Part 1

6.4K 700 12
                                    


Noah Naya

###

Part 1

###


Satu minggu kemudian ...

"Noah?" Naya terbangun dan langsung bertatapan dengan Noah yang tengah membaringkan kepala di samping lengannya dengan mata terpejam. Kedua tangan mereka tertaut, begitu erat hingga tak memberikan kesempatan bagi Naya untuk bergerak sedikit pun.

"Aaww ..." Naya mengerang dan menempatkan tangannya yang terbebas di kepala. Kepalanya sangat sakit, seperti dibelah dan dihantam ribuan kali oleh palu. Entah apa yang telah menimpa kepalanya.

"Naya?" Noah terbangun dan dengan cekatan menahan tubuh Naya yang akan bangkit. "Kau tidak boleh banyak bergerak. Aku akan memanggil dokter."

Rasa sakit itu masih membingungkannya. Namun matanya bisa melihat dengan jelas keadaan di sekelilingnya. Hidungnya bisa mencium aroma antiseptik yang memenuhi ruangan ini. Apakah aku di rumah sakit?

"Apa yang terjadi? Kenapa aku di rumah sakit?" Naya menatap bingung ruangan serba putih dan jarum infus yang terpasang di tangan kiri. Ada beberapa luka lecet di lengan yang sekilas tertangkap matanya. Lalu tangan kiri Naya terangkat, menyentuh sesuatu di kening sumber ketidaknyamanan dan salah satu pusat rasa sakit di kepalanya.

"Ada apa ini, Noah? Kenapa denganku?" tanya Naya tak bisa memikirkan apa yang telah menimpa dirinya hingga berada di tempat ini.

Noah mematung. Tangannya melayang di udara ketika berniat menekan tombol untuk memanggil dokter. Dengan gerakan perlahan, kepalanya berputar dan bertanya kembali pada Naya. "Apa ... Apa kau tidak ingat kenapa kau bisa di sini?"

Naya meringis. Keberadaan dan pertanyaan Noah satu persatu membuatnya kebingungan. Apakah ada sesuatu yang harus ia ingat? Apakah pertanyaannya yang terlalu aneh? Sungguh, ia tidak ingat kenapa ia bisa berbaring di ranjang rumah sakit. Dan saat ia menguras otak untuk mengingat, mendadak kepalanya berdenyut dan membuatnya pusing.

Noah semakin tercengang. Naya tampak kesulitan menjawab pertanyaan yang seharusnya sangat mudah bagi wanita itu. Apa yang terjadi pada wanitanya?

"Aku akan memanggil dokter untuk memeriksamu."

****

Noah tercengang. Naya tidak ingat tentang kecelakaan yang menimpa mereka. Mendadak beban yang menghimpit jantung dan otaknya lenyap dalam sedetik. Sebagian ingatannya menghilang. Ya, ini kesempatan yang Tuhan berikan pada mereka untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan mereka di masa lalu. Bahkan Tuhan berkehendak mempertahankan semua yang mereka miliki, meskipun ia harus kehilangan sesuatu yang sangat berharga untuk sesuatu yang sama berharganya. Hukum dunia memang seperti itu. Ia tak akan mengeluh.

"Apakah ingatannya akan kembali?" Noah bertanya ketika dokter menjelaskan tentang ingatan Naya yang menghilang karena benturan keras di kepala.

"Ya, hanya menunggu waktu. Perlahan semua ingatannya akan kembali."

Noah menggangguk mengerti. Sampai ingatan Naya kembali, ia masih punya cukup waktu. Mereka punya cukup waktu untuk memperbaiki semuanya.

"Terima kasih, Dokter."

***

"Apa yang terjadi? Kenapa aku bisa dirawat di rumah sakit?"

"Kau mengalami kecelakaan."

Dahi Naya mengerut. Mencoba mengingat dengan lebih keras, tapi lagi-lagi kepalanya berdenyut.

"Jangan memikirkannya lagi." Noah menangkup wajah Naya. "Kita baik-baik saja. Kita akan baik-baik saja."

Noah NayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang