Chapter 7 : Epilog

831 85 8
                                    

Halo, khusus chapter ini writer mau publish sendiri tanpa bantuan Bang Langit atau Bang Saga.

sebelumnya makasih buat Bang Langit sama Bang Saga udah ngeluangin waktu nya buat publish cerita cerita

ini kali kedua writer publish cerita, yang pertama waktu 1 bulannya project Anargya, dan sekarang yang kedua waktu publish Epilog project ini.

gatau ini kebetulan atau enggak, total chapter yang udah dibikin ada 7 sesuai dengan jumlah member club Zero.

Gak bosen buat terimakasih sama mereka, sama cerita hidup mereka yang keren bangettt

Makasih juga buat member gc Arg_Project, udah support kisah kisah anak zero,  udah support wp ini hahaha no words can describe u guys!!!

sebenernya di chapter ini mau dibikin playlist khusus tapi karena deadline yang terus mengejar akhirnya diundur, kalo sempet ntar di revisi biar dibikin playlist, eh udah 135 words nih ngebacot happy reading ya!!

**

Mereka bertujuh sudah menyusun rencana dan semua sibuk berdiskusi demi kelancaran dan keselamatan setiap orang.

"kalo tiba tiba nanya gitu ntar mereka ngira kita nuduh," ucap Zin, semua sibuk mengerti maksud dari perkataan Zin.

"jadi? kita ajak maen kartu dulu gitu?," tanya Sam, semua tepok jidat.

"ya gak gitu juga samsudin," kesal Elang.

hening, mereka masih saja menyusun-merevisi-menyusin-merevisi

"revisi lagi? kapan wisuda nya," ucap Asen.

"YaAllah kenapa otak kalian di luar batas semua ya," heran Andra

"yaudah ayo ke markas tuh preman, kita tanya baik baik," ajak Langit sok jagoan.

"serius lo? awas aja lo ngompol ya," ucap Sam mengingat kan.

"ayo dah gas," ajak Saga,  dan kini mereka ber tujuh berjalan menuju markas Preman yang dicurigain menculik dan menghilangkan Beti.

**

"el, masuk duluan gih," ucap Saga, dia agak mendorong Elang yang berada di barisan terdepan.

"njir gue mulu jadi tumbal," kesal Elang, ya mau tak mau dia pun mulai menaiki tangga menuju lantai dua, lantai itulah yang sering digunakan sebagai markas.

"permisi bang heheh," ucap Elang, dia cengengesan dan diikuti oleh ke enam orang yang berada di belakang Elang.

"KENAPA KALIAN KETAWA TAWA?," tanya salah satu preman dengan nada tinggi, mereka bertujuh merapatkan badan karena kaget sekaligus takut mendengar suara preman itu.

"el, el," bisik Zin,  Elang tahu apa yang dimaksud teman teman nya ini.

"gini bang kita kesini mau-,"

"turun kalian dari sini!," ucap preman itu memotong omongan Elang.

"sebelum kita turun, sebaiknya abang-abang turunin dulu nada bicaranya kita semua kaget," ucap Sam tiba tiba, semua menoleh ke arah Sam. kenapa laki laki ini suka memancing emosi.

"wah kalian nyari gara-gara datang kesini," ketiga preman itu sudah berdiri.

"rencana B," teriak Elang, mereka bertujuh lari tak karuan menuruni tangga.

**

"njir, gue gamau balik lagi ke sana," ucap Asen, mereka sudah berada di bengkel dan sibuk mengatur nafas.

ANARGYA ; BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang