?" Tanya Jes heran.

"Pindah. Enek gue dijadiin kambing congek." jawab Yas tanpa menghentikan jalannya. Bahkan sekedar melirik Jes pun tidak. Ah cewek itu sudah terlalu kesal pada cowok itu. Jes sudah membuat dua kesalahan padanya. Dan ini paling parah. Haha hihi sama cewek lain di depannya! Dia paling tidak suka dikacangin!

"Kak Yas pacarnya ya kak," Goda Vani pada Jes.

"Dia cemburu tuh?" katanya lagi.

Cemburu? Bahkan Jes ragu dengan kata itu. Masa sih Yas jemburu pada Vani? Jes masih belum percaya. Entah kenapa dia merasa senang Yas cemburu. Ah itu tandanya cewek itu sudah melupakan Reno. Sudah mulai membuka hatinya untuk Jes. Tanpa sadar cowok itu tersenyum membuat dahi Vani berkerut bingung.

"Kok malah senyum kak?" Vani bertanya. "Benar ya, kalau Kak Yas pacarnya kakak."

"Iya," singkat, padat dan menyakitkan bagi Vani. Dia menghembuskan napasnya kasar. Selalu saja dia menyukai cowok yang sudah taken. Gilaaa!! Jeritnya dalam hati.

Apa dia bibit pelakor di masa depan? Vani menggelengkan kepalanya. Jangan sampai!

Vani mencoba tersenyum di tengah rasa kecewanya.

"Aku kira kakak belum punya pacar. Tadinya aku mau PDKT sama kak Jes." Jujur cewek itu. Sekarang baksonya sudah tidak tersisa. Tapi dia tidak ada rencana buat pergi dari sana. Tangannya dari tadi tidak bisa diam mengaduk kuah bakso yang tersisa.

Jes menggaruk tengkuknya. Bingung bagaimana harus menghadapi cewek seperti Vani. Terlalu blakbakan.

"Kenapa?"

Jes And Yas 2020Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang