Who?

340 45 0
                                    

Author P.O.V

Setelah gadis itu tersenyum lembut, ia pun mengulurkan tangan untuk membantu Mafumafu berdiri. Mafumafu pun hanya meraih uluran tangan [Y/N], setelah itu [Y/N] langsung menarik Mafumafu untuk berlari hingga kini sampai lah mereka didalam apartemen [Y/N].

Kenapa bisa ke apartemen [Y/N]? Karena mereka satu apartemen dan apartemen tempat tinggal mereka lah yang dipakai Mafu untuk bunuh diri.

[Y/N] pun langsung mendudukkan Mafu di sofa nya yang empuk dan langsung menyelimuti Mafu dengan selimut yang telah ada. "Tunggu bentar, aku akan membuatkan sesuatu yang hangat" ucap [Y/N] sambil tersenyum manis.

[Y/N] pun kedapur untuk membuat  segelas kopi panas untuk Mafu. "Kau bahkan tak mengingatku ya?" Ucap [Y/N] sendu sambil menatap pantulan dirinya di kopi.

Setelah selesai, [Y/N] pun langsung membawa nya ketempat dimana Mafu berada. Yap, diruang TV.

"Ini Mafu-san" Ucap [Y/N] sambil menyodorkan kopi panas ke Mafu, lalu keheningan pun terjadi. Keheningan itupun pecah karena pertanyaan yang dilontarkan oleh Mafu. "Ano, bagaimana kau tahu nama ku?" Tanya Mafu tetap dengan nada tanpa intonasinya.

"Oh ya, kita belum berkenalan ya? Aku [Y/N]. Kalo soal namamu itu rahasia~" Goda [Y/N] tapi kayaknya kagak mempan.

"Kenapa [Y/N]-san menolong orang sepertiku?" Tanya Mafu penasaran, bagaimana mungkin ada orang yang mau menolong orang yang tak ia kenal? Pikir Mafu.

"Menolong itu kewajiban tau" ucap [Y/N] sambil menjitak Mafu lalu tersenyum lembut. "Juga, melihatmu melakukan itu mengingatkan ku kepada seseorang" tambah [Y/N] sambil tersenyum kecut.

"Kepada siapa?" Tanya Mafu lagi sambil memiringkan kepalanya, "Diriku" ucap [Y/N] sambil menunduk.

Tiba-tiba [Y/N] pun langsung memeluk Mafu dan mengelus surai putih milik Mafu. "Maka dari itu, jangan lah kamu bunuh diri. Aku tahu kau muak dengan dunia nan busuk ini, aku tahu kamu benci hidup dengan penderitaan tanpa kebahagiaan ini. Kini, mari temukan sisi indah dunia ini. Mungkin kau menganggap dunia ini tak mempunyai sisi indah, tapi percayalah karena aku juga begitu. Aku akan membantu mu keluar dari lubang keputus asaan ini, maka berjanjilah kau tak akan bunuh diri lagi." Bisik [Y/N] kepada Mafu

Manik merah Mafu pun membulat, kini ia merasa hangat. Padahal tadi ia merasa dingin sekali, tapi kehadiran gadis itu membuat diri Mafu merasa hangat bahkan hatinya juga.

Tiba-tiba Mafu merasa ada yang menggenggam tangannya dan itu sudah pasti [Y/N]. "Tangan mu dingin sekali Mafu-san, lagian mengapa kau keluar di musim salju tanpa memakai syal dan sarung tangan??!" Omel [Y/N] sambil tetap menggenggam tangan Mafu.

"Apa begini terasa lebih hangat?" Ucap [Y/N] dengan nada yang lembut, hal itu membuat pipi Mafu sedikit memerah. "Mouu.. kalo ditanya itu jawab Mafu-san!" Omel [Y/N] lagi sambil mempoutkan pipinya.

Tanpa sadar, tangan Mafu terangkat dan menyentuh pipi [Y/N]. Pipi [Y/N] pun memanas bersama dengan jantungnya yang berpacu cepat, sementara Mafu yang langsung tersadar pun segera menarik tangannya lalu meminta maaf.

"Gomennasai, [Y/N]-san" ucap Mafu sambil menunduk malu, "Tak apa kok" ucap [Y/N] dengan santai.

[Y/N] pun mencubit pipi Mafu sambil berkata "Mafu-san harus selalu tersenyum, tapi bukan senyum palsu. Tapi, senyum yang jujur dari lubuk hati terdalam mu" ucap [Y/N] dengan nada lembut.

Apakah [Y/N] memang penyelamat ku? Tanya Mafu didalam hati.

Lalu, tiba tiba [Y/N] duduk disamping Mafu lalu menarik Mafu agar tidur dipahanya. Setelah berhasil dan kini kepala Mafu ada dipaha [Y/N] , [Y/N] pun membelai surai putih halus milik Mafu.

Mafu pun terkantuk hingga akhirnya dia tidur.

"Aku akan menyelamatkan mu Mafu-kun" ucap [Y/N] sambil tetap membelai surai putih Mafu.

TBC

Huaah!! Akhirnya jadi juga chapter pertama cerita ini :'D

Dibuat saat tahun baru lagi soalnya aku sendirian.

Yosh, HAPPY NEW YEAR MINNA!!!

Semoga tahun ini menjadi tahun yang lebih baik dari tahun sebelumnya yah
^•^.

Don't forget vote and comment >///<

See you next time...

あなたを救います [Mafumafu x Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang