M A N J A 05

426 34 0
                                    

Nara bangun karena ibunya mengguncangkan tubuhnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nara bangun karena ibunya mengguncangkan tubuhnya.

"Tunggu sebentar lagii"

"Ayo kita mau kerumah sakit"

"Aku dirumah aja"

"Mamanya changbin masuk rumah sakit"

"HAH?!"

Mendengar berita itu, nara langsung bangun dengan cepat.

"Tante heejin sakit apa?!"

"Mama juga nggak tau makanya udh ikut cepetan"

"Yaudah aku mandi dulu bentar"

Lalu nara langsung bergegas kekamar mandi. Mamanya changbin sangat menyayangi nara, begitupun juga dengan nara. Nara menyayangi ibunya changbin seperti ibunya sendiri.

▪♡♡♡▪

Sekarang nara, ibu, dan ayahnya sedang dalam perjalanan kerumah sakit dimana ibunya changbin dirawat. Nara gelisah, takut terjadi sesuatu pada ibunya changbin.

Sesampainya nara disana, nara langsung berjalan kearah ruangan yang diberitahukan ayahnya changbin. Begitu juga dengan ayah dan ibunya nara.

Beberapa menit kemudian nara menemukan ruangannya. Nara mengetuk pintunya dulu baru masuk.

"Permisi" ucap nara.

"Oh! Kalian sudah sampai" ucap ayahnya changbin.

Begitu nara memasuki ruangan itu, nara melihat ibunya changbin terbaring lemah dengan infusan dan juga bibir yang sangat pucat. Disampingnya juga terlihat changbin dengan wajah yang lesu memegang tangan ibunya.

"Tante kenapa om?" Tanya nara khawatir

"Tante terdiagnosa terkena kanker leukimia stadium 3"

Nara dan kedua orang tuanya yang mendengar itupun terkejut bukan main. Nara mendekat kearah changbin, sedangkan orang tua nara dan ayahnya changbin pergi keluar untuk membicarakan sesuatu.

"Changbin.."

Merasa terpanggil, changbinpun menengok.

"Sabar ya..."

"Iya raaa"

Setelah itu tidak ada yang berbicara lagi. Beberapa menit kemudian orang tua nara dan ayahnya changbin kembali. Wajah mereka terlihat sangat serius.

"Changbin, nara kemarilah" ucap ayahnya changbin.

Changbin dan nara saling bertatap tatapan lalu beranjak mendekati orangtua mereka.

"Kita sudah membahas ini tadi, dan kami menyetujui kalau kalian akan menikah" ucap ayahnya changbin.

Mendengar hal itu nara sangat terkejut. Bagaimana bisa changbin dan nara menikah kalau mereka saja masih sekolah.

"Om... om lagi bercanda kan? Nggak mungkin aku sama changbin nikah, kita masih sekolah"

"Iya om tau... tapi tante heejin pengen banget liat kalian berdua menikah. Karena melihat keadaan tante heejin yang seperti itu mau tidak mau kita harus menikahkan kalian lebih cepat"

Nara menghela napasnya lalu melihat changbin yang diam saja.

"Kasih aku waktu, aku butuh waktu untuk pikirin semuanya"

Setelah mengatakan itu nara langsung beranjak keluar meninggalkan rumah sakit. Nara masih terkejut dengan perkataan ayahnya changbin. Sesampainya nara dirumah nara langsung mandi dan tidur.

Sedangkan changbin, dia juga sama terkejutnya dengan nara. Saat ini perasaan changbin teraduk aduk antara senang karena dia akan menikah dengan nara dan sedih melihat ibunya yang seperti itu.

"Changbin..."

Merasa terpanggil changbinpun menengok.

"Kamu belum makan kan? Makan dulu yuk sama papa"

"Mama siapa yang jagain?"

"Biar tante sama om aja yang jagain" ucap mamanya nara.

Lalu changbin dan ayahnya pergi ke kantin rumah sakit. Saat changbin dan ayahnya makan, tidak ada satupun dari mereka yang berbicara. Sampai akhirnya changbin bersuara.

"Pa, papa yakin mau nikahin binnie sama nara?"

"Emangnya kamu gak mau?" Tanya ayahnya, kemudian changbin diam.

"Papa tau kok kamu mau, papa tau kamu suka sama nara kan?"

"Apaansih pa" ucap changbin yang kupingnya mulai memerah.

Setelah itu mereka melanjutkan makan lalu kembali ke kamar ibunya changbin. Changbin kembali duduk disamping ibunya dan melihat wajahnya.

"Karena kalian sudah kembali, kami pulang dulu ya..."

"Iya om, tante, terima kasih sudah datang... hati hati dijalan"

"Iya, kamu juga ya, harus semangat jangan lemes, jaga kesehatan ya..."

"Iya tante" ucap changbin sambil tersenyum.

Setelah itu ayah dan ibunya nara pergi. Changbin kembali duduk disamping ibunya. Lalu ayahnya mendapatkan telepon dari seseorang yang membuat ayahnya harus pergi meninggalkan changbin dan ibunya berdua.

"Yaudag papa berangkat dulu ya, jagain mama kamu"

"Iya pa..."

Setelah ayahnya pergi changbin menghela napas.

"Hhh...... mama harus sembuh yaa, supaya mama bisa liat aku sama nara nikah, terus bisa liat cucu mama nanti, bisa gendong gendong" ucap changbin yang matanya mulai berkaca kaca.

Changbin sangat sedih dia takut kehilangan mamanya. Makin lama tangis changbin semakin kuat. Untungnya changbin sendiri dan tidak ada pasien atau orang lain diruangan itu.

▪♡♡♡▪

4.01.20
7 : 19  PM

M A N J A || SEO CHANGBINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang