"Ah!! [Y/N]-chan!!"
Tiba tiba aku mendengar suara anak kecil yang memanggilku. Akupun menoleh dan mendapati anak bersurai putih juga bermanik ruby.
Menurut ingatan pemilik badan ini, ia adalah Mafu. Orang pertama yang berinteraksi dengan dirinya diluar rencana percobaan. Sungguh malang sekali ya.
"Mafu, kita harus lari sekarang" ucap ku meyakinkan anak kecil itu. Dia harus lari bersama pemilih tubuh ini, batinku.
"Eh? Kenapa [Y/N]-chan?" Balas anak itu sambil memiringkan kepalanya. Sebuah ciri ketika seorang anak kecil bingung.
Tanpa menjawab nya, akupun menarik dia lari ke pintu keluar. Namun, aku melihat seorang penjaga yang memegang senapan.
Aku pun menyuruh Mafu untuk sembunyi dan jangan bersuara, sedikit pun.
Dengan timing yang tepat, akupun memukul tengkuk penjaga itu dan menggeledah nya untuk mencari senjata.
"Ah, granat" gumam ku tanpa sadar. Aku pun berpikir mengapa dia membawa granat untuk fasilitas percobaan anak kecil ini.
Aku pun langsung membawa granat dan senapan itu serta menarik Mafu untuk ke gerbang keluar basement itu.
Pengamanan yang sangat lemah, pikir ku.
Di gerbang basement itu hanya ada beberapa penjaga yang tidak fokus semua. Aku pun melemparkan granat ke arah mereka dan---
DUARRR
Meledak.
Akupun langsung menarik Mafu untuk benar benar keluar dari fasilitas busuk itu.
Dan saat kami keluar ada hal yang harus kami urus lagi. Yaitu, bagaimana tubuh sekecil ini dan Mafu bisa hidup di dunia yang keras ini.
Pilihan pertama, balik lagi.
Tapi kalau balik lagi, ya ketangkep dan dijadiin kelinci percobaan lagi.
Pilihan kedua, nelpon temen bajingan.
Dipertimbangkan karena dia kaya dan seorang pengusaha yang sukses juga walaupun dunia bawah sih. Aah, hal itu harus dipilih ya.
Untuk pilihan kedua, aku butuh ponsel dan seperti nya aku harus melakukan kebiasaan jika terdesak. Maling.
Jika ingin maling tapi tidak ingin dipenjara, ya harus maling dari preman.
Aku pun berjalan menarik Mafu untuk mencari target a.k.a calon korban ku. Pasti yang jadi korban tidak akan menyangka sama sekali ya, batin ku.
Akupun berjalan entah kemana di fasilitas itu. Yang kutemukan malah kesunyian tanpa seorang pun.
Sayup-sayup kudengar suara seperti helikopter dan aku pun langsung bersembunyi di samping bangunan terdekat. Aku pun membekap mulut Mafu memastikan agar dia diam dan tidak mengeluarkan suara.
Mereka bergerak dan mulai memasuki fasilitas ruang bawah tanah itu lalu ada juga yang memeriksa sekitar seperti mencari sesuatu.
Seperti nya mereka sudah menghubungi pusat. Tapi, siapa yang menghubungi pusat? Aku kan sudah membunuh mereka semua, Batinku.
Akupun meraba raba kantung ku berharap menemukan granat walau satu saja, dan hasil nya zonk.
"Mafu, apa kau membawa benda seperti flashbang atau granat?" Bisik ku kepada Mafu. Entah dia mengerti atau tidak karena dia seorang anak kecil.
Akupun melihat dia merogoh kantung nya dan Bam. Flashbang.
Sudah kuduga anak anak dari fasilitas percobaan itu pasti bukan anak anak biasa.
"Bagus, Mafu" akupun melepaskan kawat nya dan melemparkan nya ke mobil tempat mereka muncul dan BAM!.
Sinar putih silau pun membutakan mata yang melihat walaupun aku tidak. Akupun menarik Mafu dan berlari ke arah mobil mereka.
Tinggal sedikit lagi, aku akan mencapai mobil itu dan---
Sebuah pukulan mendarat di kepalaku. Tentu saja, sepertinya itu bukan pukulan yang ringan untuk ditahan tubuh seorang anak kecil.
Darah pun menghiasi kulit ku yang pucat dan kulihat Mafu yang mengguncang kan badan ku dan seperti berteriak. Tapi, aku tidak tahu apa yang dia teriakkan.
Kupikir inilah saat nya---
"122K8A"
"Hah?" Dan kulihat wajah nya yang seperti terkejut sekaligus tegang.
"Itu kode perjanjian kita kan? Kurisu?" Balas ku sambil menatap nya walaupun rasanya kepalaku sakit sekali. Dan, kurang ajarnya dia menodongkan pisau ke kepalaku.
"Siapa kau?" Dia pun menatap ku dengan tajam. Untung dia membiarkan Mafu.
"Heh Kurisu bodoh, aku ini Rika. Kau lupa aku diculik kesini untuk jadi bahan percobaan?" Ucap ku dengan santai sambil menatap nya remeh.
"Benar juga ya" akhir nya percaya juga si sialan itu. Si Kurisu adalah partner in crime ku walaupun aku niat membunuh nya kalau sedang bosan.
Nama aslinya Kris. Tapi, karena ini Jepang jadi kupanggil dia Kurisu. Orang nya mau ya lanjut.
Entah kenapa orang kek dia bisa ada di dunia bawah. Kenapa ga jadi om om Ugly Bastard aja? Batinku.
"Lalu dimana tubuh mu yang asli?" Dan akupun butuh beberapa menit hingga akhir nya aku sadar.
"Ah.. aku tinggal di dalam" ucap ku sambil memakai wajah tak berdosa.
"Berarti kau terjebak di tubuh ini selamanya dan tidak bisa kembali lagi?"
"Kesimpulannya iya"
Dia pun memegang kepalanya pening. Makan tuh karma pas tubuh gw normal eh lu malah jadi bocah kek gw sekarang, batin ku sambil menyembunyikan ekspresi licik.
"Aku akan ada di naungan mu lagi. Jadi, tolong beri biaya hidup dan urus kami berdua ,Kurisu sialan" ucap ku sambil memasang wajah kesal jadi harus memohon kepadanya. Cih.
Dan dengan tiba tiba Kurisu sialan ini memelukku dengan erat entah maksudnya.
"Kukira kau sudah tidak bisa peduli lagi terhadap orang sekitar, Rika" gumam nya ditelinga ku entah apa maksudnya.
"Dasar mesum, pedofil, lolicon, gigolo!!" Aku pun mengumpat dia sambil berteriak.
"Nyahahaha~! Tapi..."
Jeda dia yang membuat ku penasaran.
"Kau ingin hidup dengan menginjak mayat lagi?"
Kata kata itu sama sekali tidak berasa di hatiku. Hanya seperti, perangkap keraguan.
"Tentu saja tidak. Tapi, asal bisa bersama seseorang yang kuinginkan... Kau tahu kan? Kurisu?" Aku pun tersenyum dengan polos seperti anak kecil.
"Kau benar benar monster mutasi terhebat ya, Rika"
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
あなたを救います [Mafumafu x Reader]
RandomDulu.. kau yang menyelamatkanku Membawa sekaligus menjadi cahaya dalam kehidupan suramku Memberiku kasih sayang, cinta, dan kehangatan.. juga harapan Kini giliran aku yang menyelamatkanmu... Mafu-kun ...