Noah Naya
###
Part 2
###
"Tidak!!! Mama tidak bisa membiarkan wanita itu kembali ke kehidupanmu, Noah." Eva menolak mentah-mentah hingga berdiri dari duduknya. Mengacungkan jari telunjuknya pada Noah dengan ekspresi keras dan merah padam. "Apa kau tidak ingat, apa tujuan dia menikah denganmu?"
Ya, Naya menikah dengannya karena kekayaan yang dimiliki keluarganya. Karena ingin lepas dari kungkungan ibu wanita itu yang kejam. Dan karena mencintainya.
"Apa Mama juga masih ingat alasanku kembali ke keluarga ini?"
Mulut Eva terkatup rapat. Memutar kepala ke arah kursi utama tempat suaminya menyimak pembicaraan mereka dalam diam. Meminta dukungan, tapi raut Willy Samudra tak sesuai yang diharapkannya. Pria paruh baya itu malah cenderung mendukung keputusan putra tunggal mereka.
"Apa yang kauinginkan, Noah? Apa kau yakin rumah tanggamu akan baik-baik saja saat ingatan Naya kembali?"
Ada keraguan dalam jawaban yang akan Noah utarakan. Namun, ia punya satu alasan terakhir Naya menikahinya sebagai satu-satunya hal yang akan ia pertahankan. Naya mencintainya, meskipun itu hanya satu alasan kecil di antara sekian banyak hal yang mengapit Naya untuk memilih dan berakhir sebagai istri Noah Samudra. "Kami akan menemukan caranya."
"Bagaimana jika tidak?"
"Bagaimana jika berhasil?" tandas Noah. Ia tak butuh kata jika. Yang ia tahu, Naya hanya akan menjadi miliknya. Dengan persetujuan wanita itu atau tidak.
Kali ini pun Willy Samudra dibuat bungkam oleh putra tunggalnya. Hingga mau tak mau mengangguk sekali sebagai persetujuannya. "Baiklah, kau bisa membawa istrimu kembali ke rumah ini."
"Kami tidak akan kembali ke rumah ini."
"Noah?" Eva mengeluh lagi.
"Banyak ingatan buruk yang terjadi di rumah ini." Noah sengaja menatap lekat-lekat mamanya. "Aku tak ingin Naya mengingatnya kembali. Bahkan aku akan berdoa agar ingatan itu tak pernah kembali."
Hening sejenak. Ketegangan begitu kentara menyelimuti sosok Eva Sagara. Tetapi wanita itu tak punya apa pun untuk dikatakan atau pun hanya sekedar raut bersalah.
"Di mana kau akan tinggal?" tanya Willy setelah memberikan gelengan tanpa suara pada istrinya agar tak memulai perdebatan lagi.
"Aku mengurus puluhan apartemen milik Papa. Salah satunya pasti cocok untuk menjadi tempat tinggal kami."
"Bahkan tempat tinggal pun kau harus mengandalkan keluargamu," dengkus Eva. Mengabaiakan peringatan suaminya.
"Mama hanya perlu meminta jika mama ingin aku melepaskan semua ini."
Mulut Eva terbungkam rapat-rapat. Hanya Noah lah anak tunggal keluarga ini. Memberikan perusahaan pada orang lain tentu bukan pilihan yang bijak.
Willy menghela napas kasar ketika menatap ekspresi keras kepala istrinya. "Apa pun yang kami miliki sudah menjadi milikmu, Noah. Kau sudah menandatangani surat kepemilikan untuk semua aset keluarga ini. Sekarang kau hanya perlu menjaga dan merawat semua jerih payah Papa dan hiduplah dengan baik."
Noah berdiri. Satu-satunya keputusan yang tak pernah ia sesali ada meninggalkan rumah ini dan kembali ke keluarga ini demi mendapatkan Naya. "Mungkin besok atau lusa akan ada beberapa orang yang mengambil barang-barang kami di rumah ini. Setelah keluar dari rumah sakit, kami akan langsung pindah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Noah Naya
RomanceKinaya Magaly terbangun dan tak ingat apa yang membuatnya berbaring di ranjang rumah sakit. Menemukan sebagian ingatannya hilang. Namun, sebagai gantinya, Naya mendapatkan semua impian yang tak pernah disangkanya akan terwujud. Pria yang dicintainya...