Episode 1

8 1 0
                                    

BRAKK!!

"AKIRA, BANGUN!!" Seru seseorang membanting keras pintu milik seseorang bernama Akira itu.

"Ran-chan... Apakah kau tidak lelah berteriak terus bahkan dalam mimpiku juga?" ucap Akira dengan malas menyelimuti badannya kembali.

"Dasar anjing malas!" Ran dengan geram menarik ekor milik Akira dan menyeret gadis itu keluar dari kamarnya.

"Aw!! Aku bisa jalan sendiri!!" Akira tampak meringis kesakitan dengan perlakuan kasar Ran. Akhirnya Ran melepaskan ekor Akira dan meninggalkannya begitu saja lalu duduk di depan meja makan.

"Ran-chan, jangan memaki di pagi hari." ucap seseorang dengan tenang.

"Tapi Ayumu nee-sama, Akira adalah inugami. Tetap saja anjing." ucap Ran tidak perduli membuat dua orang yang duduk di depan Ran tertawa.

"Bagaimana rasanya ditarik ekormu oleh Ran?" tanya seorang wanita yang sedang memakai stockingnya, ia bernama Hibino Yata.

"Jangan ditanya lagi, Yata-nee." Akira menjawab sambil mengelus ekor miliknya itu.

"Kau seharusnya tidak menentang Ran, Akira. Itulah akibatnya." ucap Kaneko yang duduk di sebelah Yata. Ia sedang menyisir rambut putihnya yang panjang.

"Sudah, sudah. Akira, sarapan dulu, sebelum dingin." ucap Ayumu sambil menaruh piring yang berisi nasi omelet di depan Akira.

"Arigatou, nee-sama!" dengan senang Akira langsung melahap makanannya.

"Aku berangkat duluan, ya. Hari ini ada piket kelas, jadi aku harus cepat-cepat." ucap Ran sambil menghembuskan napasnya. Ia mengambil tasnya setelah memasang sepatu.

"Ekormu masih terlihat, Ran~" Kaneko kini berjalan kearah cermin setelah memperingati Ran tentang ekor kucingnya yang masih terlihat.

Ran yang diperingatkan oleh Kaneko, sedikit menepuk jidatnya sebelum menghilangkan ekor miliknya.

"Sempurna. Ittekimasu, minna!" ucap Ran sambil berlari kearah pintu.

"Itterasshai, Ran!" sahut Ayumu.

"Bagaimana penampilanku?" tanya Yata pada Akira yang masih makan di depannya. Dengan mulut penuh, Akira mengacungi jempolnya.

"Bboing-bboing nee-sama!" ucap Akira sebelum ada jitakan yang melayang di kepalanya.

"Bukan bboing-bboing, tapi cantik, kan?" ucap Yata sambil tersenyum dengan kesal pada Akira yang lagi-lagi meringis kesakitan.

"Tapi oppai milikmu mengalihkan pagiku, nee-sama." lagi-lagi Akira mengacungi jempolnya.

"Kenapa Akira-chan? Oppai milikmu sendiri kurang menggodakah?" Sindir Yata sambil tersenyum jahat membuat Akira menaikkan tangannya ingin memprotes namun Yata langsung memotongnya.

"Ayumu, Kaneko, aku berangkat dulu." ucap Yata berdiri dari tempatnya. Ia berjalan mengambil tas tangannya sebelum berjalan keluar pintu.

"Ittekimaaasu." lanjutnya

"Neee, itterasshai~" sahut Kaneko dan Ayumu berbarengan sebelum Akira menyahut juga setelah menelan suapannya yang terakhir.

"Enak ya, kerja di petshop yang baru buka jam 10." ucap Kaneko sambil mengenakan jaketnya dengan malas. Akira yang sedang menyuci piring terkekeh pelan.

"Kaneko-nee, aku pulang paling akhir dan selalu setelah makan malam, apa masih enak juga?" tanya Akira yang kini disahuti tawa dari Kaneko.

"Jangan lupa bersihkan lantainya. Bulumu, si kucing dan rubah berantakan dimana-mana, hidungku gatal tau." keluh Ayumu sambil mengenakan sepatunya. Ia dan Kaneko sudah siap berangkat ke tempat kerja mereka.

Kyoto's InfernoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang